Jakarta,
Jumat, 2 Maret 2018 (Humas Bakamla RI) —- Menyikapi transisi perilaku
kejahatan di laut yang semakin sistematis dan terorganisir, Bakamla RI
sebagai leading sector pengamanan di laut saat masa damai, merasa perlu
menyikapi dengan serius. Bak gayung bersambut, dalam proses formulasi
strategi, Bakamla RI kedatangan tamu kehormatan dari Japan Coast Guard
(JCG).
Rombongan
delegasi JCG yang dipimpin oleh Deputy Director Piracy Countermeasures
Office Commander Yoshitada Nozawa, diterima dengan hangat oleh jajaran
pejabat Bakamla RI antara lain Direktur Latihan Laksma TNI Eko
Jokowiyono, S.H., M.Si., Direktur Strategi Laksma TNI Muspin Santoso,
S.H., M.Si (Han), dan beberapa pejabat lainnya, di Ruang Rapat Bakamla
RI, Gedung Perintis Kemerdekaan, Jl. Proklamasi No. 56, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Kedatangan
JCG untuk menindaklanjuti surat yang telah dikirimkan beberapa waktu
lalu, mengenai informasi kedatangan salah satu kalal patrolinya ke
Indonesia. Tsugaru (PLH02) yang diketahui berukuran 105 meter, akan
sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada bulan Juli 2018.
Kedatangan kapal patroli ini dimaksudkan untuk melakukan serangkaian
latihan bersama dengan instansi pengamanan laut yang ada di Indonesia,
salah satunya Bakamla RI.
Terkait
keterlibatan JCG dalam Forum Heads of Asian Coast Guard Agencies
Meeting (HACGAM), diketahui bahwa JCG merupakan leading sector untuk
pilar Controlling Unlawful Act at Sea (Mengendalikan Tindak Pelanggaran
Hukum di Laut). Pada beberapa pertemuan sebelumnya, JCG turut memaparkan
keberhasilannya dalam menangani kasus distribusi narkotika melalui
laut, penyelundupan manusia, dan penyelundupan emas.
Bakamla
RI merasakan hubungan antara keberhasilan JCG dan perkembangan tindak
pelanggaran di laut saat ini. Maraknya penyebaran obat terlarang melalui
jalur laut sudah cukup mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Bakamla RI
mengusulkan rencana latihan bersama mengenai Drug Interdiction at Sea,
Visit Board Search and Seizure (VBSS), dan Crime Scene Investigation.
Secara garis besar, pelatihan tersebut dimaksudkan untuk menanggulangi
terjadinya tindak penyebaran obat terlarang melalui laut.
Diharapkan
latihan bersama ini dapat terealisasi dengan baik di bulan Juli 2018.
Hal ini merupakan salah satu aksi untuk mewujudkan tindakan mulia dalam
mengamankan lautan Nusantara.


Posting Komentar