Makassar, 15 Februari 2018,.Saat
ini tidak ada pilihan lain bahwa kita untuk harus cepat berbenah,
bekerja secara cepat dan efisien, berani melakukan perubahan besar dan
terus melakukan inovasi. Bahkan tanpa adanya kompetisi maka budaya yang
berkembang adalah budaya yang lamban dan tidak inovatif karena tidak ada
kompetitor.
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberikan
sambutan pada Peresmian Pembukaan Konvensi Kampus XIV dan Temu Tahunan
XX Forum Rektor Indonesia Tahun 2018 yang dilaksanakan di Gedung Baruga
Andi Pangeran Pettarani, Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Kamis 15
Februari 2018.
Presiden
teringat ketika dirinya masih duduk di bangku SMP, bank milik
pemerintah tutup pada pukul 13 karena tidak adanya bank pesaing. Tapi
setelah muncul bank-bank swasta, bank-bank pemerintah langsung berbenah
diri dan tetap memenangkan kompetisi.
"Ternyata
alhamdulillah keuntungan terbesar ada di BRI bukan bank swasta, bukan
bank asing. Artinya bank pemerintah bisa berkompetisi dengan bank asing
ataupun bank swasta," ujar Presiden.
Di
bidang perguruan tinggi, Presiden telah menerima usulan dari Menteri
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir. "Pak, ini perguruan
tinggi kalau enggak berubah kita kasih kompetisi dengan universitas
asing,” ucap Presiden menyampaikan usulan Menristekdikti.
Namun Presiden tidak lantas menyetujuinya dan meminta Menristekdikti berbicara dengan semua rektor, baik negeri maupun swasta.
"Kalau
tanpa diberi kompetitor berubah ya enggak usah. Tapi kalau kita tunggu
enggak berubah ya kita beri. Gimana setuju atau tidak? Kok diam semua.
Silakan nanti dibicarakan dengan Menristekdikti," ujar Kepala Negara.
Presiden
memahami bahwa kondisi perguruan tinggi beragam. "Ada yang memang sudah
bisa dikatakan world class university. Tapi juga ada perguruan tinggi
baru yang masih dihadapkan pada permasalahan-permasalahan dasar," tutur
Kepala Negara.
Tapi harus
diingat, bahwa keduanya memiliki potensi yang sama untuk memberikan
kontribusi kepada masyarakat. "Ada yang kontribusinya pada masyarakat
lokal, ada yang levelnya nasional maupun internasional," ucapnya.
Presiden
mengingatkan bahwa tidak semua perguruan tinggi perlu menjadi world
class. Tapi semua perguruan tinggi, perlu menjadi relevan dan
berkontribusi kepada masyarakat di sekitarnya.
Misalnya
sebuah perguruan tinggi yang berada di daerah pesisir atau kepulauan
bisa memberikan nilai lebih atas keberadaan pantai atau laut di
daerahnya melalui inovasi pembudidayaan ikan, pengolahan hasil-hasil
laut, pelestarian budaya bahari dan yang lainnya.
Begitu
juga dengan perguruan tinggi yang berada di daerah pertanian. Inovasi
pengelolaan lahan yang efektif dan efisien, teknologi peningkatan hasil
peternakan dan industri pengolahannya. Penyediaan energi yang efisien
dan masih banyak lagi.
Bagi
perguruan tinggi yang besar yang sudah masuk dalam arena kompetisi
global, harus mampu bersaing dan memenangkan kompetisi global.
"Mengembangkan
Prodi atau Departeman atau Fakultas baru yang baru, yang inovatif, yang
memanfaatkan peluang lanskap ekonomi global," kata Presiden.
Misalnya,
sebagai implikasi industri 4.0 dan berkembangnya life style industry.
Dikembangkan Program Studi Computional Data Science yang mencetak Data
Scientist, Digital Economy juga e-commerce.
Selain
itu juga, Presiden minta dipikirkan adanya fakultas digital ekonomi
jurusan retail manajemen. "Lalu fakultas manajemen logistik karena
logistik begitu sangat berperan mendistribusikan barang. Ke depan juga
berkaitan dengan services atau jasa juga penting sekali," tuturnya.
Untuk
mendukung industri sepak bola seharusnya sudah ada fakultas industri
olahraga. "Jurusan manajemen sepak bola atau langsung saja fakultas
manajemen sepakbola. Itu ada di negara lain. Ada enggak di sini yang
fakultas industri olahraga? Enggak ada kan," kata Presiden.
Juga
jurusan industri life style yang lain seperti Kopi dan Coklat. "Sekali
lagi, kata kuncinya adalah relevansi dan inovasi. Jangan lagi terjebak
pada rutinitas. Cara-cara baru harus dikembangkan. Keinginan mahasiswa
dan dosen untuk berinovasi harus ditumbuhkan. Kreasi-kreasi baru harus
difasilitasi dan dikembangkan. Saya yakin Bapak dan Ibu bisa bersinergi
dengan pemerintah untuk melakukan terobosan besar," ujar Presiden.
Turut
hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri
Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi M Nasir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy,
Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Sulawesi
Selatan Syahrul Yasin Limpo, Ketua FRI Suyatno dan Rektor Universitas
Hasanuddin Dwia Ariestina Pulubuhu.
SUMBER ; Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin
Posting Komentar