Bandung,PK-Satgas Citarum Harum akan merelokasi seluruh rumah warga yang berada di bantaran sungai mulai dari hulu hingga hilir Citarum sebagai upaya normalisasi. Relokasi tersebut, rencananya akan dilakukan secara bertahap dengan tahap awal dimulai dari kawasan hulu, tepatnya Desa Tarumajaya, Kabupaten Bandung sebanyak 360 rumah.
Pangdam III/ Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo mengatakan 360 Kepala Keluarga (KK) terdampak sudah bersedia untuk dipindahkan. Nantinya warga yang direlokasi akan diberi rumah baru dengan dana pembangunan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). ”Tak pakai biaya, semuanya ditanggung pemerintah pusat melalui Kemen PUPera (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat),” kata Doni di Desa Tarumajaya, Kabupaten Bandung kemarin, Sabtu (28/1) seperti dilansur dalam sitys resmi Kodam III/Siliwangi.
Doni memaparkan, rumah-rumah yang dibangun untuk warga tersebut diklaim memiliki daya tahan serta kekuatan dalam menampung beban. Untuk itu, dirinya menargetkan dalam tiga bulan ke depan tahapan relokasi tersebut mampu menyelesaikan pembangunan 360 unit rumah.
”Setiap bulan direncanakan mendirikan 120 unit rumah. Rumah ini juga terbuat dari beton dan fiber, sehingga cukup ringan namun cukup kuat.” kata Doni.
Sementara itu, Kazidam III /Siliwangi Kolonel Hari Darmika memaparkan, relokasi tersebut dikarenakan area bantaran sungai harus steril dari bangunan dengan jarak 10 sampai 15 meter dari bibir sungai.
Menurut Hari ke depan, bukan hanya warga Desa Tarumajaya saja yang direlokasi, melainkan semua warga yang mendirikan rumah di area bantaran sungai mulai dari hulu hingga ke hilir juga akan disterilkan.
”Warga menyambut baik program relokasi rumah ini, karena tempat tinggal baru mereka nanti dijamin lebih bersih dan sehat secara lingkungan dibanding yang sekarang,” kata Hari.
Dituturkan Hari, rumah tersebut terbuat dari material beton dan fiber, sehingga cukup ringan namun juga kuat karena memiliki ketahanan tekanan mencapai 1,3 ton untuk horizontal dan 4 ton untuk vertikal.
Dirinya berharap, relokasi tersebut menjadi contoh bagi daerah lain yang akan disterilkan. Sebab, di komplek yang baru nanti juga akan dibangun sanitasi air kotor dan bersih, MCK yang representatif, serta IPAL Komunal. ”Ini juga sebagai daya tarik masyarakat agar mau berpindah dari posisinya yang sekarang,” kata dia.
Selain itu juga Tim Citarum Harum telah menyiapkan lahan seluas 25 hektar milik Persero Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Lahan itu nantinya akan ditanami bibit pohon sebagai upaya menghijaukan kembali hulu sungai Citarum.
Doni menyebutkan pihaknya meminta masyarakat untuk merubah pola tanam dari tanaman jenis sayuran dan beralih ke tanaman pohon. Hal tersebut dilakukan karena tanaman pohon dinilai mampu menjadi resapan air ketika hujan. ”Berbagai jenis pohon yang akan ditanam diantaranya bibit pohon Kopi, Rasamala, pohon rempah, Suren merah dan pohon buahan jenis Alpukat dan lainnya,” sebutnya.
Dikatakan Pangdam, pihaknya telah menyiapkan berbagai bibit pohon yang nantinya akan ditanam di lahan PTPN VIII. Dirinya menargetkan setiap harinya pasukan Kodam III/ Siliwangi yang dibantu masyarakat bisa menanam 1.300 pohon.
”Langkah ini sudah kita lakukan sejak beberapa bulan lalu dan mudah-mudahan ke depannya tetap lancar untuk mengembalikan fungsi pohon bagi kelangsungan air Citarum,” kata dia.
Doni menuturkan, alih fungsi lahan dari tanaman sayuran ke tanaman pohon adalah langkah yang dilakukan pihaknya untuk kelangsungan kehidupan. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan solusi untuk ekonomi masyarakat.
Menurut Doni, pihaknya akan memberikan pekerjaan kepada masyarakat sebagai penanam bibit pohon serta diberi pemahaman pertanian maupun peternakan yang dinilai tidak akan merusak ekosistem Citarum. “Sebagai gantinya, masyarakat akan dipekerjakan sebagai pegawai pembantu penanaman bibit pohon dan diberi gaji Rp 1.900.000 per bulan,” kata dia.
Sementara itu, Komisaris Independen PTPN VIII, Ipong Wartanto mengakui pihaknya telah menanam sebanyak 185 ribu bibit pohon di lahan konservasi. Menurutnya, PTPN VIII memiliki 6 kebun dengan total luas 12 ribu hektare yang termasuk kawasan hutan konservasi dan hutang lindung.
Dengan lahan yang ada tersebut, dirinya mengharapkan mampu menanami kembali lahan yang saat ini digunakan untuk sayuran dengan tanaman yang sesuai dengan kultur tanah, namun tetap bernilai ekonomis bagi masyarakat. ”Tentunya harus tetap menguntungkan bagi masyarakat, seperti pohon Kopi, Alpukat dan pohon lainnya. Sehingga tidak menanam sayuran dilahan yang akan dialihkan fungsinya,” kata dia.

Posting Komentar