www.portal-komando.com,.-(Dispenau). - Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna melantik Marsma TNI Nugroho Prang Sumadi menjadi Komandan Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Koharmatau) menggantikan Marsda TNI Hasan Londang di Mabesau Cilangkap, Rabu (18/2), Marsma TNI Nugroho Prang Sumadi sebelumnya menjabat sebagai Waaslog Kasau, sedangkan Marsda TNI Hasan Londang menjabat sebagai Staf khusus Kasau dalam rangka pension.
Pada kesempatan tersebut juga diserahterimakan jabatan Kepala Dinas Pengamanan dan Sandi Angkatan Udara (Kadispamsanau) dari Marsma TNI D. Widiantoro kepada Kolonel Sus. Petrus Bagia Putranto.
Dalam
sambutannya Kasau mengatakan, pengoptimalan peran Depo dan Sathar di
jajaran Koharmatau menjadi hal yang penting, untuk itu pembinanaan dan
peningkatan kualitas dan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki ilmu
pengetahuan, jiwa militansi, kreatif dan inovatif merupakan bagian yang
tidak kalah penting untuk tetap ditingkatkan karena alutsista yang
dikelola perlu diawaki oleh personel yang profesional.
Menyikapi hal tersebut, ujar kasau, jajaran Koharmatau hendaknya dapat menyikapi secara positif, karena hal tersebut merupakan sebuah tantangan sekaligus kesempatan untuk dapat memantapkan eksistensi organisasi bahwa Koharmatau salah satu penentu keberhasilan pelaksanaan tugas TNI Angkatan Udara.
Menyikapi hal tersebut, ujar kasau, jajaran Koharmatau hendaknya dapat menyikapi secara positif, karena hal tersebut merupakan sebuah tantangan sekaligus kesempatan untuk dapat memantapkan eksistensi organisasi bahwa Koharmatau salah satu penentu keberhasilan pelaksanaan tugas TNI Angkatan Udara.
Sedangkan
Dispamsanau memiliki tugas membina dan menyelenggarakan fungsi
pengamanan, sandi dan intelijen di lingkungan TNI Angkatan Udara akan
menghadapi dinamika berbagai tantangan kedepan yang tidak semakin
ringan.
Perkembangan situasi yang terjadi saat ini, baik dalam lingkup global, regional dan nasional tidak mudah untuk diprediksi menyebabkan peran intelijen menjadi semakin penting dan strategis.
Dari dimensi ancaman yang mudah berkembang dari satu dimensi ke dimensi lain termasuk idiologi, ekonomi, politik, sosial, hukum, informasi dan tehnologi serta keamanan. Spektrum ancaman juga dapat berubah dengan tiba-tiba dari lokal ke nasional.
“Menghadapi kenyataan semua itu dengan pendekatan pemikiran dan pemahaman, maka peran intelejen dapat dianalogikan sebagai mata dan telinga TNI Angkatan Udara”, jelas Kasau .
Untuk menunjang semua itu perlu diciptakan kultur intelejen yang solid dengan mengelementasi ego sektoral, semua unsur intelejen harus menggunakan satu moment vlatur yaitu intelejen TNI. Tidak boleh ada dikotomi moment platur intelIjen strategis, intelIjen taktis dan intelIjen teritorial, jelasnya.
Perkembangan situasi yang terjadi saat ini, baik dalam lingkup global, regional dan nasional tidak mudah untuk diprediksi menyebabkan peran intelijen menjadi semakin penting dan strategis.
Dari dimensi ancaman yang mudah berkembang dari satu dimensi ke dimensi lain termasuk idiologi, ekonomi, politik, sosial, hukum, informasi dan tehnologi serta keamanan. Spektrum ancaman juga dapat berubah dengan tiba-tiba dari lokal ke nasional.
“Menghadapi kenyataan semua itu dengan pendekatan pemikiran dan pemahaman, maka peran intelejen dapat dianalogikan sebagai mata dan telinga TNI Angkatan Udara”, jelas Kasau .
Untuk menunjang semua itu perlu diciptakan kultur intelejen yang solid dengan mengelementasi ego sektoral, semua unsur intelejen harus menggunakan satu moment vlatur yaitu intelejen TNI. Tidak boleh ada dikotomi moment platur intelIjen strategis, intelIjen taktis dan intelIjen teritorial, jelasnya.
Posting Komentar