PK,.Yogya Barat. Radar Pleissey AWS II buatan Inggris tahun 1962, yang berada di Satuan Radar TNI AU 215 Congot,di
bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) dan masuk pada
Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional 1 (Kosekhanudnas 1), telah
purna masa penugasannya sebagai mata dan telinga NKRI wilayah selatan
Jawa.
Berakhirnya masa
penugasan salah satu Radar milik TNI AU ini itu ditandai dengan doa
bersama yang dipimpin tokoh agama setempat, Kamis petang (01/03/18) dan
di hadiri oleh Komandan Satuan Radar 215 Mayor Lek Joko Dwi Maryanto,ST.MM,
seluruh anggota Satrad 215 serta pejabat sipil dari dua Kabupaten yakni
Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kulon Progo.
Selain para Bupati dari dua Kabupaten, tampak pula Ketua DPRD serta unsur militer lainya yaitu Dandim dari dua Kabupaten. Sedangkan dari Mabes TNI AU dihadiri oleh Kolonel Tek Dani Harsono selaku Aslog Mabes TNI AU.
Selain para Bupati dari dua Kabupaten, tampak pula Ketua DPRD serta unsur militer lainya yaitu Dandim dari dua Kabupaten. Sedangkan dari Mabes TNI AU dihadiri oleh Kolonel Tek Dani Harsono selaku Aslog Mabes TNI AU.
Radar
di Satuan 215 Congot ini sehari harinya melaksanakan tugas pengawasan
di wilayah Selatan Jawa yang sekaligus berhadapan dengan wilayah Negara
lain yakni Australia.
Dansatradar
215 mengatakan, penurunan dan doa ini menandakan berakhirnya perjalanan
sejarah pengabdian radar jenis Pleissey AWS II buatan Inggris tahun
1962 di Satuan Radar 215 sebagai unsur salah satu kekuatan TNI AU, di
ganti dengan Radar Weibel MR II tahun 2014 buatan Denmark.
Sepanjang pengabdiannya radar, telah ikut berjasa bagi bangsa dan negara dalam tugas operasi, menjadi penjaga langit selatan Jawa.
"Radar
ini telah jauh melebihi batas usia pakainya, telah menjalani proses
perpanjangan hingga Usia pakainya 56 tahun. Ideal pemakaian radar
maksimal 20 tahun," katanya seraya mengatakan para prajurit sangat baik
dalam merawat radar sehingga dapat beroperasi dalam waktu yang cukup
lama.
Pengajuan pergantian radar baru ini menurut
keterangan Pamen jebolan AAU tahun 2000 ini, diajukan sesaat setelah
menjabat sebagai Komandan Satrad 215 Congot ini.
Secara kebetulan ketika kunjungan KASAU yang pada saat itu masih di jabat Marsekal Hadi Tjahjanto berkunjung ke Satrad 215 Congot ini pada acara Safari Ramadhan tahun 2017. Pengajuan di setujui, ahirnya pada ahir tahun 2017, Radar Weibel MR II tahun 2014 buatan Denmark bisa hadir, sebagai penganti Radar lama.
Secara kebetulan ketika kunjungan KASAU yang pada saat itu masih di jabat Marsekal Hadi Tjahjanto berkunjung ke Satrad 215 Congot ini pada acara Safari Ramadhan tahun 2017. Pengajuan di setujui, ahirnya pada ahir tahun 2017, Radar Weibel MR II tahun 2014 buatan Denmark bisa hadir, sebagai penganti Radar lama.
Ditempat
yang sama, Aslog Mabes TNI AU, Kolonel Tek Dani Harsono menambahkan,
Sesuai dengan program TNI khususnya TNI AU. Radar Weibel MR II di Congot
ini merupakan salah satu yang terbaru dalam Alusista TNI AU jenis
Radar.
Selain congot juga akan dilaksankan di Natuna. Alutsista Pertahanan Udara sekitar 20 yang sudah terpasang. Wilayah Indonesia idealnya di cover oleh 32 unit radar.
Selain congot juga akan dilaksankan di Natuna. Alutsista Pertahanan Udara sekitar 20 yang sudah terpasang. Wilayah Indonesia idealnya di cover oleh 32 unit radar.
"Mulai 2017 direncanakan 6 radar baru yang dipasang. Dan harapanya mulai tanggal 5 sampai dengan 25 Maret untuk yang di Satrad 215 ini sudah terpasang dan bekerja serta beroperasi secara penuh dan maksimal" jelas Kolonel Tek Dani Harsono. (NSR/bang natsir).
Posting Komentar