PORTAL-KOMANDO.COM,.-Swasembada pangan merupakan target pemerintah untuk meniadakan ketergantungan beras dari luar negeri. Sungguh ironis, Indonesia sebagai negara agraris masih mengimpor beras dari negara lain. Oleh sebab itu berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan hasil pertanian. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu peran aktif berbagai elemen bangsa termasuk TNI.
TNI telah melakukan berbagai kerjasama
terutama dengan Kementerian Pertanian untuk mengoptimalkan upaya-upaya
dalam meningkatkan produksi pertanian. Kodam XVII/Cenderawasih dalam
mewujudkan swasembada pangan di Wilayah Papua dan Papua Barat telah
melakukan upaya khusus melalui kerjasama dengan intansi lain di wilayah.
Kodam Cenderawasih telah mengerahkan Aparat kewilayahan baik Kodim
maupun Koramil dengan ujung tombak para Babinsa untuk membantu petani
serta melakukan pendampingan dan pengkaderan serta optimalisasi peran
Babinsa di wilayah tanggungjawabnya masing-masing.
Disamping kegiatan
tersebut diatas, TNI AD juga telah melakukan pembukaan lahan pertanian
di Papua dengan mengerahkan personel dan materiilnya dari Kodam
XVII/Cenderawasih. Pembukaan lahan yang cukup besar yaitu di Merauke.
Lahan pertanian yang akan dikembangkan seluas 10.000 Ha yang tersebar di
Empat Lokasi/kampung yang berbeda antara lain : Kampung Muramsari
Semangga Tiga dan Kampung Sirapu Distrik Semangga, Kampung SP 6 Distrik
Tanah Miring, serta Kampung Wasur Distrik Merauke.
Dalam
pengerjaan ini, Pangdam XVII/Cenderawasih bertindak selaku Penanggung
jawab dan Danrem 174/ATW selaku Koordinator lapangan. Kepala pelaksana
kegiatan adalah Kolonel Czi Budi Irawan, seorang Pamen dari Direktorat
Zeni TNI AD, sedangkan Perwira Pelaksana kegiatan adalah Danden Zipur
11, Mayor Czi Dendi dengan anggota dari Denzipur 10, Denzipur 11,
Denzipur 12 dan Denzipur 13. Kegiatan ini juga didukung personel dari
Korem 174/ATW, Kodim 1707/Merauke dan Koramil jajarannya. Disamping
personel, Kodam juga mengerahkan alat berat dari Denzipur jajaran Kodam
XVII/Cenderawasih.
Pembukaan lahan di Merauke dilakukan dalam 2 tahap
pengerjaan. Tahap I seluas 2.115 Ha dan sudah selesai pada tahun ini,
sedangkan Tahap II seluas 7.885 Ha dikerjakan sampai dengan tahun depan
sebagaimana disampaikaan Perwira Pelaksana Kegiatan Mayor Czi Dendi.
Diharapkan tercapai 10.000 Ha sesuai target pada tahun 2016. Daerah yang
dibuka adalah hutan yang kurang produktif dan dijadikan lahan pertanian
yang produktif. Awalnya merupakan hutan campuran yang sedikit
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Pembukaan lahan ini tetap
memperhitungkan kelestarian hutan Papua dan aspek kesejaheraan
masyarakat. Sarana infrastruktur seperti pengairan dan irigasi juga
dibangun untuk mendukung lahan pertanian.
Aspek manfaat yang
diperoleh dari pembukaan lahan ini antara lain adalah ;
Pertama, bagi
masyarakat pribumi sebagai pemilik lahan. Mereka tetap memiliki hak
kepemilikan lahan tersebut, namun dengan dijadikan lahan pertanian
memberikan penghasilan dari sewa lahan. 1 Ha sawah disewa 1 juta rupiah
per tahun, seandainya setiap keluarga memiliki 50 Ha, mereka akan
memiliki penghasilan 50 juta/tahun. Sangat berbeda sewaktu masih berupa
hutan yang kurang produktif.
Kedua, bagi pengelola yang sebagian besar
adalah pendatang/transmigran, akan memperluas tanah olahan yang
dikelola. Kemampuan mereka cukup baik untuk mengelola lahan pertanian,
tetapi terkendala luas lahan yang terbatas. Dengan lahan baru yang cukup
luas membuat mereka makin banyak lahan yang bisa digarap. Hal ini
tentunya akan memberi kesejahteraan kepada petani penggarap, walauapun
dengan sistem sewa.
Ketiga, bagi masyarakat akan memberikan kesejahteraan
karena kualitas beras merauke cukup baik dan dapat memenuhi kebutuhan
beras bagi masyarakat. Keempat bagi Pemerintah tentunya dapat mewujudkan
swasembada pangan nasional. Hasil pertanian Merauke tidak hanya untuk
masyarakat Papua saja, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan beras
nasional. Kelima bagi TNI, program ini merupakan sarana yang baik untuk
menciptakan ketahanan pangan dan mewujudkan kemanunggalan TNI dengan
Rakyat. Dengan rakyat yang sejahtera setidaknya dapat menciptakan
stabilitas keamanan wilayah khususnya di Papua.
Program ini
dilaksanakan bukan tanpa kendala. Yang menjadi kendala pada awalnya
adalah belum dipahaminya program ini oleh masyarakat, sehingga sebagian
masyarakat menolak. Namun setelah disosialisasikan oleh Aparat Kowil
terutama para Babinsa, Tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah,
masyarakat bisa menerima dan mendukung program tsb. Pasca pembukaan
lahan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian tetap memberikan
bantuan berupa bibit pertanian, pupuk dan alat pertanian kepada para
Kelompok Tani. TNI AD melalui Babinsa yang tersebar sampai ke pelosok
wilayah akan terus melakukan pendampingan untuk membantu para Kelompok
Tani agar optimal dalam program tersebut.
Kodam XVII/Cenderawasih
terus mendukung program ini mulai dari pembukaan lahan sampai lahan siap
ditanami. Pada saat tanam serentak pada akhir November yang lalu
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian memimpin langsung
penanaman padi serentak di Merauke.
Posting Komentar