PK,.JAKARTA,.Kamis,(4/5),.Menjaga
harmoni dari 1.340 suku itu bukan tugas mudah, plus me-maintaint
pertahanan dan kedaulatan 17 ribu pulau. Dengan budget minim, tentunya.
di tengah era reformasi seperti saat ini dimana banyak komunis
bermantel reformis sukses dapet panggungm bebas “bernyanyi”,
menyebarkan berita hoax , menuduh siapa saja sebagai anti keberagaman.
sungguh, itu tugas berat. Itu tugas TNI, Jenderal Gatot sanggup,
belakangan dia buka beban tambahan yaitu target swasembada pangan,
ancamannya dia dipecat.
Hal tersebut disampaikan oleh Zeng Wei Jiang seorang tokoh Tioghoa yang akrab dipanggil Ken-Ken, baru-baru ini.
“Saya
terlibat aksi reformasi sejak 97, Saya alami perubahan sikap TNI,
terasa betul. Sekarang TNI lebih banyak di barak. Sampai-sampai publik
ngga tau lagi siapa nama Danjen Kopassus, Pangkostrad, Pangdam Jaya.
Bahkan KSAD Jenderal Mulyono pun jarang muncul di media.
Dikatakan
Zeng Wei Jian, supremasi sipil terasa. TNI diam saat Panglima Gatot
dicibir "lebay" oleh Charles Honoris. Tentara juga tidak benar-benar
mencari bandit bernama Iwan Bopeng yang rusuh di putaran pertama Pilgub.
“Sekali
pun demikian, TNI masih dicintai rakyat. TNI adalah faktor yang bikin
putaran kedua pilgub Jakarta berjalan aman. Setelah TNI turun, 8 ribu
kecurangan pilkada diminimalisir. Demokrasi mulus. Anies Sandi menang
mutlak. Seluruh relawan ASA, kader Gerindra dan PKS mesti berterima
kasih kepada TNI dan Jenderal Gatot. Tanpa mereka, bandit macam Iwan
Bopeng akan mendistorsi demokrasi kita.
Dikatakannya,
tekanan sipil ini hanya terjadi di era reformasi yang bablas. Reformis
gadungan itu menarget Menhan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI,
keduanya dinilai sebagai penyebab kemacetan reformasi pertahanan. Aneh
bin ajaib Panglima TNI dan Menhan disasar oleh kaum reformis gadungan.
“Bahkan
Jenderal Gatot dituduh hendak kudeta oleh agen komunis asing. Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mempertaruhkan dirinya dan jabatanya
demi keamanan dan tetap utuhnya NKRI, tapi kok malah dituduh akan
kudeta. Saya kira, saat ini ulama dan rakyat hanya percaya kepada TNI.
Di mana-mana, di level grass-root, respek terhadap TNI dan Panglima
Gatot sangat tinggi. Lembaga sipil, reformis gadungan, pluralis palsu
sebaiknya tidak terlalu jauh mengobok-obok TNI. Rakyat akan solid
menyatu dengan TNI bila rongrongan semacam ini terus dilakukan. “Bravo
TNI”
(Sumber RMOL)
Posting Komentar