JAYAPURA-Tak
hanya akedimisi yang bersuara dan mengutuk keras tindakan Kelompok
Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) terhadap guru kontrak SD berinisial
GR di Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
Aliansi
Mahasiswa Pemuda dan Rakyat (Ampera) Papua juga mengutuk tindakan KKSB
tersebut dan meminta Komnas HAM segera turun lapangan dan melakukan
investigasi.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Ampera Papua Stenly Salamahu Sayuri kepada wartawan di Jayapura, Kamis siang (19/4).
Selain
meminta Kepolisian dan TNI/Polri untuk segera mengambil langkah-langkah
tegas ia juga meminta DPR Papua dalam hal ini komisi V segera mengambi
langkah strategis dengan tujuan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap
setiap guru dan tenaga kesehatan yang mengabdi di pelosok pedalaman
Papua.
Dikatakan Stenly hal yang dilakukan KKSB telah mencoreng dan merusak pengabdian guru di pedalaman Papua.
"Guru
mengabdi di Papua itu tidak gampang, perlu pengorbanan sehingga bisa ke
sana. Untuk itu rakyat Papua harus mengutuk kejadian ini," tambah
Stenly.Ia
juga meminta ada perlakukan khusus yang dilakukan negara terhadap guru,
contohnya menjamin rasa aman bagi guru dan tenaga medis di pedalaman.
Sementara
Dominggus Erari, ketua Umum Ikatan Mahasiswa Waropen/Mahasiswa FKIP
Universitas Cenderawasih mengatakan kejadian ini akan menjai trauma
berkepanjangan bagi guru dan tenaga kesehatan yang mengabdi di
pedalaman.
"Ini
sesuatu kejadian sangat memprihatinkan, bagaimana tidak sebuah kelompok
yang beralasan demi Papua merdeka melakukan aksi diluar kemanusiaan,"
jelasnya.
Dari
data Kodam XVII/ Cenderawasih menyebutkan guru Korban Kekerasan dan
Pelecehan Seksual oleh KKSB Papua Berhasil Dievakuasi hari ini, Kamis
(19/04).
Dikatakan, sebanyak 13 guru pengajar di Sekolah Dasar (SD) Aroanop dan Jagamin berhasil dievakuasi oleh anggota TNI ke Timika.
Rilis
Kapendam XVII/ Cenderawasih Kolonel INF Muh. Aidi yang diterima
wartawan menyebutkan, para guru tersebut berjumlah 18 orang yang terdiri
dari 11 orang laki-laki dan 7 orang perempuan, akan tetapi yang dapat
dievakuasi dari Aroanop ke Timika sebanyak 13 orang yang terdiri dari 7
perempuan dan 6 orang laki-laki untuk 5 orang guru masih berada di
kampung Aroanop untuk menunggu evakuasi selanjutnya.
Kolonel
Inf Frits selaku Dansatgas menjelaskan bahwa saat ini situasi dan
kondisi di kampung Aroanop aman dan terkendali yang dijaga oleh anggota
TNI.“Saat
ini kondisi kampung diatas aman terkendali dimana TNI telah memukul
mundur KKSB dan mengamankan kampung Aroanop,” jelasnya.
Setelah
sampai di Timika, salah seorang guru kontrak di SD Aroanop, Rano Samsul
yang juga korban kekerasan menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi
pada hari Jumat pukul 15.00 WIT.
“Jadi
mereka masuk ke Kampung itu dengan cepat dan menyandera kita selama 45
menit dan kami juga tidak tahu apa maksud dan tujuan KKSB ke kampung
itu. Kami semua para guru ditodong menggunakan senjata api di kepala,”
ujarnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa antara laki-laki dan perempuan dipisahkan.“Para
sandera perempuan disiksa dengan cara dipukul, ditendang serta kelompok
KKSB juga melakukan pelecehan seksual sehingga menimbulkan luka memar
di wajah dan efek trauma psikologis ,” jelasnya lagi.
Setelah
45 menit menyandera, KKSB tersebut pergi dengan membawa 10 buah HP, 4
buah Laptop, sebagian bahan makanan dan pakaian para sandera.
“Mereka
semua merampas barang-barang kami, mereka berjumlah kurang lebih 20
orang dengan membawa senjata api dan senjata tajam dan kita tidak bisa
berbuat apa-apa,” ucapnya lagi.
Adapun
guru yang mengajar di SD Jagamin Eustakhius Lefteu juga menjelaskan
keadaan guru yang mengajar di kampung Jagamin, bahwa keadaan guru di
sana dalam keadaan sehat.
“Guru
yang mengajar di SD jagamin merasa ketakutan dengan keberadaan KKSB
itu, syukurnya tidak ada kekerasan yang dilakukan oleh kelompok itu
kepada para guru di Jagamin,” jelasnya.
Para
guru ini mengalami trauma yang sangat dalam ditambah lagi mereka
bersedih karena beberapa minggu lagi anak-anak SD di Aroanop dan Jagamin
akan melaksanakan ujian, tetapi para guru ini harus meninggalkan
anak-anak sekolah karena harus menjalani perawatan akibat serangan yang
dilakukan KKSB.Perlu diketahui bahwa para guru ini merupakan guru kontrak dan guru PKL dari salah satu Universitas di Papua. (Faisal Narwawan).
Posting Komentar