PK,.Yogya Barat. Minggu (01/10/17) bertempat di Halaman Pemda Kabupaten Kulon Progo, Jln Perwakilan No 1 Wates, telah dilangsungkan Upacara Hari Kesaktian Pancasila tahun 2017. Tema pada tahun ini " Kerja Bersama Berlandaskan Pancasila Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur"
Bertindak selaku Inspektur Upacara, Hasto Wardoyo (Bupati Kulon Progo).Dengan Komandan Upacara, AKP Sudarsono (Polres Kulon Progo) dan Perwira Upacara, AKP Purwanto (Polres Kulon Progo). Untuk pembaca Ikrar dibacakan oleh, Yok Mulyono (Wakil ketua / F PAN). Upacara sendiri di hadiri lebih kurang 400 orang.
Pejabat yang tampak hadir dalam upcara tersebut. Letkol Arm Teguh Tri Prihanto Usman, S.Sos. MM (Dandim 0731 Kulon Progo). . Mayor Lek Joko Dwi Paryanto. ST. MM Dansatradar 215 Congot. . Kompol Dedi Suryadarma, (Wakapolres Kulon Progo) . .AKP Eko Sumartono SIP Brimob Sentolo (Danki.. Iman Paini, Kejaksaan Kulon Progo.. Sulistyo SH. MH, Pengadilan Negeri Kulon Progo.
Sedangkan susunan Pasukan terdiri dari; . 1 SST Satradar TNI AU 215 Congot. . 1 SST Polres Kulon Prog. 1 SST Kodim 0731 Kulon Progo. 1SST Brimob Den B Sentolo. 3 SST PNS Pemda Kulon Progo. . Pelajar SMA/K, SMP dan Pramuka.
Amanat Gubernur DIY yang di bacakan oleh dr H Hasto Wardoyo Sp.O.G Bupati Kulonprogo antara lain
Falsafah Negara Indonesia, yang istilahnya diperoleh dari ahli bahasa Mr. Muhamad Yamin sebagai "Pancasila". Selama itu pula Pancasila telah dipandang sebagai sistem filsafat, etika moral, politik, dan Ideologi Nasional.
Namun kemudian pada tanggal 30 September 1965, munculah dari Gerakan 30 September atau G 30 S PKI. Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah Pancasila menjadi ideologi komunis. Pada hari tersebut, ada enam Jenderal dan berberapa orang lainnya telah dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat adanya kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan
Karena itu, selanjutnya pada tanggal 30 September dikenal sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September atau G 30 S PKI. Sedangkan pada tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, untuk memperingati bahwa dasar Negara Indonesia adalah Pancasila, yang sakti dan tak tergantikan.
Hal ini kiranya telah sejalan dengan Tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini yaitu "Kerja Bersama
Berlandaskan Pancasila Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur'. Maka sudah semestinya tema ini dapat memberikan kesadaran bagi kita bersama untuk meresapi, nilai-nilai luhur yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa tersebut untuk dapat merekat erat sebagai kepribadian bangsa. Hal ini sangat penting karena dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia.
Tema ini dipilih untuk mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki kepribadian yang berlandaskan Pancasila,sehingga dihormati dan disegani oleh bangsa lain. Pancasila tidak sekadar slogan, tetapi harus dipraktikkan. Pancasila akan menjadi sakti kalau Pancasila jadi kepribadian bangsa.
Demikian juga dengan memperingati Hari Kesaktian Pancasila secara rutin setiap tahun, maka akan menjadi
pengingat bagi kita bahwa kita sebagai bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai modern.
Kita wajib untuk meningkatkan kewaspadaan nasional dan ketahanan mental ideologi Pancasila. Seperti halnya kewaspadaan tantangan globalisasi, liberalisasi dan postmodernisme.
Tema ini dipilih untuk mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki kepribadian yang berlandaskan Pancasila,sehingga dihormati dan disegani oleh bangsa lain. Pancasila tidak sekadar slogan, tetapi harus dipraktikkan. Pancasila akan menjadi sakti kalau Pancasila jadi kepribadian bangsa.
Demikian juga dengan memperingati Hari Kesaktian Pancasila secara rutin setiap tahun, maka akan menjadi
pengingat bagi kita bahwa kita sebagai bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai modern.
Kita wajib untuk meningkatkan kewaspadaan nasional dan ketahanan mental ideologi Pancasila. Seperti halnya kewaspadaan tantangan globalisasi, liberalisasi dan postmodernisme.
Kemampuan menghadapi tantangan mendasar yang akan melanda kehidupan bangsa seperti sosial-ekonomi dan politik, bahkan mental dan moral bangsa.
Maka benteng terakhir yang diharapkan mampu bertahan ialah dengan keyakinan nasional atas kebenaran dan keunggulan dasar negara Pancasila baik sebagai filsafat hidup bangsa atau Weltanschauung, maupun sebagai dasar negara.
Maka benteng terakhir yang diharapkan mampu bertahan ialah dengan keyakinan nasional atas kebenaran dan keunggulan dasar negara Pancasila baik sebagai filsafat hidup bangsa atau Weltanschauung, maupun sebagai dasar negara.
Hanya dengan keyakinan nasional inilah manusia Indonesia tegak dan tegar dengan keyakinannya yang benar
dan terpercaya, bahwa sistem filsafat Pancasila sebagai bagian dari filsafat Timur, mengandung dan memancarkan identitas dan integritas martabatnya. Secara filosofis-ideologis dan konstitusional berfungsi sebagai asas kerokhanian bangsa Indonesia, jiwa dan kepribadian bangsa sekaligus sumber dari segala sumber hukum Indonesia. (NSR bang natsir).
dan terpercaya, bahwa sistem filsafat Pancasila sebagai bagian dari filsafat Timur, mengandung dan memancarkan identitas dan integritas martabatnya. Secara filosofis-ideologis dan konstitusional berfungsi sebagai asas kerokhanian bangsa Indonesia, jiwa dan kepribadian bangsa sekaligus sumber dari segala sumber hukum Indonesia. (NSR bang natsir).
Posting Komentar