Home » , » Pangarmada II Pimpin Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke- 110 Tahun 2018 Di Koarmada II

Pangarmada II Pimpin Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke- 110 Tahun 2018 Di Koarmada II

Written By ANDI on 21 Mei 2018 | 11:59 AM


 
Surabaya, 21 Mei 2018 ,.Panglima Komando Armada II (Pangarmada II) Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, S.E., M.M. pimimpin jalannya upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke- 110 tahun 2018 dengan tema ” Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital”, bertempat di Dermaga Madura Ujung Mako Koarmada II, Surabaya. Senin (21/05/2018). 
 

Dalam amanat Menteri Komunikasi dan Informatika RI (Menkominfo) Rudiantara S.Stat. MBA., yang dibacakan Pangarmada II menyampaikan ketika rakyat berinisiatif untuk berjuang demi meraih kemerdekaan dengan membentuk berbagai perkumpulan, lebih dari seabad lalu, kita nyaris tak punya apa-apa. Kita hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa. Namun sejarah kemudian membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja telah cukup, asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama yakni kemerdekaan bangsa. bersatu adalah kata kunci ketika kita ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia namun pada saat yang sama tantangan yang mahakuat menghadang di depan. 
 
Boedi Oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primordial akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan. 

Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan. Presiden Pertama dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 1952 mengatakan bahwa pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu ide, satu naluri pokok daripada bangsa Indonesia beliau juga menggambarkan persatuan bangsa layaknya sapu lidi, jika tidak diikat maka lidi tersebut akan tercerai berai, tidak berguna dan mudah dipatahkan, tetapi jikalau lidi-lidi itu di gabungkan, diikat menjadi sapu, maka mana ada manusia bisa mematahkan sapu lidi yang sudah terikat. 

Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagai bangsa. Cara baru itu ialah cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dengan perserikatan dan perhimpunan politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan, bebernya. 

Para pendahulu yang berkumpul dalam organisasi-organisasi seperti Boedi Oetomo itu memberikan yang terbaik bagi terbentuknya bangsa melalui organisasi. Bukan pertama- tama dengan memberikan harta atau senjata, melainkan dengan komitmen sepenuh jiwa raga. 

Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana saat itu, mereka terus menghidup-hidupi api nasionalisme dalam diri masing-masing. Seratus sepuluh tahun kemudian bangsa ini telah tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju, sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Meski belum sepenuhnya sempurna, rakyatnya telah menikmati hasil perjuangan para pahlawannya berupa meningkatnya perekonomian, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Keringat dan darah pendahulu bangsa telah menjelma menjadi hamparan permadani perikehidupan yang nyaman dalam rengkuhan kelambu kemerdekaan. 

Kalau sekarang bangsa ini punya hampir segala yang dibutuhkan, seharusnya kita terinspirasi bahwa dengan kondisi embrio bangsa seabad lalu yang berada dalam rundungan kepapaan pun, kita telah mampu menghasilkan energi yang dahsyat untuk membawa kepada kejayaan. Apalagi kini, ketika kita jauh lebih siap, tak berkekurangan dalam sumber daya alam dan sumber daya manusia. 

Hadir dalam acara tersebut Para Asisten Pangarmada II, Sahli Pangarmada II, Kasatker, Komandan Unsur KRI yang berada di Pangkalan, Para Perwira, Bintara, Tamtama serta Aparatur Sipil Negara (ASN).
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2016 - All Rights Reserved
Created by Portal-Komando