Solo Jateng, - Sejak awal berdirinya Kampus Universitas Negeri
Sebelas Maret (UNS) merupakan kampus benteng Pancasila. Hal ini
disampaikan Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsisi, M.S. pada sambutan acara
tausiah kebangsaan di Kampus UNS, Minggu malam (11/3). Wujud dari
benteng Pancasila di Kampus UNS ini dapat dilihat dari bangunan tempat
ibadah yang berdiri dilingkungan kampus, yang menandakan bahwa UNS
senantiasa menghormati kebebasan beragama dan menjunjung tinggi
toleransi serta kerukunan umat beragama.
“Dapat
dilihat disekitar kampus UNS ini, selain masjid juga sudah berdiri
Pure, Gereja Katolik, Gereja Protestan, Vihara dan rencananya juga akan
kita dibangun Klenteng. UNS sejak berdiri sebagai benteng Pancasila”,
ungkap Rektor.
Lebih
lanjut Rektor menerangkan, bahwa acara malam ini sebetulnya merupakan
acara rutin yang dilaksanakan dua kali dalam setahun berupa khatam Al
Qur’an. Namun karena pada acara kali berbarengan dengan Dies Natalis UNS
ke 42, maka acara dikemas dalam “Tausiah Kebangsaan”, yang didalamnya
akan diisi acara khatam Al Qur’an sebanyak 42 kali 30 juz oleh 1260
orang serta tausiah kebangsaan yang diantaranya oleh Pangdam dan Kapolda
yang ketokohannya tentang kebangsaan sudah tidak diraguan lagi.
Disampaikan
Rektor, tausiah kebangsaan sangat penting untuk menyampaikan masalan
bela negara dan bela bangsa, persatuan dan kesatuan, keutuhan dan
kedaulatan negara, menjaga dan mengamalkan ideologi Pancasila dan UUD
1945, sehingga warga UNS dan masyarakat tidak asing lagi terhadap
masalah kebangsaan.
“Tausiah
kebangsaan sangat penting, agar warga UNS dan masyarakat tidak asing
lagi terhadap masalah kebangsaan,” terang orang nomor satu di UNS.
Diakhir
sambutannya, Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. yang merupakan putra
kelahiran Sragen berharap, acara tausiah kebangsaan dapat berjalan
dengan baik dan mendapat ridha dari Allah SWT, serta kelak dikemudian
hari kita ditempatkan di surganya Allah. Karenanya mari kita mengamalkan
Al Qur’an dan tingkah laku kita berbasis pada Al Qur’an, pungkasnya.
Sementara
itu, Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Wuryanto, melalui
tausiahnya menyampikan, bahwa Mahasiswa diharapkan dapat mengisi
nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme menuju Indonesia hebat, mandiri
dan berdulatan yang diangankan rakyat Indonesia. Disadari atau tidak,
ancaman terhadap negara dan bangsa sudah ada ditengah-tengah kita. Salah
satunya adalah pertumbuhan penduduk yang begitu pesat sehingga
pemenuhan kebutuhan penduduk juga terus meningkat.
Upaya
terus dilakukan untuk memberikan kehidupan bagi penduduk dengan terus
mencari sumber energi. Hal ini dialami tidak hanya di negara Indonesia
namun disejumlah negara di dunia. Dan perlu diketahui, bahwa Indonesia
memiliki sumber kekayaan alam yang banyak, sehingga akan menjadi incaran
beberapa negara lain, sehingga mereka akan melakukan beberapa cara
untuk melemahkan bangsa Indonesia agar dapat menguasai sumber energi
yang ada di Indonesia.
Kata
Pangdam, “saat ini yang sedang gencar untuk melemahkan bangsa Indonesia
adalah narkoba. Beberapa waktu lalu ditemukan narkoba dalam hitungan
ton. Hal yang perlu dipertimbangkan banyak orang-orang yang memanfaatkan
untuk semata-mata mendapatkan keuntungan". Tegas Pangdam.
Diakhir
tausiahnya, orang nomor satu di Kodam IV/Diponegoro itu mengajak kepada
seluruh Mahasiswa dalam rangka menghadapi kompetisi global untuk
memegang teguh nilai-nilai budaya dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika. Sehingga kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa sebagai bangsa yang
hebat dalam rangka menghadapi kompetisi global", imbuhnya. [ Skt - Sty ]
Posting Komentar