Home » » Imam Masjidil Haram Wisuda 180 Penghafal Al-Qur'an Pada Pembukaan Muktamar III Wahdah Islamiyah

Imam Masjidil Haram Wisuda 180 Penghafal Al-Qur'an Pada Pembukaan Muktamar III Wahdah Islamiyah

Written By ANDI on 18 Jul 2016 | 9:43 AM


PORTAL-KOMANDO.COM,.JAKARTA,.Perhelatan Muktamar III Wahdah Islamiyah (WI) kali ini dipusatkan di ibukota Jakarta, dan dibuka di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (17/7). Acara pembukaan muktamar sendiri, dirangkaikan dengan wisuda penghafal al-Qur'an oleh Imam Masjidil Haram, Syekh. DR. Hasan Abdul Hamid Bukhari. Acara wisuda ini merupakan bagian tak terpisahkan dari salah satu program unggulan Wahdah Islamiyah, Satu Rumah Satu Hafizh. Program Satu Rumah Satu Hafizh ini diluncurkan pertama kali tahun 2010, dan ini kali pertama para peserta diwisuda.
 
Diantara peserta program yang turut diwisuda adalah Muhammad Fahrun Syihab (19), yang bukan hanya menyelesaikan hafalan Al-Qurannya 30 Juz, bahkan menoreh prestasi di kancah Internasional. Ananda Muhammad Fahrun berhasil menjuarai Musabaqah Tahfizh Al-Quran tingkat Internasional dalam arena Kompetisi Al-Quran Internasional Taj al-Waqar di Malaysia (2016). Peserta yang lain adalah Usamah bin Saiful Yusuf (14) yang mewakili Wahdah Islamiyah Cabang Riyadh, dan menjuarai kompetisi Musabaqah Aksan at-Tilawah di Riyadh, Saudi Arabia. 

Ketua umum Wahdah Islamiyah, Muhammad zaitun Rasmin mengatakan program Satu Rumah Satu Hafiz merupakan bagian dari upaya Wahdah Islamiyah mewujudkan cita-cita besar mereka, sebagaimana yang tertera dalam tema muktamar kali ini, Mewujudkan Indonesia Damai dan Berperadaban dengan Islam yang Wasathzyah. "Wasathiyah adalah serapan dari Bahasa Arab, yang berarti pertengahan. Konsep pertengahan ini, dalam kacamata Wahdah Islamiyah, sangat penting dalam mewujudkan tatanan masyarakat sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah" kata Ustad Rasmin saat press conference usai acara pembukaan Muktamar.
 
Menurutnya, diantara contoh terbaik wasathiyah itu, ketika tiga orang sahabat Rasul, diantara mereka ada yang tidak mau menikah, tidak mau berbuka (puasa), dan tidak mau beristirahat semalam suntuk. "Mereka hanya memiliki keinginan baik yang polos, beribadah (mahdhah/vertikal) saja
 
Maka Rasulullah meluruskan konsep itu, dan mengenalkan konsep yang wasathiyah (pertengahan) terkait ibadah tersebut" ujar Ustad Rasmin.
 
Karena itu, lanjutnya, hakikatnya bukan pertengahan antara baik dan buruk, atau antara salah dan benar. "Tapi wasathiyah adalah pertengahan antara dua sikap, perilaku, dan atau pemahaman ekstrim yang keduanya keliru dan bermasalah" katanya. Wasathiyah, terangnya, juga pertengahan antara perilaku yang berlebih-lehman dan perilaku memindah-memudahkan. Melalui muktamar ini pula, Wahdah Islamiyah bertekad menjadi ormas Islam nasional yang tersebar di seluruh tanah air. "Turut memberi kontribusi secara maksimal dalam penyelesaian sejumlah masalah nasional, berupa ide-ide dan konsep yang sangat dibutuhkan umat dan bangsa, serta turut andil dan berperan serta dalam berbagai aktivitas sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan kemanusiaan" katanya.
 
Muktamar Wahdah Islamiyah kali ini, lanjut Rasmin, dihadiri sekira 2500 peserta, yang berasal dari 131 DPD Wahdah Islamiyah yang tersebar di seluruh propinsi se-Indonesia. "Momentum muktamar ini juga dirangkaikan dengan sejumlah agenda lainnya, seperti Daurah Nasional serta kegiatan Bazaar dan Pameran" katanya. @ANDI DIGUL
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2016 - All Rights Reserved
Created by Portal-Komando