PK,.Yogya
Barat. Jumat, (10/11/17) ,.Mulai pukul 08.00 - 09.00 wib di Alun alun
Wates Kulon Progo telah dilangsungkan upacara peringatan hari Pahlawan
ke 72 tingkat Kabupaten tahun 2017. Tema peringatan tahun 2017 kali ini
"PERKOKOH PERSATUAN MEMBANGUN NEGERI”. Upacara sendiri diikuti kurang
lebih 600 orang.
Bertindak selaku Inspektur
Upacara Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, dengan Komandan Upacara AKP
Gunardi Tejo Murti, SH.M HUM, serta Perwira Upacara AKP Sudarsono
(keduanya dari Polres Kulon Progo.
Tampak Hadir dalam acara tersebut :. Wabup Kulon Progo Drs Sutejo. . Sekda Kulon Progo Ir Astungkoro. Kapolres Kulon Progo, AKBP Irfan Rifai. . Kasdim 0731/Kp Mayor Inf Ary Susetyo. . Wakadent Brimob Sentolo AKBP Djunaidi Hidayat. . Ka Rutan kelas II B Wates, Teguh Suroso, AMd.IP. SH. . Kasi Pidsus Kajari Kulon Progo, Roni Adisaputra . Sekertaris PN Wates Sulistyo. Ketua Pengadilan Agama Wates, Drs Nasrul MA. Dan Pos AL Karangwuni, Peltu Mar Agus Sumaryanto.
Satuan Pasuka Upacara pada peringatan Hari Pahlawan tahun 2017 antara lain,. 1 SST Kodim 0731/Kulon Progo . 1 SST Polres Kulon Progo . 1 SST Polwan Polres Kulon Progo . 1 SST Lapas Kulon Progo . 4 SST PNS Pemkab Kulon Progo .1 SST Mahasiswa. 5 SST Pelajar SLTA, 5 SST Pelajar SLTP.5 SST Pelajar SD. 2 SST Pramuka,2 SST KNPI, 1 SST SAR. 1 SST TAGANA. 1 SST LINMAS. 1 SST BUMD . 1 SST Karangtaruna.
Rangkaian
upacara sendiri setelah penaikan Bendera Merah Putih dilanjutkan dengan
Mengheningkan cipta dan pembacaan amanat dari Menteri Sosial, yang
dibacakan oleh Bupati Kulon Progo selaku Inspektur Upacara.
Amanat Menteri Sosial RI yang dibacakan oleh Inspektur upacara, sebagai berikut:
1.
Setiap tanggal 10 November, kita seluruh Bangsa lndonesia memperingati
Hari Pahlawan, mengenang para pendahulu kita, pahlawan dan perintis
kemerdekaan, para pendiri Republik Indonesia, mereka dengan segenap
pemikiran, tindakan dan gerakan perjuangan kolektif yang mereka lakukan,
sehingga saat ini kita semua bisa menikmati hidup di bumi indonesia
sebagai bangsa yang merdeka, bangsa yang sederajat dengan bangsa lain,
bangsa yang menyadari tugas sejarahnya untuk menjadikan kemerdekaan
sebagai jembatan emas bagi terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
2.
Para Pendiri bangsa mengabarkan pesan penting kepada kita. Pesan itu
adalah bahwa setelah kemerdekaan diraih, maka tahapan selanjutnya - kita
harus bersatu terlebih dahulu untuk bisa memasuki tahapan bernegara
selanjutnya yakni berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena pesan
fundamental itulah maka peringatan Hari Pahlawan 10 November tahun 2017
ini kita mengambil tema "Perkokoh Persatuan Membangun Negeri".
Apabila
kita mampu bersatu sebagai satu bangsa maka kita dapat maju
bersama-sama dan mendistribusikan berkah kemerdekaan baqi seluruh
masyarakat Indonesia.
3.
Hari Pahlawan yang kita peringati saat ini didasarkan pada peristiwa
pertempuran terhebat dalam riwayat sejarah dekolonisasi dunia, yakni
peristiwa "Pertempuran 10 November 1945" di Surabaya.
Sebuah peristiwa
yang memperlihatkan kepada dunia internasional, betapa segenap Rakyat
Indonesia dari berbagai ras/suku, agama, budaya dan berbagai bentuk
partikularisme golongan - bersama-sama melebur menjadi satu untuk
berikrar, bergerak dan menyerahkan hidupnya, jiwa raganya untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia !
4.
Bung Karno pernah menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati jasa pahlawannya. Kalimat singkat dari Bung Karno ini
memiliki makna yang sangat mendalam bagi kita semua. Tanpa pengorbanan
dan perjuangan para pahlawan dan perintis kemerdekaan, tidak akan ada
gagasan besar untuk mendirikan sebuah negara yang bernama Republlk
Indonesia.
5. Dalam
setiap rangkaian perjuangan kepahlawanan yang membentuk kelndonesiaan
kita, kita dapat mengambil pelajaran dari apinya perjuangan para
pendahulu kita, api yang menjadi suasana kebatinan dan pelajaran moral
bagi kita semua yakni, api yang membentuk terbangunnya Persatuan
Indonesia yang terdiri atas dua hal yakni adanya harapan dan
pengorbanan! Harapan dan pengorbanan itulah yang membentuk persatuan dan
melahirkan Indonesia, merawat eksistensinya dalam panggung sejarah
bangsa-bangsa, dan harus terus dinyalakan agar Republik Indonesia tetap
berdiri tegak, menjadi besar dan terus memberi sumbangan penting sebagai
bagian dari persaudaraan ummat manusia di dunia.
6.
Berbagai sejarah kepahlawanan, mengisahkan tentang menyala-nyatanya api
"Harapan" yang menjadi pemantik dari berbagai tindakan-tindakan heroik
yang mengagumkan. Begitu pula Republik Indonesia tercinta ini ketika
diproklamirkan, dengan keberanian, tekad, pemikiran orisinil tentang
kehidupan bernegara yang teduang dalam Pancasila dan UUD 1945 dan
pengorbanan yang besar, maka berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaaannya.
7.
Apakah yang menjadi pemantik sehingga pendahulu kita berani
memproklamirkan kemerdekaan saat itu ? Keberanian itu dapat digerakkan
oleh sebuah modal tak ternilai dan tidak kasat mata, modal itu adalah
adanya sebuah harapan. Sebuah harapan yang menimbulkan optimisme dalam
hidup, sebuah harapan yang membuka segenap potensi, kita punya vitalitas
dan daya hidup kemanusiaan untuk membuka terang kehidupan di masa
depan, sebuah harapan bahwa dengan mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, maka kita dapat membangun
sebuah kehidupan bernegara, sebuah rumah tangga politik kebangsaan dan
kenegaraan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
8.
Saat ini harapan akan masa depan yang lebih baik tersebut telah
ditambatkan oleh Pemerintahan Presiden Bapak Joko Widodo dan Wakil
Presiden Bapak H.M. Jusuf Kalla melalui sebuah visi transformatif yang
mengarahkan dan menghimpun gerak seluruh elemen Republik Indonesia yakni
: "Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
berlandaskan gotong-royong".
9.
Dalam kerangka mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan sembilan
agenda prioritas pemerintahan ke depan yang disebut NAWA CITA.
Kesembilan agenda prioritas itu bisa dikategorisasikan ke dalam tiga
ranah; ranah mental-kultural, ranah material (ekonomi) dan ranah
politik. Pada ketiga ranah tersebut, Pemerintah saat ini berusaha
melakukan berbagai perubahan secara akseleratif, berlandaskan
prinsip-prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Ketiga ranah pembangunan
tersebut bisa dibedakan tapi tak dapat dipisahkan. Satu sama lain saling
memerlukan pertautan secara sinergis. Perubahan mental-kultural
memerlukan dukungan politik dan material berupa politik kebudayaan dan
ekonomi budaya. Sebaliknya perubahan politik memerlukan dukungan budaya
dan material berupa budaya demokrasi dan ekonomi politik.
10.
Republik Indonesia yang berdiri atas berkat rakhmat Allah Yang Maha
Kuasa ini dapat kita terus nikmati kemerdekaannya karena para pahlawan
pendahulu kita mengajarkan kepada kita keteladanan akan rela berkorban.
Bung Karno mengingatkan berkali-kali dalam berbagai pidatonya, bahwa
kehidupan bernegara Republik Indonesia ini hanya bisa terwujud dan
menjadi lebih baik dan maju kalau kita semua mau berkorban, mau memberi
dan mau mengabdikan hidup untuk merawatnya !
11.
Kalangan ulama sufi mengajarkan mutiara kebijaksanaan; bahwa jalan
membangun ketaqwaan dan hidup berkah dibawah lindungan Allah SWT adalah
dengan meluruhkan ego personal dan kepentingan kelompok untuk meleburkan
kita dalam tarian pengabdian kepada Sang Khalik bersama dengan semesta
alam.
Bukan sebuah kebetulan tanpa penghayatan dan
pemikiran yang mendalam ketika para pendiri republik menempatkan
Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai Sila Pertama. Mengingat bahwa hanya
dengan hadirnya spiritualitas didalam jiwa sebuah masyarakat, dengan
Iman kepada Allah Yang Maha Kuasa, tiap-tiap orang rela mengorbankan dan
memberi hidup dan jiwanya untuk tujuan kehidupan bersama.
Demikianlah
yang kita dapat pelajari dalam momen Peristiwa 10 November 1945. Inilah
yang menjadi penjelasan ketika Bung Tomo meneriakkan pekik yang membakar
semangat juang yaitu ; Allahu Akbar. Demikian pulalah yang membuat KH
Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad untuk mempertahankan
kemerdekaan Indonesia setelah ditanya oleh Bung Karno, bagaimana hukum
dan posisi ummat Islam dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Demikianlah soliditas dan solidaritas kebangsaan dari seluruh rakyat
Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya.
12.
Dalam semangat cinta tanah air, menjaga pusparagamnya dan kebhinekaan
kita, para pendiri republik dan pahlawan pendahulu menuangkan sumbangan
terbaiknya kepada kita semua. Pada 28 Oktober 1928, seluruh pemuda
Indonesia meluluhkan ego-ego kedaerahan, kelompok, ras dan golongan
untuk menyatakan dan berikrar sebagai satu tanah air Indonesia, bangsa
Indonesia dan bahasa Indonesia.
Ikrar kebangsaan
inilah yang memberi spirit pengorbanan persatuan wanita Indonesia
melalui Kongres Wanita Indonesia tahun 1928 selaras dengan perjuangan RA
Kartini untuk memberi pendidikan modern dan kebangsaan bagi rakyat
Nusantara sebelum Sumpah Pemuda dicetuskan. Ikrar kebangsaan Indonesia
inilah yang memberi semangat pada pemuda Wage Rudolf Supratman untuk
memperdengarkan pertama kalinya sebuah lagu yang selanjutnya menjadi
lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam pertemuan Sumpah Pemuda 1928.
Kesadaran keIndonesiaan ini pula yang menggerakkan seorang keturunan
Tionghoa bernama Kwee Kek Beng yang menjadi pemimpin redaksi koran Sin
Po. Pada saat kepemimpinan beliaulah koran Sin Po menjadi koran pertama
yang berani memuat teks lagu Indonesia Raya meskipun harus berhadapan
dengan ancaman kolonial Belanda.
13.
Keteladanan untuk membangun kebersamaan dan persatuan yang melampaui
partikularitas ini pula - yang menggerakkan Pemuda Kristen asal Ambon
bernama Johannes Leimena untuk mengkonsolidasikan para pemuda Kristen
lainnya, meninggalkan partikularitas - menjadi satu - menjadi bagian
dari Bangsa Indonesia. Semangat rela berkorban ini pula yang
menggerakkan KH. Wahab Hasbullah pada tahun 1934 melahirkan syair
menggetarkan Yaa ahlal Wathan [wahai patriot bangsa] yang dengan karya
seni ini beliau mengisyaratkan sebuah fatwa penting bahwa kecintaan
terhadap tanah air Indonesia adalah bagian dari iman!
14.
Dan selanjutnya pada peristiwa Pertempuran 10 November, inspirasi dari
RA Kartini, ikrar Sumpah Pemuda, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
keberanian dari Kwee Kek Beng, komitmen dari Johannes Leimena, Syair Yaa
ahlal Wathan dan berbagai karya cipta yang menggerakkan ruh pendahulu
kita, berperan besar sebagai penanda estetik – heroik , sebagai energi
penggerak Arek-Arek Suroboyo yang dibantu dengan semangat solidaritas
dan bela rasa oleh seluruh Rakyat Indonesia untuk mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia.
15.
Riwayat negeri kita Republik Indonesia menorehkan banyak sekali teladan
tentang semangat untuk memberi dan semangat untuk berkorban menjaga
persatuan Indonesia. Mari kita panggil memori kita, pada saat fajar
kemerdekaan Indonesia, pada 18 Agustus 1945 para pendiri Republik dari
golongan Islam yakni KH Wahid Hasjim, Kasman Singodimejo, Ki Bagoes
Hadikusumo dan Tengkoe Muhammad Hassan bersama dengan Muhammad Hatta
memberikan sumbangan besar bagi bangsa ini yakni menghapus tujuh kata
"Dengan menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dan merubah
Sila Pertama menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" dengan lapang hati.
16.
Semangat kebangsaan kita yang juga kita kenang hari ini di Hari
Pahlawan adalah sebuah nasionalisme yang dilandasi oleh kemanusiaan
universal bukan nasionalisme yang sempit. Sebuah nasionalisme yang oleh
Bung Karno diikrarkan bahwa "My Nationalism is Humanity". Sebuah
nasionalisme yang ditegaskan dalam Pidato 1 Juni Lahirnya Pancasila
bahwa nasionalisme hanya bisa hidup subur di dalam tamansarinya
internasionalisme. Internasionalisme dapat hidup subur jikalau berakar
dalam buminya nasionalisme.
Prinsip yang dibangun oleh sebuah landasan
filosofis yang tinggi bahwa kita bukanlah makhluk egois namun makhluk
sosial yang menghimpun menjadi satu sebagai sebuah bangsa, yakni bangsa
Indonesia. Di dalam kehidupan menjadi bangsa tersebut kita menyadari
diri pula bahwa diri kita adalah bagian dari keluarga besar ummat
manusia.
17. Dalam era
kemajuan global seperti ini negara-negara Asia dianggap sebagai
kutub-kutub baru kemajuan peradaban dunia. Oleh karena itulah persatuan
Indonesia bukan hanya sebuah imperatif yang harus kita rawat sebagai
suatu bangsa namun lebih dari itu Persatuan Indonesia adalah sebuah
prasyarat bagi kita menjadi bagian dari kekuatan yang tengah tumbuh, the
rising force bersama dengan bangsa-bangsa lain yang saat ini menjadi
sorotan kemajuan seperti China, India dan Korea untuk menjadi
menara-menara baru pembawa obor kemanusiaan. Membawa cahaya baru yang
menjadi pandu kemajuan dunia berlandaskan nilai-nilai Ketuhanan dan
Kemanusiaan yang sejalan dengan nilai-nilai dasar negara kita yakni
Pancasila.
18. Pada
kesempatan yang baik ini kami mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat
untuk terus berjuang, bekerja, berkarya menjadi pahlawan bagi diri
sendiri, pahlawan bagi lingkungan, pahlawan bagi masyarakat maupun
pahlawan bagi negeri ini, Selamat Hari Pahlawan Tahun 2017.
Setelah
selesai upacara peringatan Hari Pahlawan di Alun alun Wates, kegiatan
dilanjutkan dengan Ziarah ke Makam Pahlawan di Giripeni Wates Kulon
Progo, pada prosesi Ziarah ini di ikuti oleh seluruh unsur pimpinan
Forkompimda, baik unsur sipil maupun militer. (NSR/bang natsir).
Posting Komentar