Yogya Barat. Bertempat di Aula Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo, Kolonel Inf Jaelan selaku Kasiter Korem 072 Pamungkas, Kamis (12/04/18) menjadi salah satu pengisi materi Wawasan Kebangsaan.
Pelaksana Acara Sinau (belajar) Pancasila dan Wawasan Kebangsaan ini dari Kesbangpol Propinsi DIY kepada Tomas, Toga, Toda di Wilayah Kabupaten Kulon Progo dan dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Pengasih.
Hadir dalam acara selain Kasiter Korem 072 Pamungkas antara lain,Agung Supriyono SH Kesbangpol DIY.Dr Surono Kepala Pusat Studi Pancasila UGM.Kapten Kav Isngafuan Danramil 11/Pengasih.AKP Heri Bertus Kanit Intel Polsek Pengasih.Ir. Aspiyah M. Si Camat Pengasih.
Selaku Camat Pengasih, Ir Aspiyah M. Si,mengucapkan terimakasih kepada para peserta dan nara sumber, atas diselengarakan acara ini. Kegiatan seperti ini sangat penting bagi peningkatan kesadaran masyarakat atas Pancasila. Yang kita ketahui semenjak reformasi, karekter bangsa Indonesia mulai luntur. Untuk itu perlu sekali ditingkatkan kesadaran Ideologi Pancasila.
Di tempat yang sama pengisi materi Wasbang, Dr Surono sebagai Kepala Pusat Studi Pancasila UGM, menjelaskan lebih lanjut. Saat ini Kita memasuki Proxy War atau Perang Asimetris. Dalam bentuk menggunakan senjata seperti pornografi, narkoba. Terlebih dengan adanya Perubahan Perundang Undangan UU Sitdiknas Tahun 2003, dimana telah menghapuskan pelajaran PPKN menjadi hanya PKN( kata Pancasila di hapus). Ini merupakan tantangan nagi generasi penerus Bangsa Indonesia.
Hadir dalam acara selain Kasiter Korem 072 Pamungkas antara lain,Agung Supriyono SH Kesbangpol DIY.Dr Surono Kepala Pusat Studi Pancasila UGM.Kapten Kav Isngafuan Danramil 11/Pengasih.AKP Heri Bertus Kanit Intel Polsek Pengasih.Ir. Aspiyah M. Si Camat Pengasih.
Selaku Camat Pengasih, Ir Aspiyah M. Si,mengucapkan terimakasih kepada para peserta dan nara sumber, atas diselengarakan acara ini. Kegiatan seperti ini sangat penting bagi peningkatan kesadaran masyarakat atas Pancasila. Yang kita ketahui semenjak reformasi, karekter bangsa Indonesia mulai luntur. Untuk itu perlu sekali ditingkatkan kesadaran Ideologi Pancasila.
Di tempat yang sama pengisi materi Wasbang, Dr Surono sebagai Kepala Pusat Studi Pancasila UGM, menjelaskan lebih lanjut. Saat ini Kita memasuki Proxy War atau Perang Asimetris. Dalam bentuk menggunakan senjata seperti pornografi, narkoba. Terlebih dengan adanya Perubahan Perundang Undangan UU Sitdiknas Tahun 2003, dimana telah menghapuskan pelajaran PPKN menjadi hanya PKN( kata Pancasila di hapus). Ini merupakan tantangan nagi generasi penerus Bangsa Indonesia.
" Yogyakarta ini yang mempunyai predikat Kota Pendidikan, saat ini memasuki masa darurat untuk bahaya narkoba dengan kode 'SELALU RINDU'. Selain itu Pancasila saat ini di benturkan dengan agama, padahal Pancasila mengatur berbangsa dan beragama sedangkan agama, mengatur kita untuk menjalankan agama kita masing masing. Untuk itulah kenapa Pacasila ini sangat penting bagi dasar keberadaan Bangsa ini kedepan. Inti Pancasila adalah Beragama dan Persatuan, sehingga mempunyai adab Budaya dan Tata Etika berkepribadian" jelas Dr Surono.
Pengisi Materi berikutnya menjabarkan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI) oleh Kasi Korem 072 Pamungkas.Menurut Kolonel Inf Jaelan, Empat (4) pilar Kebangsaan Indonesia terbagi atas 4 Konsensus Bangsa yaitu:Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tinggal Ika. Jumlah pulau di Indonesia ada 17.504 pulau. Yang sudah bernama ada 5698 pulau, dan yang belum bernama masih 11.801 pulau. Sedangkan Bangsa Indonesia terdiri dari 449 suku Bangsa.
Esensi
nilai NKRI itu adalah meliputi nilai Kesatuan Wilayah, Nilai Persatuan
Bangsa. Jadi nilai Kesatuan Wilayah itu merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tidak bisa dipisahkan. Atau bisa juga disebut nilai Kemandirian
Bangsa. Sedangkan yang di sebut Implementasi nilai Persatuan Bangsa
meliputi
a. Penghormatan kepada Simbol Negara ( UU No.24 th 2009).
b. Membangun Kesadaran Integrasi toleransi.
c. Meningkatkan kesadaran multikulturalisme.
d. Bangunan organisasi non Primodial.
e. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.
"Saat
ini dengan adanya Beasiswa untuk Sekolah keluar Negeri, Kita harus
waspada jangan sampai akhirnya tidak mau pulang karena merasa yang
membiayai bukan dari Indonesia dan ini adalah salah satu bentuk serangan
dari Bangsa lain. Selain itu, Hukum harus dihormati sebagai Pranata
Sosial Kebangsaan yang menganut prinsip persamaan dihadapan Hukum.
Kesimpulannya bahwa bagi Indonesia, NKRI adalah harga mati dan tidak bisa di tawar tawar lagi." tegas Kolonel Inf Jaelan. (NSR/bang natsir).
Posting Komentar