Home » » Ibadah Natal Pangdam XVII/Cenderawasih, Kapolda Papua dan Pendeta Lipius Biniluk Bersama Masyarakat GIDI Sentani

Ibadah Natal Pangdam XVII/Cenderawasih, Kapolda Papua dan Pendeta Lipius Biniluk Bersama Masyarakat GIDI Sentani

Written By ANDI on 24 Des 2015 | 12:42 PM


PORTAL-KOMANDO.COM,.-Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian bersama Gubernur Papua Lukas Enembe dan Kapolda Papua Irjen Pol Water Pouw menghadiri perayaan Natal Bersama yang digelar di Kediaman Pendeta Lipius Biniluk Stakin STT GIDI Sentani pada Rabu 23 Desember 2015. Perayaan Natal bersama tersebut menginspirasi Jemaat Kristiani untuk meningkatkan kualitas hubungan manusia dengan sang pencipta, bukan hanya dalam bentuk ibadah, tetapi juga dalam bentuk menjaga perilaku sosial.

Perayaan Natal Bersama dibuka dengan khotbah yang dibawakan Pendeta Lipius Biniluk yang mengajak umat Kristiani untuk bersukacita menyambut kelahiran sang Juru Selamat di Bulan Desember ini, seperti gembala yang senantiasa bersukacita menyambut kelahiran Tuhan Yesus. Dalam memaknai Natal, Pendeta Lipius mengajak jemaat untuk menjaga pola hidup terutama di kalangan anak muda, untuk senantiasa mencintai kehidupan Yusuf dan Maria.''Natal mengajak kita berkorban untuk orang lain di sekitar kita,'' pesan Pendeta Lipius. Hal ini sejalan dengan tema yang diangkat pada perayaan tahun ini yaitu “ Hidup bersama sebagai keluarga Allah”.

Pangdam pada kesempatan tersebut menyampaikan pesan kepada umat Kristiani yang hadir bahwa hidup bersama sebagai keluarga Allah mengandung pesan utama kita adalah satu keluarga. Sebagai anggota keluarga, kita masing-masing mempunyai tanggungjawab untuk menjadikan hidup bersama di bumi ini semakin baik, bukan hanya tanggung jawab untuk keselamatan manusia, tetapi juga untuk keutuhan seluruh ciptaan.

Untuk mewujudkan tanggungjawab itu dalam perutusan kita sebagai warga negara dan bangsa Indonesia serta sebagai umat kristiani Indonesia dipanggil untuk berteguh hati melaksanakan tujuan Allah hadir di dunia, yaitu menciptakan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. Kita bertanggungjawab mewujudkan keluarga Allah yang damai, rukun, adil dan saling menerima dalam keberagaman.

Kita perlu membangun kesadaran bersama bahwa setiap makhluk ciptaan Allah memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati, hak hidup yang harus dilindungi, dan hak-hak orang perorangan serta bersama yang harus dipenuhi dan diwujudkan. Demikian pula, kita diingatkan bahwa umat kristiani tidak hidup sendiri sebagai komunitas tertutup di dunia ini.

Gereja hidup berdampingan dengan komunitas-komunitas lain. Perbedaan pandangan dan cara menjalani kehidupan, seringkali menimbulkan gesekan-gesekan bahkan konflik antar kelompok, golongan, ras/suku dan agama, sehingga hubungan antar umat dan antar warga menjadi kurang harmonis. Tidak sedikit orang menguras habis alam demi meraup keuntungan. Hal itu menyebabkan hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan alam terganggu. Menjadi tugas kita bersama untuk memperbaiki relasi yang rusak itu. Kita harus mengupayakan terwujudnya bumi yang satu ini sebagai “rumah kita bersama”, “ kata Pangdam.

Dalam semangat kelahiran Yesus kita diajak untuk menanam, menyiram dan memelihara kehidupan semua makhluk ciptaan di bumi pertiwi ini, supaya semua makhluk dapat hidup bersama sebagai keluarga Allah dengan damai, adil dan bercukupan.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2016 - All Rights Reserved
Created by Portal-Komando