
Nanti pasti kita akan paham dari a sampai z. Bila
gonta ganti usaha sejatinya kita tidak pernah pintar dengan satu hal
dan mencerminkan kita adalah orang yang mudah menyerah dan putus asa,
sebaiknya bersabar dan selalu memohon petunjuk Yang Maha Kuasa .
Itulah beberapa kiat berbisnis yang dilakoni oleh Sertu Mar (Purn) Rachmat Subekti.
Sertu
Mar (Purn) Rachmad Subekti merupakan salah satu Marinir yang punya
naluri bisnis sejak masih aktif sebagai Marinir. Gemblengan sebagai
Marinir yang keras menambah jiwa bisnisnya semakin matang. Kini ketika
sudah pensiun pria kelahiran Jogjakarta 50 tahun lalu ini membuka
sebuah resto makanan "steak" yang cukup berkelas.

Memperkerjakan
tidak kurang 18 orang di dua ruko 3 lantai ,Bang Bekti menyajikan
aneka rasa steak ala New Zeland, Australia dan Amerika.

"Memang semua ini saya bangun dengan kerja , usaha dan doa yang keras .

"Saya
pernah cari pengalaman di Selandia Baru. Di sana punya pengalaman
membuat steak. Alhamdulillah itu bisa saya pakai. Sekarang saya sudah
pensiun jadi saya sekarang sudah punya waktu penuh kelola usaha ini.
Bahan Baku seperti daging sapi, didukung oleh importir terkemuka.
Untuk daging impor seperti PT Indoguna Masuya dan PT Sukandah, "
jelas pria yang sudah menunaikan ibadah haji 2013 lalu.
Nuansa
restonya memang artistik, satu hal yang unik yakni dengan membutuhkan
bahasa Jawa untuk membedakan "toilet" , yakni "lanang" untuk pria, dan
"wadon" untuk wanita.
"Resto
steak ini saya kasih nama "Steak house 818" memang ada sejarahnya.
Beberapa nama memang pernah istri dan keluarga usulkan dan saya
rancang.Namun 818 yang pas di hati. Semoga membawa keberkahan 818
gabungan dari Angola kelahiran ke dua anak saya dan istri saya .Berasal
dari ke dua anak saya lahirnya tanggal 8 , sedang 18 berasal dari
tanggal lahir istri saya. Diitung itung jika dihitung jumlahnya 8. Angka
bagus menurut itungan Jawa," ungkapnya.
Menurutnya,
Berbisnis harus ulet dan jangan lupa untuk selalu berdoa dan berusaha
bekerja dan bersabar serta bertawakal agar berhasil .Semua yang
diberikan Tuhan kepada kita adalah ujian.
"Manusia
sering lupa jika diberi lebih. Akhirnya salah jalan. Tuhan akhirnya
mencabut nikmat itu. Setelah itu kita baru sadar. Saya beberapa kali
mengalami ini. Bisnis saya hancur, anak yang saya cintai lebih dahulu
meninggalkan saya," tutur Pria yang pernah berdinas di Timor Timur dan
Ambon ini.
"Saya ingin
mengisi masa tua saya dengan berbisnis dan beribadah, sambil menjaga
keluarga, saya juga mengajak rekan rekan untuk berwira usaha. Banyak
waktu yang bisa kita lakukan, saya siap berbagi pengalaman " ajaknya.
"Menjalani
Pendidikan Marinir memang berat , tetapi lebih berat menjaga diri
selama berdinas sebagai Marinir. Alhamdulillah saya lulus menjalani
tugas sebagai Marinir hingga pensiun dengan hormat setelah mengabdi
selama 31 tahun dengan berbagai macam dinamikanya," pungkas Bang Bekti
di restonya yang berlokasi di Jalan Lotus Timur Unit Blok RSOD 18 Grand
Galxay Bekasi Timur yang baru dilakukan "soft opening" 1 Oktober 2017
lalu.
Ayah dari Fadjar
Fadli, Febby Qorry Marini, Fiscal Hafidz Rafif berharap semoga usaha
yang dijalaninya menjadikan barokah dunia akhirat.
Posting Komentar