Pendim
0703/CiLacap | Maos - Ingin sukses terjun di bisnis peternakan bebek
petelor? Sukses yang digeluti seorang Babinsa dari Koramil 07/Maos,
Sertu Slamet ini mungkin bisa menjadi salah satu inspirasi. Semua orang
pun sepertinya bisa melakukan karena modal sangat minim dan bisa
mengantarkan anda menjadi peternak bebek petelur yang sukses.
Sertu
Slamet seorang Babinsa dari Koramil 07/Maos, Kodim 0703/Cilacap,
kelahiran Jl. Tambangan, Desa Glempang, RT. 01 RW. 02, Kecamatan Maos,
Kabupaten Cilacap
Disela
kesibukannya seorang Babinsa di wilayah binaannya Sertu Slamet masih
bisa menyempatkan waktu untuk mengurus peliharaannya dalam beternak
bebek petelor,
yang digelutinya usaha berternak bebek petelor ini sejak tahun 2015, dan kini sudah berhasil menikmati kesuksesan.
Dengan
panggilan akrab, Slamet mengatakan, untuk sukses dibisnis bebek
petelur ini tidak lah susah, yang penting kata dia seorang peternak
harus senang lebih dahulu dengan bebek sehingga punya rasa memiliki
terhadap bebek peliaraannya itu sendiri.
Sesuai
usahanya yang mandiri, Sertu Slamet berhasil menjadi penyuplai telur
bebek di wilayah Maos bahkan banyak pelanggan yang langsung datang
mengambil telor.
Bisnis usahanya hanya dimulai dari modal Rp 75.000 kali 250 ekor bebek saja kurang lebih RP. 18.750.000,-
"Sejak
pertama saya memang senang dengan bebek, saya selalu senang melihat
bebek,"kata Sertu Slamet kepada Pendim 0703/Cilacap, Rabu (07/02/2018).
Slamet yang memang punya keluarga istri dan 2 anak ini awalnya cuma
iseng-iseng membeli 250 ekor bebek seharga Rp 75 .000 per ekor, lalu ia
juga membeli konsentrat, jerangkring dan dedek total seharga Rp 5.932
500,- untuk pakannya per bulannya.
Hasil
tak disangka, bebek petelor peliharaannya tumbuh kembang dengan cepat,
tiap pagi Slamet dan istrinya dapat mengambil telor bebeknya, 185 butir
dengan harga 1.800 per butirnya.
dalam tempo 1
bulan ia berhasil memanen hasil jerih payahnya telor seharga Rp 9. 990.
000. Semenjak itu lah, ia semakin bersemangat memutar uangnya, yang
akhirnya membawanya menjadi penyuplai 850 ekor bebek, per bulan di
wilayah Maos dengan omset telor 29. 700.000 juta per bulan.
Ia
kini sudah memiliki 3 buah kandang dengan masing-masing ukuran 3 meter X
7 meter, dimana setiap kandang bisa menampung 70 ekor bebek. Setiap
hari sekali ia memanen telor, sehingga panen telor ia bisa lakukan
penjualan setiap hari dan diambil langsung oleh pelanggan.
Untuk
urusan kandang dan pakan Sertu Slamet punya tips bagi yang mau memulai
usaha bebek petelor, yaitu usahan disiapkan salura air di areal kandang
untuk keperluan minum bebek setiap harinya, dan bebek petelor itu tidak
di siapkan kolam untuk mandi.
Hal
ini penting agar kondisi bebek bisa terus bersih dan tak berbau serta
bertelor. Mengenai bau, Slamet juga punya tips jitu agar kandang
bebeknya tak mengganggu tetangga sebelah, yakni air minumnya tidak jatuh
ke tanah, artinya dibuatkan saluran air guna pembuangan langsung ke
sungai.
Syaratnya setiap
pemberian pakan pagi dan sore, ia memberikan adonan Jerangking,
Kosentrat dan Dedek (Bekatul) agar kotoran bebek tak berbau.
Dari pakan tersebut juga akan meningkatkan telor bebek ( bebek selalu bertelor setiap hari).
Mengenai
pakan bebek, selama ini ia hanya mengandalkan pakan bebek dari sisa
makanan seperti jerangkring, yang ia dapatkan cuma-cuma. Selain itu,
dedek dan kosentrat yang mudah di dapat.
“Berdasarkan
pengalaman saya, bebek itu unggas yang tahan penyakit, dikasih makan
apa saja mau. Tingkat kematiannya pun lebih jauh," katanya.
Untuk
tetap menjaga kesehatan bebek terhadap penyakit yang sering menimpa
bebek seperti flu, ia juga punya tips ampuh untuk mengobati bebek dari
flu yaitu dengan memberikan obat Turbo di campur dengan adonan makanan
karena lebih efektif.
Ia
juga menuturkan berternak bebek petelur begitu menggiurkan, khususnya di
Wilayah Maos ada masyarakat yang masih berternak bebek hanya beberapa
saja. Sementara konsep yang ia kembangkan adalah berternak bebek petelor
secara total dengan tidak melepas bebek namun dikandangkan dalam jumlah
besar sehingga tingkat pertumbuhannya sangat cepat.
“Kalau saya langsung diambil oleh konsumen atau pelanggan seperti rumah makan, pengepul dan lain-lain,” ujar Slamet
Bahkan
katanya, jika dibandingkan berternak ayam petelor, dari sisi harga,
harga telor bebek cenderung harga jual yang cukup bagus. Saat ini ia
menjual telor bebeknya per butir RP. 1.800,-
“Terus terang saja, saya sekarang setiap harinya selalu memanen telor,” kata Babinsa Koramil 07/Maos Sertu Slamet ini.
Lewat
keuletan dan keseriusannya ini, ia kini menikmati bisnisnya yang terus
berkembang. Setidaknya ia sudah mandiri membangun kandang senilai Rp 40
juta di pekarangan rumahnya, bahkan Sertu Slamet segala keperluannya
seperti pakan dan lain-lain diantar untuk menopang kegiatan usahanya.
Intinya
kata dia berbisnis ternak tidak lah susah, jika ada kemauan pasti bisa
sukses. Untuk urusan modal, ia telah membuktikan bahwa memulai bisnis
tidak melulu merogoh kantong.
“Dengan
pakan bekas makanan kita menghasilkan produksi yang tinggi. Berternak
tak selamanya pakai dana besar,” tutur Sertu Slamet usaha mandiri yang
memiliki 850 ekor bebek. [ STY ]
Narasumber : Sertu Slamet, Babinsa Koramil 07/Maos, Kodim 0703/Cilacap
Penulis : Serda Sutaryo,
Posting Komentar