Hingga saat konferensi pers berlangsung, Kabasarnas mengkonfirmasi total jumlah korban adalah 30 jenasah. Sebanyak 10 jenasah dalam proses penerbangan ke Surabaya, 4 jenasah berada di Pangkalan Bun, dan 7 jenasah di KRI Bung Tomo, sementara 1 jenasah lainnya masih berada di KD Pahang milik Malaysia. Basarnas bersama tim SAR gabungan masih terus berupaya keras menghadapi cuaca dan gelombang ekstrim demi mengevakuasi 8 jenasah yang masih berada di kapal, untuk selanjutnya dibawa ke Pangkalan Bun. Selain penemuan jenasah, tim SAR gabungan juga menemukan beberapa objek dari pesawat nahas itu.
“Gambaran garis besar bagaimana perjuangan satuan-satua saya yang berada di daerah operasi, kita lihat semua di sini merah, kita lihat di sini 3 sampai 4 meter, tapi pada kenyataannya ada bagian yang mencapai 5 meter,” jelas Kabasarnas. Kondisi alam itu lah yang mempersulit proses pemindahan jenasah dari satu kapal ke kapal lainnya. Kedepannya untuk mengantisipasi kesulitan terhadap tinggi gelombang yang tidak bersahabat, maka malam ini akan masuk ke daerah operasi SAR Kapal Tunda Samudera milik SKK Migas. Kapal ini dapat mempermudah proses transfer jenasah atau objek lainnya meski dalam kondisi gelombang tinggi.
Sementara itu 2 kapal tanker yang diperbantukan bertujuan untuk melakukan bekal ulang, terutama adalah bahan bakar. “Saya tidak ingin kehilangan semua objek pencarian yang ada di wilayah mision area hanya karena ditinggalkan oleh kekuatan-kekuatan kita yang harus keluar di daerah pencarian untuk melakukan bekal ulang,” tegasnya. Sebanyak 5000 kiloliter bahan bakar minyak akan dibawa oleh kapal milik SKK Migas dan KRI Sungai Gerong.
Kapal-kapal yang beroperasi dengan sasarannya bawah air yakni 3 kapal yang memiliki kemampuan deteksi “under water” tetap melakukan pencarian hingga besok pagi. Upaya ini terus dilakukan agar dapat menemukan titik terang keberadaan korban yang masih belum ditemukan. Seluruh temuan korban hari ini berada di kotak merah dalam peta ploting pada daerah prioritas. Pencarian kali ini mulai menemukan adanya tumpahan minyak, namun dikatakan oleh Kabasarnas bahwa dugaan-dugaan keberadaan pesawat masih belum bisa dipastikan. Disamping proses pencarian dengan mengerahkan kapal-kapal, juga dilakukan mapel (maklumat pelayaran) kepada kapal-kapal yang melintas bahkan kapal nelayan tradisional, agar melaporkan bila menemukan suatu yang berkaitan dengan musibah ini. Pemapelan ini dilakukan melalui SROP radio-radio pantai. (ay)
Posting Komentar