PK,.JAKARTA,.(Dispenad),.Kepala
Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono mengatakan bahwa
Saka Wira Kartika digagas TNI AD bertujuan untuk menumbuhkan dan
membentuk patriot bangsa yang setia, berbakti dan menjunjung tinggi
nilai luhur bangsa, serta tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
“Dalam
wadah ini, para pemuda yang tergabung dalam Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega, ditempa rasa kecintaannya kepada tanah air, semangat rela
berkorban dan kesadaran Bela Negaranya. TNI AD juga akan membekali para
pemuda dengan pengetahuan dan keterampilan di bidang matra darat,”
terang Kasad menjelaskan upaya yang dilakukan TNI AD membentuk para
pemuda menjadi Patriot Bangsa lewat Saka Wira Kartika.
Hal
tersebut disampaikan Kasad, saat meresmikan Sanggar Saka Wira Kartik
yang langsung dipergunakan untuk meyelenggarakan penataran Kader
Pramuka Kursus Mahir Lanjutan (KML) Saka Wira Kartika Tingkat Nasional
tahun 2017 di Buperta Cibubur, Jakarta Timur, Senin (11/9/2017).
Dikataka
Kasad, bahwa kemitraan Angkatan Darat dengan gerakan Pramuka merupakan
salah satu langkah yang sangat strategis untuk menangkal pengaruh buruk
modernisasi di kalangan pemuda. Penyakit sosial seperti radikalisme,
menguatnya paham hedonisme dan individualisme serta penyebaran Narkoba
merupakan beberapa contoh pengaruh buruk modernisasi yang berpotensi
merusak generasi muda dan pada akhirnya menghancurkan bangsa Indonesia.
“Pramuka
menjadi pintu masuk bagi Angkatan Darat untuk membangun benteng yang
kokoh di dalam diri para pemuda sehingga mampu menghalau berbagai
pengaruh negatif,” tegas Kasad.
Sejalan
dengan pernyataan Kasad tersebut, dalam sambutannya Wakil Ketua Kwartir
Nasional (Kwarnas) Bidang Pembinaan Anggota Muda Prof. DR. Ir. Budi
Prayitno, M.Sc sempat menceritakan kisah hidupnya yang “diselamatkan”
oleh prajurit TNI AD.
“Dulu
saya anak bandel dan dianggap tidak punya masa depan. Tapi berkat
sentuhan kebapakan dan ketauladanan dari seorang prajurit berpangkat
Sersan waktu itu, saya bisa menjadi orang seperti sekarang,” kenangnya.
Masih menurut Budi Prayitno, gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang tidak membedakan suku, agama dan ras.
“Saya
berharap kegiatan yang akan berlangsung ini menjadi simbol kebangkitan
kembali tokoh-tokoh yang pernah melakukan sentuhan-sentuhan terhadap
kemajuan generasi muda pada masa lalu dan saya harap tugas-tugas itu
masih dilanjutkan oleh prajurit yang ada sekarang,” harapnya.
Budi Prayitno juga menegaskan bahwa TNI sangat dibutuhkan oleh Pramuka. “Bukan
TNI yang perlu, tapi gerakan Pramuka yang memerlukan TNI. Karena kita
memiliki anggota yang sangat banyak dan sekarang masih sangat sedikit
yang mendapatkan _early stage of nation and character building_ atau
pendidikan tentang kebangsaan dan pembentukan karakter di usia dini.
Itulah yang bisa diberikan TNI kepada Pramuka,” tandasnya.
Hingga
tahun 2017, jumlah Gugus Depan (Gudep) yang dibina Pramuka Saka Wira
Kartika telah mencapai 5.826 Gudep dengan anggota Pramuka Saka Wira
Kartika sebanyak 45.005 orang dan pembina sebanyak 2.585 orang.
Banyaknya kegiatan yang dilaksanakan mulai dari tingkat daerah hingga
tingkat nasional, salah satunya Perkemahan Bakti Saka Wira Kartika
Tingkat Nasional (Pertinas) yang menjadi pendorong dibangunnya Sanggar
Saka Wira Kartika sebagai sekretariat organisasi.
Usai
diresmikan, Sanggar Saka Wira Kartika pun langsung dipergunakan sebagai
tempat penyelenggaraan Penataran KML Saka Wira Kartika Tingkat Nasional
Tahun 2017. Kegiatan ini akan dihelat selama tujuh hari mulai tanggal 10 hingga 17 September 2017.
Tema
yang diangkat kali ini yaitu “TNI AD Melalui Kegiatan Penataran Kader
Pembina Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Saka Wira
Kartika Tingkat Nasional TA. 2017 Mewujudkan Kualitas Sumber Daya
Manusia Pembina Saka Wira Kartika yang Andal dan Berwawasan ke-Bhineka
Tunggal Ika-an Guna Meningkatkan Kemampuan Membina dan Melatih Pramuka
Penegak dan Pandega Sebagai Generasi Muda Pemimpin Masa Depan yang
Berjiwa Budi Bhakti Bawa Laksana”
Macam
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penataran ini dikemas dalam
bentuk kegiatan keterampilan dan ketangkasan di alam terbuka. Metode
yang digunakan dalam penataran sifatnya langsung diaplikasikan dengan
kegiatan ceramah dan diskusi, pendidikan dan latihan serta bermain dan
berkarya. Hal ini dilakukan agar materi yang diberikan dapat lebih mudah dipahami oleh peserta penataran.
Posting Komentar