Pen Lanud Iwj. Senin (14/5/18). Umat Hindu se-karesidenn Madiun melaksanakan pemujaan Tilem Jiyestha, upacara Tilem bermakna sebagai upacara pemujaan terhadap Dewa Surya, dimana umat Hindu melakukan pemujaan dan bersembahyang dengan rangkaian berupa upacara yadnya yang dipimpin oleh Drs. Tjening Sutarna, di Pura Sanggabhuana Lanud Iswahjudi.
Dalam agama Hindu memiliki hari raya yang didasarkan pada sasih/bulan yaitu purnama dan Tilem. Upacara Tilem bermakna sebagai upacara pemujaan terhadap dewa Surya. Umat Hindu menyakini pada saat hari Tilem ini mempunyai keutamaan dalam menyucikan diri dan berfungsi sebagai pelebur segala kotoran/mala yang terdapat dalam diri manusia, juga karena bertepatan dengan Dewa Surya beryoga/semedi memohon kepada Hyang Widhi.
Pada umumnya dikalangan umat Hindu, sangat menyakini mengenai rasa kesucian yang tinggi pada hari purnama, sehingga hari itu disebutkan dengan kata “Devasa Ayu”. Oleh karena itu setiap datangnya hari suci yang bertepatan dengan hari purnama maka pelaksanaan upacara disebut “Nadi”. Tetapi sesungguhnya tidak setiap hari purnama disebutayu tergantung juga dari patemon dina perhitungan wariga.
Selain itu umat Hindu Se-karesidenan Madiun juga mendoakan agar seluruh rakyat Indonesia hidup damai dan saling menghargai satu sama lainnya. “saya berdoa demi keselamatan umat manusia dan kedaimaian umat manusia” tegas Drs Tjening Sutarna pemimpin upacara.
Dalam agama Hindu memiliki hari raya yang didasarkan pada sasih/bulan yaitu purnama dan Tilem. Upacara Tilem bermakna sebagai upacara pemujaan terhadap dewa Surya. Umat Hindu menyakini pada saat hari Tilem ini mempunyai keutamaan dalam menyucikan diri dan berfungsi sebagai pelebur segala kotoran/mala yang terdapat dalam diri manusia, juga karena bertepatan dengan Dewa Surya beryoga/semedi memohon kepada Hyang Widhi.
Pada umumnya dikalangan umat Hindu, sangat menyakini mengenai rasa kesucian yang tinggi pada hari purnama, sehingga hari itu disebutkan dengan kata “Devasa Ayu”. Oleh karena itu setiap datangnya hari suci yang bertepatan dengan hari purnama maka pelaksanaan upacara disebut “Nadi”. Tetapi sesungguhnya tidak setiap hari purnama disebutayu tergantung juga dari patemon dina perhitungan wariga.
Selain itu umat Hindu Se-karesidenan Madiun juga mendoakan agar seluruh rakyat Indonesia hidup damai dan saling menghargai satu sama lainnya. “saya berdoa demi keselamatan umat manusia dan kedaimaian umat manusia” tegas Drs Tjening Sutarna pemimpin upacara.
Posting Komentar