Jakarta, PK - Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Laksda TNI R. Achmad Rivai, S.E., M.M. mengatakan bahwa semoga tidak terjadi melepas life raft. Hal itu disampaikan saat memimpin langsung latihan peran peninggalan prajurit KRI Jajaran Satlinlamil Jakarta di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (19/4).
Rilis yang juga diterima Portal Komando melalui Dispenkolinlamil menyebutkan pada kegiatan latihan peran peninggalan tersebut diskenariokan bahwa KRI Tanjung Kambani 971 jenis Bantu Angkut Personel (BAP) sedang dalam kegiatan operasi angkutan laut militer mengangkut pasukan yang akan bertugas di daerah perbatasan.
Saat lintas laut, KRI Tanjung Kambani 971 tiba-tiba mengalami kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik. Tim Penyelamatan Kapal (PEK) dengan susah payah berjibaku berusaha mengatasi si jago merah namun kebakaran tidak dapat diatasi dan dengan cepat meluas ke seluruh bagian Kapal. Dalam keadaan darurat Komandan KRI memerintahkan untuk meninggalkan kapal karena kapal sudah tidak dapat diselamatkan. Peran peninggalanpun diumumkan agar terdengar keseluruh ruang-ruang kapal. Sesuai prosedur pentahapan peran peninggalan, seluruh prajurit KRI dan penumpang menuju life raft dan sekoci penolong yang telah ditentukan, bersiap meninggalkan Kapal. Satu persatu life raft dilempar ke laut, sekoci penolong diturunkan ke air diikuti oleh para prajurit dan penunpang melompat kelaut dan menaiki life raft dan sekoci penolong masing-masing.
Panglima Kolinlamil, Laksda TNI R. Achmad Rivai, S.E., M.M. didampingi Kaskolinlamil, Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Bambang Trijanto dan para pejabat utama Kolinlamil memantau langsung jalannya latihan peran tersebut.
Disela –sela kegiatan latihan, Panglima Kolinlamil menjelaskan tujuan dari kegiatan latihan peran peninggalan ini untuk memberikan pembekalan kepada prajurit KRI jajaran Satlinlamil Jakarta untuk lebih memantapkan dan meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan dalam melaksanakan peran peninggalan.
“Latihan peran peninggalan ini, untuk melatih kesiapsiagaan prajurit KRI khususnya Satlinlamil Jakarta jika dalam menghadapi keadaan darurat kondisi kapal sudah tidak dapat diselamatkan, maka para prajurit KRI harus meninggalkan kapal” ujar Panglima Kolinlamil.
Dalam latihan ini juga menjadi ajang uji fungsi lifecraft di KRI Tanjung Kambani 971 dengan melemparkan ke laut sesuai dengan prosedur sehingga para prajurit dapat merasakan dan melihat langsung bagaimana life raft itu bekerja.
Life raft dengan kapasitas 25 orang tersebut secara teknis mengembang sempurna sesaat setelah dilempar ke laut.
Usai pelaksanaan latihan peran tersebut, Pangkolinlamil di Dermaga langsung memberikan arahan dan penekanan kepada para Komandan unsur/ Komandan KRI, seluruh perwira dan anggota, KRI Banda Aceh 593, KRI Teluk Amboina 503, KRI Teluk Hading 538, KRI Tanjung Kambani-971 dan KRI Tanjung Nusanive-973.
Pangkolinlamil mengatakan terima kasih atas pelaksanaan latihan peran peninggalan terlaksana cukup baik.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian para prajurit pengawak kapal perang bahwa dalam kegiatan latihan utamakan keselamatan personel dan material. Ikuti prosedur tetap urutan-urutan pelaksanaan kegiatan sehingga terwujud “Zero Accident”
Demikian pula dalam peran peninggalan agar dilaksanakan dengan tahap-tahap sesuai prosedur, perhitungkan waktu dengan cepat, dan yakinkan tidak ada rintangan saat lompat ke laut.
Kepada Komandan Satuan dan Komandan Unsur jajaran Kolinlamil, Pangkolinlamil menekankan agar setiap KRI melaksanakan latihan peran-peran lebih intensif dalam rangka keberhasilan pelaksanan tugas angkutan laut militer.
Sementara itu Komandan Satlinlamil Jakarta, Kolonel laut (P) Bambang Trijanto usai latihan mengatakan bahwa KRI jenis LST jajaran Satlinlamil Jakarta dilengkapi sedikitnya 10 liferaft yang terpasang di lambung kanan dan kiri KRI. "Selain itu dilengkapi dengan peralatan penolong lainnnya seperti jaket pelampung sebagai kelengkapan tiap personel pengawak kapal perang dan jaket pelampung sesuai jumlah pasukan dalam kegiatan operasi angkutan laut militer" imbuhnya.(AD)
Saat lintas laut, KRI Tanjung Kambani 971 tiba-tiba mengalami kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik. Tim Penyelamatan Kapal (PEK) dengan susah payah berjibaku berusaha mengatasi si jago merah namun kebakaran tidak dapat diatasi dan dengan cepat meluas ke seluruh bagian Kapal. Dalam keadaan darurat Komandan KRI memerintahkan untuk meninggalkan kapal karena kapal sudah tidak dapat diselamatkan. Peran peninggalanpun diumumkan agar terdengar keseluruh ruang-ruang kapal. Sesuai prosedur pentahapan peran peninggalan, seluruh prajurit KRI dan penumpang menuju life raft dan sekoci penolong yang telah ditentukan, bersiap meninggalkan Kapal. Satu persatu life raft dilempar ke laut, sekoci penolong diturunkan ke air diikuti oleh para prajurit dan penunpang melompat kelaut dan menaiki life raft dan sekoci penolong masing-masing.
Panglima Kolinlamil, Laksda TNI R. Achmad Rivai, S.E., M.M. didampingi Kaskolinlamil, Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Bambang Trijanto dan para pejabat utama Kolinlamil memantau langsung jalannya latihan peran tersebut.
Disela –sela kegiatan latihan, Panglima Kolinlamil menjelaskan tujuan dari kegiatan latihan peran peninggalan ini untuk memberikan pembekalan kepada prajurit KRI jajaran Satlinlamil Jakarta untuk lebih memantapkan dan meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan dalam melaksanakan peran peninggalan.
“Latihan peran peninggalan ini, untuk melatih kesiapsiagaan prajurit KRI khususnya Satlinlamil Jakarta jika dalam menghadapi keadaan darurat kondisi kapal sudah tidak dapat diselamatkan, maka para prajurit KRI harus meninggalkan kapal” ujar Panglima Kolinlamil.
Dalam latihan ini juga menjadi ajang uji fungsi lifecraft di KRI Tanjung Kambani 971 dengan melemparkan ke laut sesuai dengan prosedur sehingga para prajurit dapat merasakan dan melihat langsung bagaimana life raft itu bekerja.
Life raft dengan kapasitas 25 orang tersebut secara teknis mengembang sempurna sesaat setelah dilempar ke laut.
Usai pelaksanaan latihan peran tersebut, Pangkolinlamil di Dermaga langsung memberikan arahan dan penekanan kepada para Komandan unsur/ Komandan KRI, seluruh perwira dan anggota, KRI Banda Aceh 593, KRI Teluk Amboina 503, KRI Teluk Hading 538, KRI Tanjung Kambani-971 dan KRI Tanjung Nusanive-973.
Pangkolinlamil mengatakan terima kasih atas pelaksanaan latihan peran peninggalan terlaksana cukup baik.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian para prajurit pengawak kapal perang bahwa dalam kegiatan latihan utamakan keselamatan personel dan material. Ikuti prosedur tetap urutan-urutan pelaksanaan kegiatan sehingga terwujud “Zero Accident”
Demikian pula dalam peran peninggalan agar dilaksanakan dengan tahap-tahap sesuai prosedur, perhitungkan waktu dengan cepat, dan yakinkan tidak ada rintangan saat lompat ke laut.
Kepada Komandan Satuan dan Komandan Unsur jajaran Kolinlamil, Pangkolinlamil menekankan agar setiap KRI melaksanakan latihan peran-peran lebih intensif dalam rangka keberhasilan pelaksanan tugas angkutan laut militer.
Sementara itu Komandan Satlinlamil Jakarta, Kolonel laut (P) Bambang Trijanto usai latihan mengatakan bahwa KRI jenis LST jajaran Satlinlamil Jakarta dilengkapi sedikitnya 10 liferaft yang terpasang di lambung kanan dan kiri KRI. "Selain itu dilengkapi dengan peralatan penolong lainnnya seperti jaket pelampung sebagai kelengkapan tiap personel pengawak kapal perang dan jaket pelampung sesuai jumlah pasukan dalam kegiatan operasi angkutan laut militer" imbuhnya.(AD)
Posting Komentar