Jakarta, 19 April 2018,- Ratusan masyarakat nelayan di wilayah pesisir Teluk Jakarta melaksanakan demo di depan pantai mutiara saat Presiden Jokowi mengadakan kunjungan ke venue pesta olah raga Asian Games, khususnya perlombaan olah raga Jet Ski. Ratusan pekerja dan buruh juga telah membuat kekacauan dan menghentikan kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan.
Demo semakin membesar, sejumlah ratusan pendemo masuk ke dalam Pantai Mutiara menolak kebijakan Cantrang yang diberlakukan oleh pemerintah. Alhasil keselamatan Presiden pun terancam. Satgas Pengamanan VVIP Koarmabar yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Salim, S.E. yang sehari-hari menjabat sebagai Dansatrol Lantamal III Jakarta beserta Pasukan Pengaman Presiden berusaha menghalau massa. Demo nelayan itu juga diikuti dengan pelemparan Bom Molotov yang diarahkan kepada Presiden dan rombongan. Satgas Pam dan Paspampres bertindak sigap untuk menyelamatkan Presiden dengan melaksanakan Escape dari Teluk Jakarta menggunakan Helikopter yang on board di KRI Bung Tomo.
Itulah skenario Latihan Pengamanan VVIP Koarmabar 2018 yang digelar untuk mengaplikasikan pemahaman tentang Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) OMSP, Gladi Lapangan dan Manuver Lapangan sebagai puncak latihan yang dilaksanakan pada Kamis (19/04) di Pantai Mutiara dan perairan Teluk Jakarta. Acara tersebut dihadiri Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta Laksamana Pertama TNI Denih Hendrata, S.E, M.M.
Menurut Danlantamal III kepada wartawan, Latihan Pengamanan VVIP Koarmabar Tahun 2018 yang berlangsung dari 14 Maret 2018 sampai dengan 19 April 2018, melibatkan hampir 800 personel dari unsur-unsur Koarmabar dan Satgas Pengamanan VVIP. Antara lain terdiri dari: KRI Bung Tomo-357, KRI Cut Nyak Dien-375, KRI Halasan-630, KAL Yudistira, Heli-Belt 4205 , 2 Sea Rider Kopaska dan dari Lantamal III yakni 2 Patkamla, 1 Tim Kesehatan, 1 Tim Intel, 1 Detasemen Pomal,1 Kompi Marinir.
Konsep latihan dengan tema “Satuan Tugas Pengamanan VVIP Melaksanakan Operasi Pengamanan VVIP Aspek Laut Dalam Rangka Operasi Militer Selain Perang” itu diikuti oleh satuan pengamanan VVIP lainnya. Meliputi dari Paspampres, Kodam Jaya, Koopsau I dan Polda Metro Jaya.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Yudo Margono, S.E., M.M di Gedung Serbaguna Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Mako Lantamal) III, Jl.Gunung Sahari No 2 Ancol, Jakarta Utara beberapa waktu lalu dalam membuka pelatihan ini menyatakan bahwa tujuan dari latihan tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan satuan jajaran Koarmabar dalam mengamankan kepala negara.
“Itu agar memiliki kemampuan yang andal untuk melaksanakan tugas pengamanan VVIP secara berhasil, berdaya guna dan terintegrasi dalam rangka terwujudnya kesiapsiagaan operasional satuan jajaran wilayah Koarmabar,” tegas Pangarmabar saat Upacara Pembukaan Latihan.
Sambungnya, sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor. 34 Tahun 2004 tentang TNI, bahwa Pengamanan VVIP merupakan salah satu bagian dari 14 tugas TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
“Oleh sebab itu Koarmabar sebagai Kotama Operasional TNI memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan penegakan hukum di laut khususnya wilayah Indonesia bagian barat,” tegasnya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Dansatgas VVIP Kolonel Laut (P) Salim menyatakan latihan ini untuk menciptakan sinkornisasi, sinergitas, integrasi dan koordinasi yang baik di setiap instansi.
“Meski bagaimanapun juga kepala negara adalah simbol dari sebuah negara, sehingga kami akan mempertaruhkan apapun demi keamanan dan keselamatan presiden. Melalui latihan ini kami mempersiap segala sesuatunya untuk mengamankan presiden,” tegas Salim di Pantai Mutiara.
Posting Komentar