PORTAL-KOMANDO.COM,.-Jayapura. Dalam rangka mengantisipasi perkembangan situasi di Distrik
Muara Tami, telah dilaksanakan pertemuan Unsur Muspidis Muara Tami untuk
membahas permasalahan yang terjadi di Distrik Muara Tami khususnya di
Koya Barat terkait kehadiran Jamaah Salafi Pimpinan Ustadz Jaffar Umar
Thalib. Senin (21/12)
Pertemuan unsur Muspidis yang telah
dilaksanakan tersebut bertempat di Aula Kantor Distrik Muara Tami, Jl.
Poros Perbatasan RI-PNG, Skouw Mabo, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura
dihadiri oleh :Kepala Distrik Muara Tami Supriyanto, SS, TP, Kapolsek
Muara Tami Kompol Arnolius Karowa, Danramil 1701-22/Muara Tami Lettu Inf
Suhardi Kadir dan Para Tokoh Agama wilayah Muara Tami.
Dalam
pertemuan tersebut, membahas tentang rencana pembentukan unit-unit
khusus untuk wilayah Distrik Muara Tami dalam rangka menjaga sekaligus
memantau perkembangan antar Umat Beragama serta mengantisipasi
keberadaan kelompok Jamaah Salafi Pimpinan Ustadz Umar Jaffar Thalib.
Kepala Distrik Muara Tami, Kapolsek Muara Tami serta perwakilan Danramil
(Danpos satgas ban) Distrik Muara Tami telah melaporkan kasus ini ke
Walikota Jayapura dengan tujuan untuk mendapatkan persetujuan dari
Walikota Jayapura guna pembentukan unit-unit tim khusus tersebut.
Pertemuan lanjutan untuk pembentuk an unit-unit khusus tersebut akan
dilakukan kembali setelah mendapatkan persetujuan dari Walikota Jayapura
kemudian pada sore harinya dilaksanakan pertemuan antara Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama di Kantor Lurah Koya Barat Distrik Muara Tami
yang dihadiri oleh : Kapolsek Muara Tami Kompol Arolinus Karowa,
Danramil 1701-22/Muara Tami Lettu Inf Suhardi Kadir Perwakilan Kantor
Departemen Agama Jayapura Samsudin, Danpos Satgas Ban Muara Tami Lettu
Inf Ananta, Kadistrik Muara Tami Supriyanto, Tokoh Agama Thaha Alhamid,
Tokoh Agama Koya Barat Mohdar, Ketua Masjid Koya Barat Sutar, Ketua MUI
Jayapura Sulhan Makmun, Ketua PBNU Papua H. Toni Wanggai, Ketua PBNU
Kota Jayapura Tahar Yelepele.
Dalam pertemuan lanjutan tersebut, ada
beberapa saran dan masukan yang disampaikan oleh unsur Muspidis Muara
Tami yang diantaranya adalah : Kadistrik Muara Tami menyampaikan bahwa
bagaimana upaya kita agar hal ini tidak terjadi lagi, mungkin dengan
cara dibentuknya FKUB kelompok dari Muslim dan Nasrani di wilayah
Distrik Muara Tami.
Kapolsek Muara Tami menyampaikan bahwa "Kami
disini hanya memback up masyarakat untuk menjaga rasa aman kepada
masyarakat karena keberadaan mereka ini sudah menyimpang dari ajaran dan
aturan yang berlaku. Keberadaan Pondok Natal bukan tempat untuk
meresahkan masyarakat karena pondok Natal itu mencerminkan hal-hal yang
baik. Keberadaan orang yang dimaksud tersebut tidak bisa diusir begitu
saja, terlebih dahulu kita harus menyelidiki dulu apa betul tindakan
atau perbuatan mereka meresahkan masyarakat dan masyarakat akan
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Mohdar selaku pengurus Masjid
Koya Barat mengatakan bahwa "Saya sebenarnya sangat kaget mendengar
perihal tentang pengusiran terhadap kelompok Jamaah Jafar Umar Tholib.
Perlu kami sampaikan bahwa pada saat mereka melaksanakan Shalat, mereka
berperilaku seperti jamaah biasa.
Selaku Ketua Masjid Al Muhajirin,
Sutar menyampaikan yang intinya bahwa pada saat itu, pada saat hendak
Shalat Subuh, para Santri Jaffar Umar Thalib dihadang oleh pemuda yang
berada di Pondok Natal dan langsung memukul para Santri yang akan
melaksanakan Shalat Subuh di Masjid Al Muhajirin Koya Barat.
Penyampaian dari Koordinator Jamaah Tabliq Muara Tami Ustadz Makasau yang intinya adalah, kami sampaikan kepada aparat Kepolisian bahwa umat
Muslim yang berada di wilayah Distrik Muara Tami tidak ada yang akan
mengarah ke SAR dan kami sampaikan kepada pihak Kepolisian supaya
memberi aturan dalam membunyikan speaker di Pondok-pondok Natal supaya
tdk menggangu jalanya Ibadah umat Muslim pada waktu menjalankan Ibadah.
Penyampaian Thoha Alhamid selaku TokohAgama Kota Jatapura yg intinya
bahwa masalah toa yang berada di Pondok Natal, itu bisa di atur jam
berapa harus dibunyikan, ini sebenarnya terjadi karena kurangnya
komunikasi antara pengurus Masjid dan pihak Gereja. Kami sampaikan
kepada Kantor Departemen Agama agar perlunya diadakan pertemuan dengan
Jaffar Umar Tholib dan perlu kami sampaikan bahwa Jaffar Umar Tholib itu
bukanlah seorang Teroris.
Kami sampaikan kepada bapak Babinsa untuk
menetralisir situasi ini dan masalah Pondok Natal yang berada di depan
Masjid agar jangan dipermasalahkan dan menurut keterangan dari Lurah
Koya Barat bahwa Jaffar Umar Tholib akan meninggalkan tanah Papua pada
bulan Januari nanti. Pendam17Cenderawasih

Posting Komentar