PK,.Yogya
Barat. Sekolah Dasar (SD) Negeri Darat yang berada di Desa Karangwuni,
Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, diresmikan sebagai Sekolah Siaga
Bencana, pada Rabu (14/02/18). Letak dan Lokasi Sekolah Dasar ini
berada 1 km dari laut Selatan, dengan demikian potensi bencana bila
terjadi Tsunami sangat tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan mulai pukul
09.45-11.30 WIB, dihadiri dan diikuti sekitar 200 orang termasuk warga
masyarakat sekitar.
Kegiatan diawali dengan
penampilan Drum Band dari siswa SD Negeri Darat, dilanjutkan dengan
prosesi gladi lapang/simulasi tanggap darurat bencana gempa tsunami yang
diperagakan oleh murid SD Negeri Darat Karangwuni dan anggota BPBD,
PMI, Puskesmas Wates.
Acara
peresmian dihadiri oleh para pejabat antara lain : dr. H. Hasto
Wardoyo, Sp.OG (K) (Bupati Kulon Progo), Drs. Biwara Yuswantana, M.Si
(Kepala Pelaksana BPBD DIY), Akhit Nuryati (Ketua DPRD Kab. Kulon
Progo), Kapten Inf M Berhen Sukoco (Pasi Ops Kodim 0731/Kulon Progo),
Kompol Kuswanto (Kabag Ren Polres Kulon Progo), Drs. Sumarsana, M.Si
(Kadispora Kulon Progo), Gusdi Hartono (BPBD Kulon Progo), Santoso, S.IP
(Camat Wates), Kapten Czi Sugiarta (Danramil 01/ Wates), Ipda Dalija
(Polsek Wates), Asrini, S.Pd (Kepala SD N Darat) dan segenap Tamu
Undangan.
Asrini, S.Pd
(Kepala SD Negeri Darat) selaku penyelenggara, pada sambutannya
mengatakan bahwa latar belakang SD Darat dijadikan Sekolah Siaga Bencana
adalah karena lokasi sekolah yang berada lebih kurang 1 km dari laut
dan mempunyai potensi tsunami. Sekolah diharapkan mampu mengurangi
resiko bila terjadi bencana tersebut dan diharapkan siswa dapat
bertindak tepat apabila terjadi bencana.
Tujuan
dengan ditunjuknya Sekolah ini menjadi Sekolah Siaga Bencana (SSB)
adalah, agar siswa tanggap dan terampil dalam bertindak bila bencana
terjadi.
Langkah yang
telah ditempuh yaitu dengan membentuk Tim Siaga Bencana Sekolah,
membangun komunikasi dengan BPBD, BMKG, TRC, Komite Sekolah, Instansi
Terkait serta masyarakat sekitar dan melaksanakan simulasi
penanggulangan bencana secara rutin.
Drs.
Biwara Yuswantana, M.Si (Kepala Pelaksana BPBD DIY) mengatakan bahwa
melihat gladi yang sudah dilaksanakan, menjadi ingat kejadian di Aceh,
Tsunami yang terjadi lebih tinggi dari tingginya sekolah ini. Untuk itu
perlu membangun kesiap siagaan dan ketangguhan untuk meminimalisir
jatuhnya korban dan kerugian yang terjadi.
"Membentuk
Sekolah Siaga Bencana adalah salah satu bentuk langkah nyata dalam
membangun dan memperkuat kesiap siagaan dalam mengantisipasi timbulnya
korban dan mengurangi kerugian apabila terjadi bencana. Kedepan akan
tetap kita kembangkan dan kita perluas lagi." Jelas Biwara Yuswantana.
Pada
kesempatan ini juga dilakukan pengukuhan Tim Siaga Bencana dengan
pemasangan rompi TSB, pemasangan pada perwakilan siswa serta penyerahan
bantuan secara simbolis berupa peralatan P3K oleh Bupati Kulon Progo,
BPBD DIY, Forkopimda Kulon Progo, Kadispora Kulon Progo, BPBD Kulon
Progo dan Kepala SD N Darat.
Semwntara
itu Bupati Kulon Progo, dr.H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam kesempatan
tersebut menyampaikan Apresiasi kepada BPBD DIY, yang telah
memprakarsai dan bekerja keras untuk menyelenggarakan acara ini. Bencana
adalah tidak bisa di duga, Kulon progo tidak pernah sepi dari bencana
baik tanah longsor maupun banjir. Kemungkinan terjadinya bencana tsunami
di wilayah pantai selatan dengan kontur dasar pantai yang merupakan
lempengan-lempengan, adalah tidak bisa dipungkiri.
"Mengurangi
resiko akibat bencana tidak bisa terjadi tanpa adanya latihan praktek
peragaan. Anak-anak sekolah di tingkat SD daya ingatnya masih sangat
tinggi. SD di Karangwuni harus bisa menjadi contoh sekolah lainnya yang
ada di Kulon Progo. Menyikapi rencana keberadaan Bandara di Temon, kami
berharap di Karangwuni akan muncul harapan dan ide untuk lokasi
membangun terminal Haji" kata Bupati.
Simulasi
Bencana di tutup dengan Peresmian Sekolah Siaga Bencana (SSB) SD Negeri
Darat Karangwuni, Wates, Kulon Progo, dengan penandatanganan prasasti
oleh Bupati Kulon Progo dan Pembentangan Kaos SSB.(NSR/bang natsir).

Posting Komentar