PORTAL-KOMANDO.COM,.-Surabaya, 29 Juli 2016 ,.Dalam rangka memperdalam kemampuan pengawalan, sebanyak 40 prajurit TNI AL yang terdiri dari Marinir, Pomal dan Intelijen kembali melanjutkan pertemuan dengan Tim United States Navy (USN) Force Protection (FP) yang berlangsung di gedung Mandalika Kolatarmatim, Ujung Surabaya. Jum’at, (29/7/2016).
Mengawali kegiatan tersebut, Tim USN FP yang terdiri dari MAC Bob Herod, MA2 Adam Baker, MA2 Richard Page, MA3 Alexandra Wright, MA3 Zachary Haines memberikan pelajaran lanjutan berupa teori dan praktek kepada 40 prajurit TNI AL tentang pemeriksaan personil dan barang maupun kendaraan.
Sebagai pangkalan militer yang dijaga ketat, tentunya TNI AL memiliki prosedur pengamanan khusus terhadap keluar masuknya anggota militer maupun sipil di daerah basis TNI AL. Untuk itu peran penjagaan sangat penting dalam menjaga keamanan, khususnya Koarmatim yang selama 24 jam disiagakan personil TNI AL dengan ditambah pengawasan melalui kamera CCTV.
Selain melaksanakan penjagaan dengan maksud mengawasi keluar masuknya orang atau barang dan mengawasi keadaan-keadaan atau hal-hal yang mencurigakan disekitar. Dalam pertemuan kali ini, USN FC menyampaikan materi inspeksi personil, yang merupakan tindak pencegahan dengan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang tertentu yang dapat mengancam keamanan melalui tindak kejahatan atau sabotase ditempat-tempat strategis.
Maka pencegahan yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan identitas, melaksanakan pengecekan fisik terhadap orang yang mencurigakan dengan memeriksa barang bawaan maupun barang yang ada di kendaraan. Selain itu, ajukan pertanyaan tentang maksud dan tujuan atas kunjungan orang tersebut.
Karena dengan meningkatkan kewaspadaan tentunya dibutuhkan kemampuan individu / kelompok dalam melaksanakan prosedur pengamanan yang sudah ditentukan, keberadaan K-9 tentunya juga akan memudahkan proses pemeriksaan kendaran menjadi lebih tepat sasaran. K-9 yang merupakan seekor anjing terlatih adalah unit pendukung untuk mendeteksi orang-orang mencurigakan, melacak keberadaan narkoba ataupun bahan peledak yang tersembunyi.
Setelah menerima teori dan praktek tersebut, selanjutnya prajurit TNI AL mempelajari Tactical Combatives yaitu beladiri taktis yang digunakan tentara Amerika dalam melakukan pertarungan jarak dekat. Begitu pula prajurit TNI yang sejak kemunculannya memiliki Bela Diri Militer (BDM) yang merupakan standar khusus digunakan dalam situasi – situasi sulit. Beda kesatuan beda pula beladirinya. Namun secara garis besar, inilah beladiri andalan dari pasukan Militer Republik Indonesia.
Posting Komentar