Home » » DR. Connie Rahakundini Bakrie : PMD Momen Bagi TNI AU Untuk Menjadi Power Full

DR. Connie Rahakundini Bakrie : PMD Momen Bagi TNI AU Untuk Menjadi Power Full

Written By ANDI on 27 Apr 2017 | 6:08 PM


 
Keterangan Gambar : Wakasau Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja menyerahkan cindera mata kepada para pembicara seminar Nasional Kedirgantaraan 2017, di Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta. (Foto : Dispenau/2007).

PK,.JAKARTA,.Mabesau, Jakarta (27/4). Masih adanya pemahaman yang terbelah terhadap konsep pertahanan negara, dimana disatu sisi harus bertahan dengan konsep Minimum Esential Force (MEF) yang berarti defensive & inward looking dan di sisi lain harus menjalankan visi Poros Maritim Dunia (PMD) yang berarti offensive & outward looking, menyebabkan pembangunan kekuatan pertahanan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan nasional.

Analis dan pengamat pertahanan DR. Connie Rahakundini Bakrie, menilai visi pemerintah yang mencanangkan Indonesia sebagai negara PMD, berarti juga sebagai poros dirgantara dunia. Visi ini menurut doktor politik Universitas Indonesia (UI) ini, sesunggunya mengharuskan TNI bersifat outward looking, artinya menggeser model pembangunan kekuatan dari defensif menjadi ofensif.

“Bagi TNI AU, visi PMD harus dipahami bahwa kekuatan udara bukan lagi sebagai pendukung, tetapi kekuatan utama. Oleh karena itu PMD harus menjadi momen penting bagi TNI AU untuk bisa menjadi power full” demikian disampaikan DR. Connie Rahakundini Bakrie ketika menjadi salah satu pembicara pada seminar kedirgantaraan hari kedua yang digelar dalam rangka Bulan Dirgantara Hari Ulang Tahun (HUT) TNI AU ke-71, di gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (27/4).

Ditambahkan, bagi Indonesia dalam menjaga keutuhan wilayah tanah air dan kepentingan nasional yang berdasar dan sesuai visi PMD, tentunya sangat dibutuhkan karakteristik kecepatan, daya jangkau, daya kejut dan fleksibilitas yang berkelanjuan, yang itu semua menjadi ciri dari Angkatan Udara. “Perang abad 21 dan perang masa depan jelaslah, kekuatan udara bukan pendukung, tetapi kekuatan utama untuk menghadapi ancaman militer dan non militer” jelas DR. Connie Rahakundini Bakrie.

Dalam seminar yang diikuti ratusan peserta dari unsur TNI-Polri, Sipil, Mahasiswa dan masyarakat penggiat pertahanan ini, selain DR. Connie Rahakundini Bakrie, juga menghadirkan pembicara lain yaitu Direktur Teknik PT. Dirgantara Indonesia DR. Adi Alisyahbana dan Dirjen Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan Elfi Amir.

Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.IP dalam amanat tertulis yang dibacakan Wakil Kasau (Wakasau) Marsekal Madya (Masdya) TNI Hadiyan Sumintaatmadja saat menutup seminar meminta, agar pihak-pihak terkait segera menindaklanjuti apa yang telah dihasilkan dalam seminar. Menurut Kasau, langkah ini cukup penting, mengingat kehadiran kekuatan udara dalam konteks penyelenggaraan pertahanan negara, sesungguhnya tidak saja sebagai deterrence power, tetapi juga bernilai ekonomi.

“Dimensi kedirgantaraan yang menjadi ruang pengabdian TNI Angkatan Udara, saat ini telah berkembang dengan spektrum yang semakin luas, cepat dan signifikan” kata Kasau.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2016 - All Rights Reserved
Created by Portal-Komando