PORTAL-KOMANDO.COM,.-Probolinggo,– Dalam rangka meningkatkan hubungan antara Kodam V/Brawijaya dengan media massa di Jawa Timur, sebanyak 36 wartawan media cetak, eletronik, dan online yang tergabung di Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Kodam V/Brawijaya, diajak mengunjungi kawasan Wisata Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo selama dua hari 29-30 Januari 2016.
“Kami sengaja mengajak para wartawan yang tergabung di Pokja Kodam ke Gunung Bromo, agar membantu warga dan para pelaku wisata untuk kembali meningkatkan destinasi wisata Gunung Bromo,” dijelaskan Kepala Penerangan (Kapendam) V/Brawijaya, Kolonel (Inf) Washington S, di Kabupaten Probolinggo. Sabtu 30 Januari 2016.
Menurutnya, mensosialisasikan daya tarik wisatawan untuk datang dan menyaksikan fenomena alam Gunung Bromo menjadi kewajiban bukan hanya warga di sana, insan pers juga punya kewajiban dan tanggungjawab yang sama. ”Sampai saat ini Gunung Bromo masih menjadi salah satu icon wisata Jatim yang dikenal di Indonesia hingga mancanegara karena itu harus kita dukung,” tutur Kapendam.
Lebih lanjut dikatakan Kapendam, erupsi Gunung Bromo terbukti tidak membahayakan, warga tetap melakukan aktivitas seperti biasa. “Bisa dilihat aktivitas warga termasuk pertaniannya tidak terganggu. Ini siklus lima tahunan, jadi tidak setiap tahun kita menjumpai fenomena ini. Asal tidak melewati batas aman, yaitu sampai radius 2,5 kilometer di lautan pasir," terang Kapendam.
Sementara Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Supoyo menyampaikan sesaat setelah menyaksikan erupsi Gunung Bromo, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh wisatawan, karena Gunung Bromo aman untuk dikunjungi bahkan keindahannya semakin bertambah dengan keluarnya abu vulkanis"Masyarakat tidak perlu takut, saya tadi sudah naik dan melihat sendiri. Banyak para wisatawan lokal dan mancanegara yang tak mau melewatkan fenomena alam yang menakjubkan ini," katanya.
Pada kunjungan kali ini, Pokja Wartawan Kodam V/Brawijaya dan para wisatawan lainnya, tidak hanya puas menikmati erupsi, tetapi juga disuguhi Tarian Ujung. Tarian khas Suku Tengger ini mempertontonkan dua lelaki saling serang menggunakan pecut dari batang Pohon Menjalin, dengan diawasi oleh seorang juri dan diiringi musik tradisional Suku Tengger.
Selain itu, puluhan wartawan ini juga diajak menikmati wisata panen bawang tidak jauh dari Seruni Poin atau titik pantau aktivitas Gunung Bromo. Kemudian dilanjutkan melihat kampung dan Budaya Masyarakat Tengger."Jadi sekali lagi, kita sepakat Gunung Bromo aman untuk dikunjungi. Dan kita telah membuat slogan, Gunung Bromo Aman Dikunjungi, dengan hashtag Takut dan Tidak Lihat Bromo, Ndeso," tambah Supoyo.
“Kami sengaja mengajak para wartawan yang tergabung di Pokja Kodam ke Gunung Bromo, agar membantu warga dan para pelaku wisata untuk kembali meningkatkan destinasi wisata Gunung Bromo,” dijelaskan Kepala Penerangan (Kapendam) V/Brawijaya, Kolonel (Inf) Washington S, di Kabupaten Probolinggo. Sabtu 30 Januari 2016. Menurutnya, mensosialisasikan daya tarik wisatawan untuk datang dan menyaksikan fenomena alam Gunung Bromo menjadi kewajiban bukan hanya warga di sana, insan pers juga punya kewajiban dan tanggungjawab yang sama. ”Sampai saat ini Gunung Bromo masih menjadi salah satu icon wisata Jatim yang dikenal di Indonesia hingga mancanegara karena itu harus kita dukung,” tutur Kapendam.
Lebih lanjut dikatakan Kapendam, erupsi Gunung Bromo terbukti tidak membahayakan, warga tetap melakukan aktivitas seperti biasa. “Bisa dilihat aktivitas warga termasuk pertaniannya tidak terganggu. Ini siklus lima tahunan, jadi tidak setiap tahun kita menjumpai fenomena ini. Asal tidak melewati batas aman, yaitu sampai radius 2,5 kilometer di lautan pasir," terang Kapendam. Sementara Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Supoyo menyampaikan sesaat setelah menyaksikan erupsi Gunung Bromo, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh wisatawan, karena Gunung Bromo aman untuk dikunjungi bahkan keindahannya semakin bertambah dengan keluarnya abu vulkanis"Masyarakat tidak perlu takut, saya tadi sudah naik dan melihat sendiri. Banyak para wisatawan lokal dan mancanegara yang tak mau melewatkan fenomena alam yang menakjubkan ini," katanya.
Pada kunjungan kali ini, Pokja Wartawan Kodam V/Brawijaya dan para wisatawan lainnya, tidak hanya puas menikmati erupsi, tetapi juga disuguhi Tarian Ujung. Tarian khas Suku Tengger ini mempertontonkan dua lelaki saling serang menggunakan pecut dari batang Pohon Menjalin, dengan diawasi oleh seorang juri dan diiringi musik tradisional Suku Tengger. Selain itu, puluhan wartawan ini juga diajak menikmati wisata panen bawang tidak jauh dari Seruni Poin atau titik pantau aktivitas Gunung Bromo. Kemudian dilanjutkan melihat kampung dan Budaya Masyarakat Tengger."Jadi sekali lagi, kita sepakat Gunung Bromo aman untuk dikunjungi. Dan kita telah membuat slogan, Gunung Bromo Aman Dikunjungi, dengan hashtag Takut dan Tidak Lihat Bromo, Ndeso," tambah Supoyo.
Posting Komentar