Kodiklatal, (23/3). Penyelenggaraan pendidikan militer itu keras, karena memang didisain untuk mendidik dan melatih prajurit yang siap tempur. Keras mengandung makna bahwa pembinaan fisik dan mental harus lebih kuat agar memiliki naluri tempur yang hebat, bermental baja, tahan terhadap situasi dan kondisi yang tidak menentu.
Demikian disampaikan Komandan Komando Pembinaan Dokjtrin Pendidikan dan latihan TNI Angkatan Laut (Dankodiklatal) Laksda TNI Darwanto, S.H., M.A.P dalam pengarahan kepada ratusan Pembimbing Siswa (Bingsis) dilingkungan Kodiklatal yang dilaksanakan di gedung Moeljadi kesatrian Bumimoro Kodiklatal, Jumat, (23/3).
Menurutnya dalam pendidikan militer tidak mentolelir sikap kekerasan. Jadi makna keras disini sangat berbeda dengan kekerasan. Kekerasan merupakan tindakan yang berlebihan yang Justru melanggar peraturan pembinaan dalam proses pendidikan di Kodiklatal. Bahkan, tindakan kekerasan tersebut bisa dikategorikan sebagai tindakan kriminalitas yang jelas melanggar pedoman operasional pendidikan di Kodiklatal.
Disisi lain Dankodiklatal menyampaikan bahwa seorang bingsis adalah figur dan panutan bagi seorang siswa, karena sebagai figur dan panutan yang setiap hari mendampingi siswa, maka seorang bingsis haruslah bepenampilan (performance) bagus mulai rambut hingga sepatu, seorang bingsis harus selalu yang terbaik, termasuk Postur tubuh harus proporsional.
Selain itu, seorang bingsis harus dapat berperan sebagai bapak, sebagai orang tua sekaligus sebagai kakak bagi para siswa, karena fungsi bingsis sebagai pendamping siswa harus melekat dengan siswa, agar dapat memberikan motivasi, semangat dan solusi apabila siswa mempunyai masalah yang dapat menghambat jalannya proses pendidikan yang sedang dijalani.
Adapun dalam pelaksanaan lattek siswa, lanjut Dankodiklatal, bahwa alins dan alongins yang dimiliki Kodiklatal terbatas. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan kerugian personel dan material, maka prinsip zero accident harus konsisten dipegang teguh dalam setiap kegiatan latihan. Oleh karena itu, hendaknya bingsis juga memahami petunjuk dan pengoperasian alins alongins yang digunakan dalan setiap lattek dan memastikan bahwa alins alongins yang dioperasikan memiliki sertifikat kelaikan.
Selain itu juga disampaikan sebagai bingsis harus dapat memahami dengan benar metode among asuh yang diterapkan dalam program pendidikan Kodiklatal, dengan dilandasi oleh rasa saling asah, asih dan asuh untuk menghasilkan prajurit TNI AL yang bermoral, profesional dan berani, agar lulusan Kodiklatal khususnya pada program Pendidikan Pertama (Dikma) memiliki tiga pilar kemampuan yaitu tanggap pola pikirnya, tanggon pribadinya dan trengginas pola tindaknya.
Orang nomor satu dijajaran Kodiklatal ini menekankan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, seorang bingsis harus memiliki kedisiplinan dalam segala hal. Mampu menjaga idealisme, cita cita dan tujuan. Ibarat memiliki sebuah pelita atau kompas, hanya dengan menjaga idealisme dan cita cita yang dimiliki, kita akan mampu melampaui segala kegelapan dan tidak akan pernah kehilangan arah. Tidak sekedar menjalankan perintah, sekedar bekerja, apalagi asal asalan, karena hal ini berarti akan sama dengan keletihan, hasil yang tidak optimal dan karier yang tidak Pasti.
“Saya berharap laksanakan tugas dengan semangat untuk berbuat yang terbaik, sehingga meskipun lelah, meskipun harus banyak mengatasi rintangan, namun jika melihat hasil didik yang terampil, andal dan profesional, semuanya itu akan hilang berganti dengan kepuasan dan kebanggaan sebagai seorang bingsis, sebagai orang tua yang bisa mendampingi anak didik dalam meraih cita-cita sebagai prajurit TNI AL,” pesan Dankodiklatal.
Hadir dalam acara tersebut pejabat utama Kodiklatal diantaranya Wadan Kodiklatal Laksma TNI Sugeng Ing Kaweruh, S.E., M.M, para Direktur Kodiklatal, Komandan Kodikopsla Laksma TNI Maman Firmansyah, Inspektur Kodiklatal, Para Komandan Kodik dan Puslat serta Para Komandan Pusdik dan Sekolah.
Posting Komentar