PORTAL-KOMANDO.COM,.-(Puspen TNI. Jum’at, 29 April 2016). Saya yakin, karena ini kecintaaan Presiden. Presiden menginginkan percepatan ekonomi dan Papua yang pertama adalah kesejahteran. Oleh karena itu, tanpa jalan tak mungkin ada kesejahteraan. Saya yakin setelah ekonomi merata, Papua akan aman dan Jayapura pun akan aman. Nanti masyarakatnya akan sibuk sendiri, jadi tidak ada ideologi Papua Merdeka, yang ada bagaimana keadilan dan kesejahteraan, karena tak mungkin kesejahteraan tanpa infrastruktur.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Asops Kasad Mayjen TNI Johny L. Tobing, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos., Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian, Waasops Panglima TNI Laksma TNI Harjo Susmoro, Danrem 174/Merauke Brigjen TNI Achmad Marzuki dan Dirziad Brigjen TNI Irwan saat meninjau jalan Trans Papua di Distrik Mamugu, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (28/4/2016).
Panglima TNI juga menyampaikan bahwa, kurang lebih 11 kilo lagi jalan ini bisa dilalui. Dipastikan, bulan Juni sudah kita tinggalkan karena pada bulan Agustus jalan ini akan dilalui oleh Presiden dari Pelabuhan Mamugu. Di Pelabuhan Mamugu bisa 250 ton kapal, kemudian bongkar muat disana, jadi bisa lewat tanpa hambatan sampai di Kenyam. Kalau sudah selesai ini, maka bisa seperlimanya harga disana. Seperti kita ketahui bahwa di Wamena harga semen satu sak bisa mencapai 1,2 juta, padahal harga semen di Jawa sekitar 80 ribuan. Semoga dengan jalan ini bisa dilalui, maka harga semen bisa sampai 250 ribu.
“Kita bekerja sambil mengamankan diri, keamanan tanggung jawab Pangdam. Jadi tidak ada satu jengkal tanah pun di Republik Indonesia ini tak aman. Saya katakan ke Presiden, Presiden mau kemana pun di Republik ini, harus bisa, kalau simpul-simpul ekonomi sudah ada di sekitar jalan ini, saya yakin masyarakat sendiri yang mengamankan, karena masyarakat sendiri yang merasakan nikmatnya terbuka dari isolasi ekonomi. Kenyam ini akan menjadi kota yang luar biasa”, tutur Panglima TNI.
“Semoga semuanya bisa lancar agar bulan Agustus Presiden bisa lewat sini, karena ini kepedulian Presiden kepada Papua luar biasa, beberapa kali beliau kesini, besok Presiden akan datang. Kita lihat bagaimana pesta sepak bola yang megah di Jayapura, makanya saya undang para Kepala Suku untuk nonton bareng di Kodim, cuma memang agak malam, agar di Jawa bisa nonton, jam 9 kick off,” pungkas Panglima TNI.
Seperti diketahui berdasarkan instruksi Presiden RI Ir. H. Joko Widodo, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengerahkan jajarannya untuk membangun jalan dari Wamena menuju Mamugu, Papua. Jalan sepanjang 278,6 Km tersebut mulai dikerjakan sejak Januari 2016. Data dari Kodam XVII/Cenderawasih, jalan sepanjang 278,6 Km ini melewati daerah hutan, rawa dan sungai. Ruas jalan ini melalui 40 sungai, sebanyak 32 sungai belum ada jembatan dan 8 lainnya mempunyai jembatan sementara dari kayu. Selain pembangunan jalan, direncanakan akan turut dibangundua dermaga di Mamugu dan Batas Batu yang nantinya kapal bisa masuk sampai 300 ton ke Mamugu dan di Batas Batu bisa masuk kapal sebesar 150 ton.
Desain konstruksi jalan yang akan dibuka direncanakan lebar total adalah 11 meter, badan jalan 6 meter, bahu jalan 3 meter dan drainase 2 meter. Total kekuatan yang dikerahkan jajaran Zeni Angkatan Darat sejumlah 394 orang personel dengan komposisi POP-1 yang terdiri dari Denzipur-12 mengerjakan ruas jalan Wamena-Habema dan Habema-Mbua; POP-2 dari Yonzipur-18 mengerjakan ruas jalan Mbua-Mugi dan Mugi-Paro dan POP-3 dari Yonzikon-14 mengerjakan ruas jalan Paro-Kenyam dan Kenyam-Mamugu, dengan kekuatan tiap POP berjumlah 107 orang. Alat berat yang dibutuhkan untuk pembukaan jalan berjumlah 78 unit dan pengaspalan jalan berjumlah 60 unit.
Hingga akhir 2015 lalu dari rencana awal jalan Trans Papua yang akan dibangun sepanjang 4.325 km saat ini yang belum tersambung adalah 658 km, pada 2016 direncanakan dibuka sekitar 278 km dan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo pada 2018 seluruh ruas yang masih terputus sudah tersambung dan bisa difungsikan sehingga selatan Papua lebih hidup dan Tol Laut Lintas Selatan Indonesia dapat terwujud, karena saat ini warga terutama yang bermukim di pedalaman Papua tak punya akses jalan dan hanya mengandalkan transportasi angkutan udara yang tak semua kalangan bisa menjangkaunya.
Posting Komentar