PORTAL-KOMANDO.COM,.Panglima Kodam Jaya, Mayjen TNI Agus Sutomo S.E., yang diwakili oleh Komandan Rindam Jaya Kolonel Inf Dwi Wahyu Winarto SIP., memimpin Upacara Penutupan Pendidikan Pembentukan Bintara TNI AD Tahap l TA 2015 Kodam Jaya. Bertempat di Lapangan Rindam Jaya, Jakarta Timur. Selasa (31/03).
Dalam upacara tersebut 260 lulusan bintara diambil Sumpah
sebagai Prajurit Bintara. Hadir dalam kegiatan tersebut Danrindam Jaya
serta para pejabat perwira menengah di lingkungan Kodam Jaya.
Pangdam Jaya dalam amanatnya menyampaikan selamat kepada para prajurit
yang seluruhnya lulus dengan baik. Seluruhnya kini alih golongan dari
Tamtama menjadi Bintara dan kini menyandang pangkat sersan dua (serda).
Sebelumnya mereka ditempa menjadi prajurit, menjalani beragam teori dan
praktik ilmu kemiliteran. Di antara teori dan praktik taktik perang
gerilya di kota dan di hutan, perang siang maupun malam, pengetahuan
hukum HAM, peraturan urusan kedinasan, baris berbaris, dan sebagainya.
Mereka juga ditempa latihan fisik, termasuk long march dan arang
rintang.
”Ini adalah awal untuk meniti karir lebih tinggi untuk
selanjutnya menempuh pendidikan tahap kedua sesua kecabangan,” Terang
Pangdam Jaya. Dikatakan, menjadi prajurit TNI memiliki konsekwensi yang
tidak mudah. Segala tindakannya terikat dengan peratuan militer. Bintara
merupakan Komandan yang akan memiliki anggota 1 regu. Dengan begitu
harus menjalankan tugas dengan sebaiknya.
”Sedangkan di masyarakat,
status kalian setara dengan yang lain yakni sebagai warga negara yang
harus taati peratura. Bahkan di masyarakat, kalian harus menjadi suri
tauladan,” paparnya. Pangdam Jaya mengimbau agar mereka menjadi prajurit
rakyat. Yang selalu mencintai serta dicintai oleh rakyat. Prajurit
harus menghindari sikap sombong maupun tinggi hati. Sebaliknya, prajurit
harus santun dan rendah hati dan itulah sikap yang menunjang kesuksesan
karir.
”Junjung tinggi Sapta Marga Sumpah Prajurit dan Delapan
Wajib TNI,” paparnya. Pangdam Jaya juga berpesan kepada orang tua dan
keluarga tidak boleh ikut campur lagi dalam urusan kedinasan putranya
yang menjadi prajurit TNI. Sebab, putranya kini tidak seutuhnya lagi
milik keluarga.
”Tetapi, sudah menjadi milik Negara dan rakyat.
Jangankan waktu, menjadi tentara nyawa pun harus diberikan apabila
dibutuhkan oleh negara,” tegas Pangdam Jaya. Sebaliknya, keluarga
memberikan dukungan agar anaknya menjalankan tugas dengan baik.
Posting Komentar