Sorong,PK-Dengan dihadapkan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan dinamis, gejala lunturnya pemahaman dan pengamalan pacasila mulai terasa khususnya di kalangan generasi muda seiring dengan berkembangnya paham-paham lain diluar falsafah negara kita. Komunisme, radikalisme, invidualisme dan fanatisme sempit yang apabila berlanjut akan berdampak pada stabilitas politik, sosial serta pertahanan dan keamanan bangsa sehingga pemimpin TNI AD juga menaruh perhatian serius terhadap hal tersebut. Demikian dikatakan Kasdam XVIII/Ksr, Brigjen TNI H. Dedi Sambowo saat membuka Pelatihan Kader Pembina Wisata Matematika Bela Negara di Ruang Yudha Kodam XVIII/Ksr, Selasa (20/3) kemarin seperti disebutkan dalam rilis yang di terima Portal Komando.
Disampaikan Kasdam lebih lanjut, upaya memperkuat karakter bangsa yang bercirikan pancasila bagi generasi muda sangat penting, salah satunya melalui kegiatan pelatihan seperti ini yang merupakan kerjasama TNI AD dengan KLINIK MIPA yang bertujuan membina kesadaran dan kemampuan bela negara bagi setiap warga Indonesia khususnya para pelajar untuk penguatan jati diri bangsa yang berkepribadian berdasarkan UUD 1945. "Diharapkan kepada seluruh peserta pelatihan agar dapat menjalin kedekatan dan keakraban antara TNI dengan masyarakat dalam rangka menciptakan kemanunggalan TNI-RAKYAT , sehingga kegiatan wisata matematika bela negara dapat menguatkan karakter bangsa bagi generasi muda atau penerus bangsa untuk menjaga eksistensi bangsa Indonesia" pungkasnya.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung selama 3 hari tersebut di hadiri oleh para asisten dan Kabalakdam XVIII/KSR, para peserta pelatihan yang terdiri dari perwira dari staf teritorial, para babinsa dilingkungan Kodam XVIII/Ksr, serta Tim Klinik pendidikan MIPA serta pendamping dari STERAD. (AD)
Posting Komentar