Home » » Membangun Papua Perlu Pendekatan Antropologi Dan Sosiologi

Membangun Papua Perlu Pendekatan Antropologi Dan Sosiologi

Written By ANDI on 22 Jul 2017 | 9:28 AM



PK,.PAPUA,.Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit didampingi Kasdam XVII/cenderawasih Brigjen TNI Herman Asaribab, para Asisten Kasdam XVII/Cenderawasih dan Kabalak Kodam XVII/Cenderawasih menerima kunjungan kehormatan Duta Besar RI untuk Manila Letjen TNI ( Purn) Jhoni Lumintang dan Konsul Kehormatan Palau Mr. Ignacio Anastiacio pada Jumat 21 Juli 2017 bertempat di Ruang Bina Yudha Makodam.

Pada kesempatan itu Pangdam menyampaikan tentang keadaan stabilitas wilayah Papua saat ini. Papua pada saat sekarang ini dalam keadaan kondusif dan segenap perangkat pemerintahan mampu melakukan tugas dan fungsinya serta kegiatan kemasyarakatan berjalan lancar. “Terciptanya stabilitas wilayah ini sesungguhnya bukan hanya karena tugas aparat TNI/Polri saja, akan tetapi karena peran serta seluruh elemen bangsa baik Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, aparatur pemerintah maupun masyarakat Papua sendiri yang peduli atas terwujudnya rasa aman dan nyaman di lingkungannya,” kata Pangdam..

Pangdam juga menyampaikan bahwa di Papua sering terjadi pertikaian antar suku terutama di wilayah pegunungan, tingkat ekonomi, pendidikan dan kesehatan penduduk asli yang masih kurang serta adanya hukum adat yang dominan sehingga berdampak pada pembangunan di wilayah Papua, serta masih adanya aksi gangguan keamanan oleh kelompok beda paham yang berupaya mengganggu stabilitas keamanan, menghambat pembangunan di wilayah Papua.

Lebih lanjut Pangdam sampaikan,” dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di wilayah Papua pemerintah Indonesia melalui Presiden memberikan 5 kebijakan dalam penanganan Papua yaitu menguatkan kedaulatan dengan menghormati keragaman dan kekhususan Papua, melakukan penataan optimal UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otsus Papua, melaksanakan Affirmatif Policy dahulu diartikan memberikan keistemewaan dan kesempatan yang lebih kepada warga asli Papua mengalami Affirmative Action diluar sumber daya alam, mendesain dan menyusun strategi kebijakan untuk mempercepat pembangunan Papua termasuk anggarannya dan pendekatan bukan melalui pendekatan keamanan, tetapi dengan peningkatan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. 
 
Konsep Kodam XVII/Cenderawasih dalam menangani permasalahan di Papua menggunakan “Smart Power” dengan mengedepankan “Soft Power” didukung oleh “Hard Power” serta membangun kepercayaan kepada masyarakat melalui pendekatan Agama, Budaya dan Kesetaraan. Dalam mendukung akselerasi pembangunan di Papua Kodam XVII/Cenderawasih melaksanakan kegiatan Pembinaan teritorial guna mewujudkan Papua Tanah Damai.

Sementara itu Duta Besar RI untuk Manila Letjen TNI ( Purn) Jhoni Lumintang menyampaikan bahwa kunjungannya ke Papua ini sengaja mengajak Konsul kehormatan di Palau agar Konsul dapat melihat langsung situasi dan kondisi Papua dengan mata kepala sendiri, sehingga nantinya apabila ada isu-isu negatif tentang Papua yang berkembang di negara-negara Pasifik, bapak Konsul dapat menyampaikan dan menjelaskan kepada mereka karena Konsul sudah datang sendiri dan melihat secara langsung situasi dan perkembangan pembangunan di Papua sekarang ini. Dubes juga menyampaikan bahwa dalam menangani dan membangun Papua selain yang sudah dilaksnakan selama ini perlu adanya pendekatan Antropologi dan Sosiologi sehingga masyarakat Papua dapat menerima dan pembangunan berjalan dengan lancar, aman dan damai.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2016 - All Rights Reserved
Created by Portal-Komando