Gambar
:
Kolonel
Sus Dr. H Muhammad Kemalsyah, M.Ag., saat
menjadi Imam solat Idul Fitri 1 Syawal 1438 H di Lapangan eks Mabesau Pancoran,
Minggu (25/6).
|
PK,.JAKARTA,.Mabesau, 25/6., Idul Fitri berarti kembali kepada kesucian, bermakna seseorang yang melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dengan baik Ikhtimanan Ikhtisaban (dengan iman serta berhati-hati dalam berbuat dan bersikap maka Allah akan ampuni seluruh dosa yang telah lalu) seperti telah digambarkan dalam Hadis Nabi Muhammad SAW, suci seperti bayi yang baru dilahirkan.
Demikian dikatakan Khotib Kolonel Sus Dr. H Muhammad Kemalsyah, M.Ag., dalam kotbahnya usai solat Idul Fitri 1 Syawal 1438 H di Lapangan eks Mabesau Pancoran, Minggu (25/6).
Dikatakan, selepasnya bulan ramadhan yang penuh rahmat, magfirah dan kemuliaan hendaknya kita terus memiliki sifat-sifat tersebut.
Rahmat (kasih sayang) sebagaimana firman Allah dalam Al Quran : "tidaklah kami mengutus engkau muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam".
Hal tersebut bermakna kepada diri sendiri untuk selalu menyangi diri/jiwa dan raga agar selamat dunia akhirat dengan taqwa kepada Allah SWT dan mencintai sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW, serta menjauh dari hal-hal yang diharamkan serta dimurkai oleh Allah.
Selain itu selalu berprilaku dan bertutur kata lembut kepada orang tua, menunjukkan sikap berbakti kepadanya agar yang keluar dari lisan orang tua adalah doa dan keridhoan untuk kebahagiaan. Mencintai dan meghargai anak-anak tetap santun, hormat dan berbudi luhur. Serta menghormati suami/istri demi terciptanya keluarga sakinah, mawaddah dan warrahmah, ujarnya.
Setidaknya tiga hal yang melekat sebagai tanda Allah telah mengampuni kita yaitu kebeningan hati setelah disucikan dari dosa dan kesalahan pribadi terhadap dosa sekecil apapun juga bahkan hal yang mubah dan makruh. Sikap pemaaf termasuk didalamnya, toleran terhadap setiap perbedaan dalam kehidupan, sikap tawadu dan rendah hati, jika ia melakukan kesalahan maka akan datang untuk memohon maaf atas kesalahan yg diperbuatnya. Jelasnya.
Kemuliaan akan diperoleh bagi pemilik sikap diatas baik dari Allah maupun sesama makhluk Allah, tidak ada tempat untuknya pintu tertutup, semua akan terbuka lebar. Oleh karenanya orang yang demikian dipastikan akan bahagia hidup didunia dan akhirat.
“Maka inilah yang dikatakan hakikat Idul Fitri pada diri seseorang dimana hawa nafsu terkendali untuk diarahkan kepada ketaatan dan kepatuhan terhadap Illahi Rabbi, ungkapnya.
Demikian dikatakan Khotib Kolonel Sus Dr. H Muhammad Kemalsyah, M.Ag., dalam kotbahnya usai solat Idul Fitri 1 Syawal 1438 H di Lapangan eks Mabesau Pancoran, Minggu (25/6).
Dikatakan, selepasnya bulan ramadhan yang penuh rahmat, magfirah dan kemuliaan hendaknya kita terus memiliki sifat-sifat tersebut.
Rahmat (kasih sayang) sebagaimana firman Allah dalam Al Quran : "tidaklah kami mengutus engkau muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam".
Hal tersebut bermakna kepada diri sendiri untuk selalu menyangi diri/jiwa dan raga agar selamat dunia akhirat dengan taqwa kepada Allah SWT dan mencintai sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW, serta menjauh dari hal-hal yang diharamkan serta dimurkai oleh Allah.
Selain itu selalu berprilaku dan bertutur kata lembut kepada orang tua, menunjukkan sikap berbakti kepadanya agar yang keluar dari lisan orang tua adalah doa dan keridhoan untuk kebahagiaan. Mencintai dan meghargai anak-anak tetap santun, hormat dan berbudi luhur. Serta menghormati suami/istri demi terciptanya keluarga sakinah, mawaddah dan warrahmah, ujarnya.
Setidaknya tiga hal yang melekat sebagai tanda Allah telah mengampuni kita yaitu kebeningan hati setelah disucikan dari dosa dan kesalahan pribadi terhadap dosa sekecil apapun juga bahkan hal yang mubah dan makruh. Sikap pemaaf termasuk didalamnya, toleran terhadap setiap perbedaan dalam kehidupan, sikap tawadu dan rendah hati, jika ia melakukan kesalahan maka akan datang untuk memohon maaf atas kesalahan yg diperbuatnya. Jelasnya.
Kemuliaan akan diperoleh bagi pemilik sikap diatas baik dari Allah maupun sesama makhluk Allah, tidak ada tempat untuknya pintu tertutup, semua akan terbuka lebar. Oleh karenanya orang yang demikian dipastikan akan bahagia hidup didunia dan akhirat.
“Maka inilah yang dikatakan hakikat Idul Fitri pada diri seseorang dimana hawa nafsu terkendali untuk diarahkan kepada ketaatan dan kepatuhan terhadap Illahi Rabbi, ungkapnya.
Posting Komentar