Malang,- Keganasan peristiwa 30 September tahun 1965 silam, seakan menjadi pengalaman tersendiri bagi bangsa Indonesia. Bahkan, berbagai macam cara mulai diserukan guna menangkal berkembangnya paham komunisme di NKRI saat ini.
Bahkan, menanggapi instruksi Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, seluruh prajurit secara serentak menggelar pemutaran film G30 S/PKI. Tak hanya itu, dalam memberikan wawasan terhadap berjalannya sejarah di Indonesia selama ini, para prajurit juga mempersilahkan masyarakat, khususnya pemuda untuk ikut serta mengikuti pemutaran film tersebut.
Kepala Pembinaan Mental Kodam (Kabintaldam) V/Brawijaya, Kolonel Caj Drs. Moch Rifai menjelaskan, selain menanggapi instruksi Panglima TNI, pemutaran film tersebut bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang menjadi korban pembantaian keganasan G30 S/PKI.
“Sebagai bangsa yang besar, penghormatan kepada jasa para pahlawan merupakan suatu kewajiban formal maupun moral yang tidak boleh ditinggalkan,” kata Kabintal ketika menggelar nobar di aula Museum Brawijaya, Kota Malang. Kamis, 28 September 2017 malam.
Tak hanya itu, dirinya menilai jika saat ini indikasi kebangkitan ideologi komunis di Indonesia semakin terlihat nyata.
“Itu terlihat dari berbagai upaya yang terus dilakukan oleh simpatisan ideologi komunis dalam menunjukkan esksitensinya,” jelas Rifai.
Oleh sebab itu, kata Kabintal, melalui momentum sakral danb bersejarah saat ini, dirinya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk mewaspadai berkembangnya bahaya laten komunis.
“Melalui pemutaran film ini, saya ingin mengajak untuk saling mengawasi adanya perkembangan bahaya laten itu,” tegas Kabintaldam V/Brawijaya ini.
Bahkan, menanggapi instruksi Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, seluruh prajurit secara serentak menggelar pemutaran film G30 S/PKI. Tak hanya itu, dalam memberikan wawasan terhadap berjalannya sejarah di Indonesia selama ini, para prajurit juga mempersilahkan masyarakat, khususnya pemuda untuk ikut serta mengikuti pemutaran film tersebut.
Kepala Pembinaan Mental Kodam (Kabintaldam) V/Brawijaya, Kolonel Caj Drs. Moch Rifai menjelaskan, selain menanggapi instruksi Panglima TNI, pemutaran film tersebut bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang menjadi korban pembantaian keganasan G30 S/PKI.
“Sebagai bangsa yang besar, penghormatan kepada jasa para pahlawan merupakan suatu kewajiban formal maupun moral yang tidak boleh ditinggalkan,” kata Kabintal ketika menggelar nobar di aula Museum Brawijaya, Kota Malang. Kamis, 28 September 2017 malam.
Tak hanya itu, dirinya menilai jika saat ini indikasi kebangkitan ideologi komunis di Indonesia semakin terlihat nyata.
“Itu terlihat dari berbagai upaya yang terus dilakukan oleh simpatisan ideologi komunis dalam menunjukkan esksitensinya,” jelas Rifai.
Oleh sebab itu, kata Kabintal, melalui momentum sakral danb bersejarah saat ini, dirinya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk mewaspadai berkembangnya bahaya laten komunis.
“Melalui pemutaran film ini, saya ingin mengajak untuk saling mengawasi adanya perkembangan bahaya laten itu,” tegas Kabintaldam V/Brawijaya ini.
Posting Komentar