PORTAL-KOMANDO.COM,.-(Puspen TNI. Selasa, 5 Januari 2016). Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Nenny Gatot Nurmantyo, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Fransen G. Siahaan, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Nugroho Prang Sumadi, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Askomlek Panglima TNI Marsda TNI Bonar H. Hutagaol, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, dan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, usai meninjau tiga satuan prajurit di Ambon kemarin, melanjutkan kunjungannya ke Wilayah Timur Indonesia.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan mendarat di Pulau Saumlaki. Sebelum tiba di Pulau Selaru, Panglima TNI merapat ke Satuan Radar TNI AU di Pulau Saumlaki. Perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Selaru dari Bandara Mathilda di Pulau Saumlaki dengan menggunakan Helikopter, dan mendarat di Desa Lingat.
Kedatangan Panglima TNI beserta rombongan disambut Kepala Desa Lingat Bapak Melkisedek Baumaseh dengan memberikan sofie, minuman khas dari Maluku dan kapur dengan dua lembar daun sirih yang digunakan sebagai pembungkus untuk dikunyah. Acara dilanjutkan dengan sambutan tarian adat oleh delapan pemuda dan enam pemudi. Mereka memeragakan tarian perang, para pemuda memegang anak panah dan busur sementara para pemudi asik melenggokkan badan.
Warga menyambut gembira akan kedatangan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan, karena warga mengakui belum pernah ada pemimpin negara yang datang ke pulau ini. “Baru dalam sejarah, petinggi negara datang ke tanah kosong ini. Kami butuh bukan hanya kehadiran Bapak, tapi suara hati Bapak,” ujar Kepala Desa Lingat.
“Saya tadi ke Satuan Radar TNI AU bahwa dalam setahun ada 4 sampai 5 kali pelanggaran batas wilayah ekonomi ekslusif dari luar yang kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena pangkalan yang paling dekat disini ada di Makassar,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Pulau Selaru.
Panglima TNI juga mengatakan bahwa, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo menyatakan bahwa untuk menjadi Poros Maritim Dunia, Indonesia harus memiliki keunggulan di Darat, di Laut juga di Udara. Berdasarkan rencana awal, di atas tanah ini akan dibuat Lanud dengan panjang lintasan 1500 m. Tapi ada opsi untuk menambah panjangnya hingga 3000 m, agar dapat menampung pesawat yang lebih besar.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan mendarat di Pulau Saumlaki. Sebelum tiba di Pulau Selaru, Panglima TNI merapat ke Satuan Radar TNI AU di Pulau Saumlaki. Perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Selaru dari Bandara Mathilda di Pulau Saumlaki dengan menggunakan Helikopter, dan mendarat di Desa Lingat.
Kedatangan Panglima TNI beserta rombongan disambut Kepala Desa Lingat Bapak Melkisedek Baumaseh dengan memberikan sofie, minuman khas dari Maluku dan kapur dengan dua lembar daun sirih yang digunakan sebagai pembungkus untuk dikunyah. Acara dilanjutkan dengan sambutan tarian adat oleh delapan pemuda dan enam pemudi. Mereka memeragakan tarian perang, para pemuda memegang anak panah dan busur sementara para pemudi asik melenggokkan badan.
Warga menyambut gembira akan kedatangan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan, karena warga mengakui belum pernah ada pemimpin negara yang datang ke pulau ini. “Baru dalam sejarah, petinggi negara datang ke tanah kosong ini. Kami butuh bukan hanya kehadiran Bapak, tapi suara hati Bapak,” ujar Kepala Desa Lingat.
“Saya tadi ke Satuan Radar TNI AU bahwa dalam setahun ada 4 sampai 5 kali pelanggaran batas wilayah ekonomi ekslusif dari luar yang kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena pangkalan yang paling dekat disini ada di Makassar,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Pulau Selaru.
Panglima TNI juga mengatakan bahwa, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo menyatakan bahwa untuk menjadi Poros Maritim Dunia, Indonesia harus memiliki keunggulan di Darat, di Laut juga di Udara. Berdasarkan rencana awal, di atas tanah ini akan dibuat Lanud dengan panjang lintasan 1500 m. Tapi ada opsi untuk menambah panjangnya hingga 3000 m, agar dapat menampung pesawat yang lebih besar.
“Selain sebagai sarana pertahanan negara, Lanud ini juga dapat digunakan untuk lalu lintas pesawat swasta. Diharapkan, hal ini dapat membuka akses transportasi dan logistik yang lebih besar di Pulau Selaru. Karena selama ini untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok, warga di Pulau Selaru harus menyeberang ke Pulau Saumlaki menggunakan perahu cepat,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.@ANDI.T.R
Posting Komentar