PK,.JAKARTA,.(Puspen TNI. Sabtu, 30 September 2017). Sejarah telah mencapai peran wayang sangat strategis, selain menjadi hiburan wayang juga dapat menjadi media komunikasi yang paling aktif dalam menyebarkan pesan-pesan moral ajaran agama bahkan nasionalisme dan patriotisme terutama dalam melawan penjajah di seluruh Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan sambutan pada Pegelaran Seni dan Budaya dalam rangka HUT Ke-72 TNI di Museum Fatahillah Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat Malam (29/9/2017).
Panglima TNI menyampaikan bahwa Pagelaran Seni dan Budaya ini menampilkan sebelas wayang dari berbagai daerah yang disebut dengan Wayang NKRI yaitu Wayang Jemblung, Wayang Jawa Timur, Wayang Surakarta, Wayang Orang, Wayang Cirebon, Wayang Palembang, Wayang Bali, Wayang Banjar, Wayang Beber, Wayang Jogjakarta, dan Wayang Golek Sunda. “Wayang NKRI sengaja dipilih karena wayang telah diakui Unesco sebagai warisan maha karya kebudayaan Indonesia,” katanya.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berharap melalui event seperti ini dapat mewariskan budaya melalui pewayangan kepada generasi penerus. “Kita harapkan terjadi kesinambungan dan melestarikan wayang segala aspek pagelaran dari wayang-wayang sepuh kepada dalang-dalang remaja atau yang masih muda di Indonesia agar dapat mencintai memelihara dan melestarikan wayang,” jelasnya.
Pagelaran Wayang NKRI ini mengangkat judul Parikesit Jumeneng Noto mengisahkan tentang kondisi setelah perang Baratayuda yang pasti membuat penderitaan bagi warga masyarakat. “Pertunjukan Wayang NKRI ini memiliki makna penting antara lain bahwa setiap peperangan pasti mengisahkan penderitaan dan kehancuran. Tidak mudah membangun kembali kehancuran peperangan karena butuh waktu yang panjang dengan pengorbanan dan biaya yang tidak sedikit,” ungkap Panglima TNI.
Diakhir sambutannya, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berpesan semoga pagelaran wayang malam ini dapat memberikan pelajaran bagi semuanya tentang pentingnya membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
Sementara itu menjawab pertanyaan awak media terkait Pagelaran Wayang NKRI yang diadakan di Museum Fatahilla, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa judul wayang kali ini adalah kelanjutan dari judul Pagelaran Wayang Orang Satha Kurawa yang dilakukan dalam rangka HUT TNI tahun 2016 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat,” imbuhnya.
Pagelaran Wayang NKRI ini dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Republik ke-6 Bapak Jenderal Purnawirawan Tri Sutrisno, Ketua MPR RI, Ketua Komisi Yudisial, Laksamana Purnawirawan Pak Widodo, Slamet, Mantan Kasad Jenderal Purnawirawan Tyasno, Sekjen PDIP Hasto, Ketua MURI Jaya Suprana, Para Kepala Staf Angkata, Komisi 1 DPR Effendi Simbolon.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan sambutan pada Pegelaran Seni dan Budaya dalam rangka HUT Ke-72 TNI di Museum Fatahillah Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat Malam (29/9/2017).
Panglima TNI menyampaikan bahwa Pagelaran Seni dan Budaya ini menampilkan sebelas wayang dari berbagai daerah yang disebut dengan Wayang NKRI yaitu Wayang Jemblung, Wayang Jawa Timur, Wayang Surakarta, Wayang Orang, Wayang Cirebon, Wayang Palembang, Wayang Bali, Wayang Banjar, Wayang Beber, Wayang Jogjakarta, dan Wayang Golek Sunda. “Wayang NKRI sengaja dipilih karena wayang telah diakui Unesco sebagai warisan maha karya kebudayaan Indonesia,” katanya.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berharap melalui event seperti ini dapat mewariskan budaya melalui pewayangan kepada generasi penerus. “Kita harapkan terjadi kesinambungan dan melestarikan wayang segala aspek pagelaran dari wayang-wayang sepuh kepada dalang-dalang remaja atau yang masih muda di Indonesia agar dapat mencintai memelihara dan melestarikan wayang,” jelasnya.
Pagelaran Wayang NKRI ini mengangkat judul Parikesit Jumeneng Noto mengisahkan tentang kondisi setelah perang Baratayuda yang pasti membuat penderitaan bagi warga masyarakat. “Pertunjukan Wayang NKRI ini memiliki makna penting antara lain bahwa setiap peperangan pasti mengisahkan penderitaan dan kehancuran. Tidak mudah membangun kembali kehancuran peperangan karena butuh waktu yang panjang dengan pengorbanan dan biaya yang tidak sedikit,” ungkap Panglima TNI.
Diakhir sambutannya, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berpesan semoga pagelaran wayang malam ini dapat memberikan pelajaran bagi semuanya tentang pentingnya membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
Sementara itu menjawab pertanyaan awak media terkait Pagelaran Wayang NKRI yang diadakan di Museum Fatahilla, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa judul wayang kali ini adalah kelanjutan dari judul Pagelaran Wayang Orang Satha Kurawa yang dilakukan dalam rangka HUT TNI tahun 2016 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat,” imbuhnya.
Pagelaran Wayang NKRI ini dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Republik ke-6 Bapak Jenderal Purnawirawan Tri Sutrisno, Ketua MPR RI, Ketua Komisi Yudisial, Laksamana Purnawirawan Pak Widodo, Slamet, Mantan Kasad Jenderal Purnawirawan Tyasno, Sekjen PDIP Hasto, Ketua MURI Jaya Suprana, Para Kepala Staf Angkata, Komisi 1 DPR Effendi Simbolon.
Posting Komentar