Tuban- Jagung merupakan target swasembada pangan kedua setelah padi. Jagung mempunyai fungsi multiguna, selain untuk komsumsi langsung, jagung merupakan bahan baku utama industri pakan dan pangan. Untuk itu, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian menciptakan alat pemanen jagung yang praktis bagi petani Indonesia, sebagaimana disampaikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Ada 2 macam mesin pemanen jagung menurut hasil akhir dari proses panen , yaitu jika hasil panen berupa jagung tongkol yang bersih dan terpisah dari klobot/ kulit buah/ boimassa mesin yang memanen disebut Corn Harvester atau Corn Combine Harvester; dan jika hasil panen sudah berupa pipilan dan kulit jagung/klobot, batang tanaman hancur menjadi cacahan maka mesin panen disebut Ensilage Harvester.
Pemanenan jagung menggunakan mesin yaitu rangkaian proses pembabatan, pengumpulan, pemisahan buah dari batang dan kulit/klobot, dan kemudian masuk ke proses selep sehingga keluar sudah menjadi pipilan. Mesin pemanen jagung melakukan itu semua dengan satu langkah, dibandingkan dengan cara konvensional yang membutuhkan waktu yang lama, tenaga yang banyak, otomatis biaya juga banyak. Panen menggunakan mesin pemanen jagung maka dapat lebih mudah dan efisien, hanya membutuhkan waktu 2 jam per hektar.
Terkait dengan mekanisasi pertanian, pada tanggal 25 Januari 2017 bertempat di lahan jagung milik Bapak Kasrun Desa Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban telah dilaksanakan uji coba mesin pemanen jagung Merk FUTATA Type HM- 1 yang diproduksi di Gresik.
Dalam uji coba tersebut masih mengalami hambatan, seperti terjadi kemacetan saat proses pemanenan yang dikarenakan masih banyaknya batang dan daun jagung yang menyumbat. Adapun untuk hasil panennya sudah berupa pipilan jagung. Untuk itu Bapak Sutrisno selaku yang membuat mesin pemanen jagung tersebut akan memperbaiki kekurangan yang ada pada mesin pemanen jagung tersebut.
Hadir pada acara tersebut antara lain Kepala UPTD Pertanian dan Ketahanan Pangan Kecamatan Jenu, Suyanto, PPL Kecamatan Jenu,Sardi, Babinsa Koramil 0811/15, Serka Subiyanto dan Koptu Nurul Mustofa, masyarakat sekitar Desa Mentoso serta pembuat mesin pemanen jagung Futata Bapak Sutrisno dan mekaniknya. (Penrem 082/CPYJ )
Ada 2 macam mesin pemanen jagung menurut hasil akhir dari proses panen , yaitu jika hasil panen berupa jagung tongkol yang bersih dan terpisah dari klobot/ kulit buah/ boimassa mesin yang memanen disebut Corn Harvester atau Corn Combine Harvester; dan jika hasil panen sudah berupa pipilan dan kulit jagung/klobot, batang tanaman hancur menjadi cacahan maka mesin panen disebut Ensilage Harvester.
Pemanenan jagung menggunakan mesin yaitu rangkaian proses pembabatan, pengumpulan, pemisahan buah dari batang dan kulit/klobot, dan kemudian masuk ke proses selep sehingga keluar sudah menjadi pipilan. Mesin pemanen jagung melakukan itu semua dengan satu langkah, dibandingkan dengan cara konvensional yang membutuhkan waktu yang lama, tenaga yang banyak, otomatis biaya juga banyak. Panen menggunakan mesin pemanen jagung maka dapat lebih mudah dan efisien, hanya membutuhkan waktu 2 jam per hektar.
Terkait dengan mekanisasi pertanian, pada tanggal 25 Januari 2017 bertempat di lahan jagung milik Bapak Kasrun Desa Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban telah dilaksanakan uji coba mesin pemanen jagung Merk FUTATA Type HM- 1 yang diproduksi di Gresik.
Dalam uji coba tersebut masih mengalami hambatan, seperti terjadi kemacetan saat proses pemanenan yang dikarenakan masih banyaknya batang dan daun jagung yang menyumbat. Adapun untuk hasil panennya sudah berupa pipilan jagung. Untuk itu Bapak Sutrisno selaku yang membuat mesin pemanen jagung tersebut akan memperbaiki kekurangan yang ada pada mesin pemanen jagung tersebut.
Hadir pada acara tersebut antara lain Kepala UPTD Pertanian dan Ketahanan Pangan Kecamatan Jenu, Suyanto, PPL Kecamatan Jenu,Sardi, Babinsa Koramil 0811/15, Serka Subiyanto dan Koptu Nurul Mustofa, masyarakat sekitar Desa Mentoso serta pembuat mesin pemanen jagung Futata Bapak Sutrisno dan mekaniknya. (Penrem 082/CPYJ )
Posting Komentar