BREBES,.Tim gabungan pencari korban longsor di Desa Pasirpanjang Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, resmi berakhir.
Hal tersebut disampaikan Dandim 0713/Bbs Letkol Inf Ahmad Hadi Hariono selaku Ketua Penanggulangan Bencana Alam tanah longsor Salem Brebes, Rabu (28/2/2018) di Posko Gulbencal Desa Pasirpanjang Kecamatan Salem Kabupaten Brebes.
Dikatakan Dandim, jumlah korban meninggal fan ditemukan baik korban utuh maupun bagian tubuh akibat tertimbun longsor, hingga hari H+7 pada Rabu (28/2/2018) sejumlah 12 orang.
"Dari kesebelas jenazah korban kemarin berhasil diidentifikasi, dan pada hari ini ada satu jenazah teridentifikasi oleh Tim Identifikasi Polda Jawa Tengah atas nama ibu Darsip (51). Potongan tubuh almarhumah diketemukan tuga hari lalu, teridentifikasi berdasarkan adanya timbunan lemak dibagian dada korban", terang Dandim.
"Secara total jumlah korban longsor ada 23 orang, dengan korban selamat 14 orang, meninggal 12 orang dan 6 korban belum diketemukan", jelasnya.
"Hari ini, daya selaku Ketua Gulbencal Kabupaten Brebes, menyatakan secara resmi Operasi Search and Rescue (SAR) Tim gabungan dihentikan. Mengingat semakin tingginya resiko dari para penolong yang sudah 7 hari melakukan pencarian dengan kondisi alam dan luasnya daetah pencarian sekitar 8 hektar, apalagi para korban sudah mengikhlaskannya", ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Dandim juga menyampaikan apresiasinya kepada tim SAR gabungan dari TNI (Kodim 0713/Bbs, Yonif 407/Pk Brigif 4/DR), Polri (Polres Brebes dan BKO Brimob Jawa Tengah), Basarnas Brebes, BPBD Brebes, Linmas dan Banser Brebes serta para relawan lainnya dari berbagai daerah di Jawa Tengah serta dibantu warga masyarakat sekitar dan keluarga korban.
"Saya mewakili Bupati Brebes dan seluruh keluarga korban, menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran maupun relawan yang telah bekerja maksimal. Semoga apa yang dilakukan ini mendapatkan balasan amal ibadah", paparnya.
Dikatakan pula, proses pencarian atau evakuasi dari tim SAR gabungan walaupun resmi berakhir, namun masa tanggap darurat resmi diberlakukan selama tujuh hari kedepan dengan target perbaikan fasilitas maupun infrastruktur umum.
Sementara itu, Kepala Basarnas Jawa Tengah, Noer Isroedin menyampaikan pekerjaan pencarian dan evakuasi ke enam jenazah yang belum diketemukan hingga sekarang, resmi dihentikan melalui seluruh pertimbangan-pertimbangan baik keselamatan maupun besarnya resiko para penolong yang sudah tujuh hari bekerja secara maksimal.
"Perlu diketahui bahwa para tim gabungan tersebut sudah mulai kelelahan, ditambah lagi dengan resiko akan terkena infeksi bakteri dari para jenazah jika nantinya diketemukan, ini adalah resiko yang sangat besar", jelasnya.
Disampaikan pula, saat ini alat berat milik Basarnas "Spider Exscavator" juga masih terjebak dalam longsoran. Dan Alhamdulillah, para keluarga sudah memahami akan kondisi ini dan sudah mengikhlaskan para keluarganya tersebut bersemayam dilokasi longsor. Sehingga operasi gabungan pencarian dan evakuasi korban, resmi dihentikan hari ini.
Kapolres Brebes, AKBP Sugiarto, S.H., S.I.K., M.Si selaku Wakil Ketua Gulbencal Brebes menghimbau dan mengingatkan kepada warga, agar para warga meningkatkan Siskamling dengan ronda malam. Jija sewaktu-waktu terjadi hujan lebat seluruh warga desa yang berada dititik-titik rawan, harus segera diungsikan ketempat lebih aman yang telah disepakati.
Kasubdit Dokpol Bid Dikkes Tim DVI Polda Jawa Tengah AKBP dr. Ratna Relawati menyampaikan, bagian tubuh yang diketemukan pada 25 Februari 2018 kemarin, potongan bagian dada ke bawah, yang awalnya diidentifikasi pinggul kebawah adalah potongan bagian tubuh milik ibu Darsip (51).
"Analisa ini dapat dipertanggungjawabkan secara otentik berdasarkan dari timbunan lemak dibagian dada/payudara korban, dan dari hasil pencocokan dengan gen keluarga korban", terangnya.
Dandim Brebes menyampaikan, dalam operasi tanggap darurat, pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni pembersihan material sisa-sisa longsoran yang mengenai pemukiman warga yang ada di Dukuh Cikarea. "Tercatat sejumlah 40 rumah akan menjadi fokus penanganan selanjutnya, kemudian memperbaiki infrastruktur umum warga masyarakat menggunakan anggaran pemerintah daerah maupun propinsi", ungkapnya.
Hal tersebut disampaikan Dandim 0713/Bbs Letkol Inf Ahmad Hadi Hariono selaku Ketua Penanggulangan Bencana Alam tanah longsor Salem Brebes, Rabu (28/2/2018) di Posko Gulbencal Desa Pasirpanjang Kecamatan Salem Kabupaten Brebes.
Dikatakan Dandim, jumlah korban meninggal fan ditemukan baik korban utuh maupun bagian tubuh akibat tertimbun longsor, hingga hari H+7 pada Rabu (28/2/2018) sejumlah 12 orang.
"Dari kesebelas jenazah korban kemarin berhasil diidentifikasi, dan pada hari ini ada satu jenazah teridentifikasi oleh Tim Identifikasi Polda Jawa Tengah atas nama ibu Darsip (51). Potongan tubuh almarhumah diketemukan tuga hari lalu, teridentifikasi berdasarkan adanya timbunan lemak dibagian dada korban", terang Dandim.
"Secara total jumlah korban longsor ada 23 orang, dengan korban selamat 14 orang, meninggal 12 orang dan 6 korban belum diketemukan", jelasnya.
"Hari ini, daya selaku Ketua Gulbencal Kabupaten Brebes, menyatakan secara resmi Operasi Search and Rescue (SAR) Tim gabungan dihentikan. Mengingat semakin tingginya resiko dari para penolong yang sudah 7 hari melakukan pencarian dengan kondisi alam dan luasnya daetah pencarian sekitar 8 hektar, apalagi para korban sudah mengikhlaskannya", ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Dandim juga menyampaikan apresiasinya kepada tim SAR gabungan dari TNI (Kodim 0713/Bbs, Yonif 407/Pk Brigif 4/DR), Polri (Polres Brebes dan BKO Brimob Jawa Tengah), Basarnas Brebes, BPBD Brebes, Linmas dan Banser Brebes serta para relawan lainnya dari berbagai daerah di Jawa Tengah serta dibantu warga masyarakat sekitar dan keluarga korban.
"Saya mewakili Bupati Brebes dan seluruh keluarga korban, menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran maupun relawan yang telah bekerja maksimal. Semoga apa yang dilakukan ini mendapatkan balasan amal ibadah", paparnya.
Dikatakan pula, proses pencarian atau evakuasi dari tim SAR gabungan walaupun resmi berakhir, namun masa tanggap darurat resmi diberlakukan selama tujuh hari kedepan dengan target perbaikan fasilitas maupun infrastruktur umum.
Sementara itu, Kepala Basarnas Jawa Tengah, Noer Isroedin menyampaikan pekerjaan pencarian dan evakuasi ke enam jenazah yang belum diketemukan hingga sekarang, resmi dihentikan melalui seluruh pertimbangan-pertimbangan baik keselamatan maupun besarnya resiko para penolong yang sudah tujuh hari bekerja secara maksimal.
"Perlu diketahui bahwa para tim gabungan tersebut sudah mulai kelelahan, ditambah lagi dengan resiko akan terkena infeksi bakteri dari para jenazah jika nantinya diketemukan, ini adalah resiko yang sangat besar", jelasnya.
Disampaikan pula, saat ini alat berat milik Basarnas "Spider Exscavator" juga masih terjebak dalam longsoran. Dan Alhamdulillah, para keluarga sudah memahami akan kondisi ini dan sudah mengikhlaskan para keluarganya tersebut bersemayam dilokasi longsor. Sehingga operasi gabungan pencarian dan evakuasi korban, resmi dihentikan hari ini.
Kapolres Brebes, AKBP Sugiarto, S.H., S.I.K., M.Si selaku Wakil Ketua Gulbencal Brebes menghimbau dan mengingatkan kepada warga, agar para warga meningkatkan Siskamling dengan ronda malam. Jija sewaktu-waktu terjadi hujan lebat seluruh warga desa yang berada dititik-titik rawan, harus segera diungsikan ketempat lebih aman yang telah disepakati.
Kasubdit Dokpol Bid Dikkes Tim DVI Polda Jawa Tengah AKBP dr. Ratna Relawati menyampaikan, bagian tubuh yang diketemukan pada 25 Februari 2018 kemarin, potongan bagian dada ke bawah, yang awalnya diidentifikasi pinggul kebawah adalah potongan bagian tubuh milik ibu Darsip (51).
"Analisa ini dapat dipertanggungjawabkan secara otentik berdasarkan dari timbunan lemak dibagian dada/payudara korban, dan dari hasil pencocokan dengan gen keluarga korban", terangnya.
Dandim Brebes menyampaikan, dalam operasi tanggap darurat, pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni pembersihan material sisa-sisa longsoran yang mengenai pemukiman warga yang ada di Dukuh Cikarea. "Tercatat sejumlah 40 rumah akan menjadi fokus penanganan selanjutnya, kemudian memperbaiki infrastruktur umum warga masyarakat menggunakan anggaran pemerintah daerah maupun propinsi", ungkapnya.
Posting Komentar