www.portal-komando.com,.-Bertempat di lapangan Markas Kostrad, Gambir. Jakarta Pusat(17/2).
Prajurit dan PNS Makostrad mengikuti upacara bendera 17-an bulan
Februari 2015 dengan khidmat meski dalam kondisi hujan tidak
mempengaruhi semangat peserta upacara. Bertindak selaku Inspektur
upacara (Irup) Panglima Kostrad Letjen TNI Mulyono dan Komandan upaca
Kepala Pembinaan Mental kostrad Kolonel Inf Abdullah.Dalam kesempatan ini, Inspektur Upacara membacakan amanat Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo Antara lain:
Mengawali upacara pada pagi hari ini, marilah kita memanjatkan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, dan
ridho-Nya, pada hari ini kita dapat mengikuti Upacara Bendera 17-an
bulan Februari 2015, dalam keadaan sehat wal ’afiat.
Pada
kesempatan yang membanggakan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada segenap Prajurit dan PNS TNI AD yang terus
berupaya memberikan darma bakti terbaiknya kepada Bangsa dan Negara. Di
tengah tantangan tugas yang tidak semakin ringan, para Prajurit sekalian
tetap dapat menjaga soliditas, kerja sama dan semangat pantang menyerah
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik di seluruh pelosok wilayah
tanah air, di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar, maupun dalam
melaksanakan tugas menjaga perdamaian dunia di berbagai penjuru dunia.
Para Peserta Upacara sekalian yang saya hormati, Sebagaimana kita
ketahui bersama, bahwa pangan merupakan salah satu komoditas yang sangat
penting dan strategis bagi keberadaan sebuah negara. Pengalaman
menunjukan bahwa permasalahan yang terkait dengan pangan dapat menjadi
pemicu bagi krisis yang berujung pada kehancuran sebuah negara. Dengan
terus bertambahnya jumlah penduduk dunia, dan tentu saja meningkatnya
kebutuhan pangan secara sangat tajam belakangan ini, maka nilai
strategis pangan juga akan semakin meningkat.
Pada tahun 2008,
misalnya, ketika banyak sekali bahan pangan diubah menjadi bahan bakar,
terjadilah krisis harga pangan yang sangat parah, terjadi kenaikan harga
pangan hingga mencapai 75 persen. Banyak negara yang kemudian harus
mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan akibat krisis harga pangan
ini. Dengan perkembangan ini, dapat diperkirakan bahwa cepat atau
lambat, bahan pangan akan mulai menjadi sumber perselisihan atau
setidaknya menjadi pemicu konflik antar negara.
Kecenderungan
seperti itu, tentu harus menjadi perhatian kita bersama, terlebih bagi
Indonesia yang merupakan negara agraris. Bersamaan dengan meningkatnya
kebutuhan pangan dunia, maka sangat mungkin negara dengan masyarakat
agraris pada saatnya akan menjadi sasaran negara-negara lain, dan akan
menjadi target untuk diserang, dihancurkan dan dikuasai. Salah satu
upaya untuk menguasai negara agraris, adalah dengan cara mengalihkan
negara agraris itu menjadi negara industri. Pada saat yang sama juga
dibangun ketergantungan negara industri ini kepada negara-negara
industri lainnya.
Pada kondisi yang demikian itu, maka sangat mudah untuk
menghancurkan negara tersebut. Hanya dengan menerapkan embargo pada
negara industri yang sudah tidak memiliki sumber pangan tersebut, maka
ketahanan ekonomi dan pangannya menjadi rapuh. Apabila kondisi ketahanan
ekonomi dan pangan sudah hancur, maka ketahanan nasional akan rapuh.
Apabila ketahanan nasional rapuh, maka tunggulah saatnya kehancuran akan
melanda keberadaan Bangsa dan Negara tersebut.
Berdasarkan
pemikiran di atas, maka swasembada pangan menjadi sangat penting dan
mendesak untuk dapat diwujudkan di Indonesia. Dalam kaitan itu pula,
atas perintah Presiden RI, TNI AD telah melaksanakan berbagai bentuk
kerja sama dengan kementrian dan instansi terkait dalam rangka mendukung
kebijakan pemerintah dalam mencapai swasembada pangan. Tidak hanya
dalam rangka menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia,
tetapi juga sebagai upaya untuk menjaga dan memelihara ketahanan
nasional dan tetap tegak-kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Para Prajurit dan PNS TNI AD yang saya cintai.
Sebagaimana telah saya sampaikan pada berbagai kesempatan, di
tengah-tengah kehidupan bangsa dan negara saat ini, kita melihat
indikasi kuat berkembangnya proxy war. Ancaman proxy war ke depan
menjangkau pula persoalan energi, pangan, air, narkoba dan lain
sebagainya. Saat ini yang tengah kita alami adalah indikasi
berkembangnya „tangan-tangan‟ atau „kekuatan-kekuatan‟ tersembunyi yang
dilatarbelakangi oleh berbagai kepentingan, dengan tujuan untuk memecah
belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Dalam sejarah panjang pergolakan dunia, kita mencatat bahwa
kekuatan-kekuatan tersembunyi banyak berpengaruh terhadap kehancuran
suatu Negara dan Bangsa. Kehancuran Uni Soviet dan negara-negara Eropa
Timur pada akhir perang dingin beberapa tahun lalu, misalnya, adalah
bukti nyata yang tak terbantahkan adanya kekuatan tersembunyi yang
berperan dalam meluluhlantakkan negara-negara di kawasan tersebut.
Dewasa ini sudah mulai kita rasakan adanya proxy war di Indonesia. Ada
kekuatan yang hendak melemahkan kita, dengan mengadu domba, memprovokasi
dan menyebar fitnah lewat media massa dan media sosial, untuk terus
menerus berupaya memecah belah Bangsa Indonesia. Gejala-gejala tersebut
dapat dilihat melalui berbagai bentuk pemberitaan media yang provokatif,
peredaran narkoba, penyebaran pornografi dan seks bebas, tawuran
pelajar, perang antar kelompok dan masih banyak lagi lainnya.
Ancaman proxy war, dalam konteks kepentingan nasional Bangsa
Indonesia, harus terus diwaspadai dan disikapi secara
bersungguh-sungguh. Berbeda dengan perang fisik di era perjuangan
kemerdekaan dulu, perang jenis baru ini tidak sepenuhnya terlihat secara
fisik, namun dampak penghancurannya lebih luas. Bahkan tanpa kita
sadari, ancaman dan bahaya proxy war ini langsung menerobos masuk dan
menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa ini, hingga ruang-ruang
pribadi di rumah kita masing-masing.
Jika kita ingat kembali
sejarah panjang perjuangan Bangsa Indonesia mulai jaman kerajaan hingga
terbentuknya NKRI, menunjukan dengan jelas bahwa “kekuatankekuatan
tersembunyi” lah yang berhasil menghancurkan eksistensi bangsa dari
dalam, bukan melalui invasi besar musuh secara terbuka. Sebagai Bangsa
pejuang yang telah banyak mengalami pasang surutnya perjuangan, kita
tidak boleh terlena dalam situasi yang dapat mengancam keutuhan NKRI
ini. Mari kita bangkit dan melawan terhadap segala bentuk proxy war yang
terjadi di negeri ini.
Jajaran TNI AD berkomitmen untuk terus
berjuang bersama seluruh komponen bangsa menghadapi ancaman dan bahaya
proxy war ini. Dalam kaitan itu, kepada seluruh Prajurit TNI AD saya
perintahkan agar senantiasa membentengi diri, keluarga dan juga satuan
masing-masing, dari pengaruh dan ancaman bahaya proxy war. Perkuat iman
dan taqwa kepada Tuhan YME, jaga soliditas satuan, serta jadikan selalu
Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI sebagai landasan dalam
berpikir, berbuat dan bertindak dalam kehidupan para Prajurit sekalian.
Marilah kita pedomani pesan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang
disampaikan puluhan tahun yang lalu, yang masih tetap sesuai untuk kita
terapkan dalam menghadapi bahaya dan ancaman proxy war. “Janganlah mudah
tergelincir dalam saat yang akan menentukan nasib bangsa dan negara
kita, seperti yang kita hadapi pada dewasa ini, fitnah yang besar atau
halus, tipu muslihat yang keras atau yang lemah, provokator yang tampak
atau sembunyi, semua itu insya Allah dapat kita lalui dengan selamat,
kalau saja kita tetap awas dan waspada, memegang teguh pendirian
cita-cita, sebagai patriot Indonesia yang sejati.
Selanjutnya
melalui kegiatan “Serbuan Teritorial”, saya perintahkan kepada jajaran
TNI AD agar tidak hanya menjadikannya sebagai wahana untuk membantu
mengatasi kesulitan rakyat, tetapi jadikan pula sebagai sarana untuk
memenangkan hati dan pikiran rakyat. Suatu kondisi yang sangat penting
untuk mewujudkan TNI AD yang mencintai dan dicintai rakyatnya. Ingat,
rakyatlah yang menjadi inti kekuatan TNI. Ketika kita dapat mewujudkan
hal ini, saya yakin kita akan dapat melawan dan mengatasi setiap
tantangan dan ancaman, bahkan kita akan dapat menghancurkan musuh bangsa
dan negara yang paling kuat sekalipun.
Akhirnya, pada
kesempatan yang sangat baik ini, marilah terus kita gelorakan semangat
dan upaya mengingatkan segenap komponen bangsa, utamanya para pemuda,
tentang bahaya dan ancaman tersembunyi ini. Pada saat yang sama, mari
kita perkokoh jati diri dan kepribadian bangsa, sebagai daya tangkal
yang tangguh dalam menghadapi proxy war di seluruh wilayah tanah air,
demi tetap tegaknya dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Para Peserta Upacara sekalian yang saya hormati, Demikian amanat
saya pada kesempatan upacara bendera tanggal 17 Pebruari 2015. Akhirnya
saya ucapkan Selamat Bertugas kepada segenap Prajurit dan PNS TNI AD
dimanapun bertugas dan berada. “Berbuatlah yang Terbaik, Berani, Tulus
dan Ikhlas” Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan petunjuk
dan bimbingan-Nya kepada kita dalam melanjutkan pengabdian kepada TNI
AD, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita
cintai. @Anditomryan
Posting Komentar