PK,.Yogyakarta.
Seluruh Prajurit dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pangkalan TNI Angkatan
Laut (Lanal) Yogyakarta, mengikuti upacara dalam rangka Peringatan ke
58, Hari Armada Republik Indonesia tahun 2017. Upacara dilaksanakan di
Lapangan Apel Mako Lanal Yogyakarta, Jl. Melati Wetan, Baciro,
Yogyakarta, pada Selasa (5/12/17) pagi.
Bertindak
sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada upacara tersebut Perwira Pelaksana
(Palaksa) Lanal Yogyakarta, Letkol Laut (P) Siswo Widodo, S.T., yang
mewakili Danlanal Yogyakarta, Kol. Laut (P) Arya Delano, S.E., M.Pd,
yang pada waktu yang bersamaan mengikuti upacara Peringatan ke-58 Hari
Armada RI tahun 2017 di Koarmatim, Ujung, Surabaya.
Sedangkan
yang bertindak sebagai Komandan Upacara (Danup) Kepala Balai Kesehatan
(Ka BK) Lanal Yogyakarta, Kapten Laut (K) Ngadino, sedangkan susunan
pasukan upacara sebagai berikut peleton Perwira Menengah (Pamen),5
peleton gabungan Pama dan Korps Wanita TNI AL (Kowal), peleton Bintara,
peleton Tamtama dan peleton ASN Lanal Yogyakarta. Pada upacara tersebut
dibacakan sejarah berdirinya Armada Republik Indonesia.
Amanat
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E.,
M.A.P., yang dibacakan Irup Letkol Laut (P) Siswo Widodo, S.T., pada
upacara tersebut antara lain menyampaikan bahwa peringatan Hari Armada
RI yang dilaksanakan setiap tahun, bukan merupakan serangkaian kegiatan
seremonial semata, namun dibalik itu terdapat makna rasa syukur kepada
Tuhan YME karena hingga saat ini , Komando Armada RI masih dapat
melaksanakan tugas sebagai Bhayangkari di laut, dan juga merupakan wujud
introspeksi dan evaluasi bagi jajaran Armada RI atas pelaksanaan tugas
yang telah diemban, sehingga ke depan akan semakin baik.
Palaksa
Lanal Yogyakarta, juga menyampaikan dalam membacakan amanat tersebut
bahwa situasi dan perubahan lingkungan strategis, baik Global, Regional
maupun Nasional, bergerak sangat cepat dan dinamis, sehingga sulit untuk
diprediksi.
Dinamika Politik dan keamanan internasional maupun regional
diwarnai berbagai isu antara lain eksistensi kelompok ISIS, peningkatan
ketegangan di Lau Tiongkok Selatan dan semenanjung Korea, modernisasi
kekuatan militer di kawasan sengketa perbatasan antar negara,
pelanggaran wilayah, kelangkaan energi serta gangguan keamanan maritim
dan keselamatan navigasi.
Dalam lingkup nasional, kecenderungan keamanan
masih diwarnai adanya isu politik terutama dikaitkan dengan Tahun
Politik 2018 sampai dengan 2019, Separatisme, gangguan keamanan di dan
lewat laut serta kejahatan lintas negara (Trans-National Crimes) yang
dapat mengancam integritas kedaulatan NKRI, menimbulkan kerugian negara
dan mengganggu stabilitas kemanan nasional. Permasalahan tersebut
bukanlah suatu hambatan namun merupakan tantangan yang harus kita hadapi
bersama untuk mengamankan kepentingan nasional.
Pembangunan
kemampuan dan kekuatan Armada TNI Angkatan Laut senantiasa diarahkan
pada tercapainya pemantapan soliditas di antara Komponen Sistem Senjata
Armada Terpadu (SSAT), namun dilihat dari komposisi Alutsista yang
tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu saat ini, belum sepenuhnya
mampu untuk melaksanakan tugas penegakan Kedaulatan Negara di laut
secara optimal.
Oleh karena itu, TNI Angkatan Laut sebagai komponen
utama pertahanan negara di laut, harus tetap membina dan mengembangkan
kekuatan Armada RI untuk menjadi kekuatan yang kuat, andal dan
profesional, sehingga dapat menjalankan setiap tugas guna menegakkan
Kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta
melindungi segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. (NSR/bang
natsir).

Posting Komentar