PORTAL-KOMANDO.COM,.-Jember. Komunikasi sosial yang merupakan salah satu metodologi Pembinaan Teritorial (Binter) merupakan hal yang sangat strategis dalam menjalin silaturahmi Personel Teritorial diantaranya Dandim, Danramil maupun Babinsa yang sering berada ditengah rutinitas masyarakat.
Paulus Sutikno yang dikenal dengan Koh Liem oleh masyarakat Kencong sebagai tuang rumah pemilik Kolam renang tersebut menyampaikan sambutan selamat dating kepada Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf Muhammad Nas, SIP.
Koh Liem yang dikenal sangat dekat dengan masyarakat Kencong tersebut juga menegaskan bahwa dirinyalah yang memiliki inisiasi cangkru’an seperti ini, sehingga mungkin ada permasalahan maupun aspirasi dari masyarakat dapat tersalurkan melalui acara seperti ini.
Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf Muhammad Nas, SIP yang mendapat giliran sabutan berikutnya menyampaikan bahwa sebagai bangsa yang besar dan majemuk, ada berbagai suku dan agama hendaknya kita lebih mencintai kemajemukkan tersebut sebagai Bangsa Indonesia.
Dari keragaman suku tersebut otomatis kita memiliki berbagai bahasa yang berbeda-beda dari masing-masing suku dan daerah, memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda-beda, yang kesemuanya merupakan kekayaan Bangsa Indonesia.
Lebih lanjut Muhammad Nas menegaskan bahwa dengan keberagaman tersebut mari kita sama-sama saling kita hormati, saling kita hargai sehingga terwujud persatuan dan kesatuan sebagai kekuatan dalam menjaga keutuhan, kedaulatan dan keselamatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Satu contoh kecil kita masih menjumpai rambu-rambu atau tanda-tanda tempat yang menggunakan bahasa ingris, missal : ada tanda panah tertulis “exit” yang artinya arah keluar kenapa hal itu tidak kita tulis saja “keluar” atau mungkin dengan bahasa daerah kita, sehingga hal tersebut lebih dipahami oleh masyarakat kita.
Satu contoh lagi kalau kita makan ayam goreng masakan kita diwarung-warung yang dikenal dengan nama “ayam goring” harganya Cuma sekitar Rp.7.500,- namun kalau kita membeli sama-sama ayam goreng di kedai orang asing dengan label orang luar negeri tentunya harganyya menjadi sekitar Rp. 25.000,- tetapi itupun masyarakat kita masih mengkonsumsi produk asing tersebut dengan alas an gengsi dan lain-lain.
Dari hal kecil itu saja saya sudah dapat menilai bahwa rasa kebanggaan dan kecintaan kita kepada negeri sendiri sudah mengalami degradasi.
Selanjutnya saat dilakukan dialog bersama seluruh hadirin berbagai pertanyaan yang muncul baik dari Kepala Desa Kencong P Ahmadi yang menanyakan apa kiat kita menjaga kondusifitas diera modern sekarang ini terutama dalam mengantisi pasi pengaruh internet, kemudian dari Kepala Desa Cakru yang mempertanyakan kenapa bantuan bibit bagi petani kualitasnya sangat buruk, dan penyerapan bulog masih minim di Desa Cakru.
Dari berbagai pertanyaan tersebut diberikan jawaban langsung oleh Muhammad Nas bahwa kita harus bijak untuk menyikapi berbagai pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya media sosial dan lain-lain, kita harus tetap punya semangat untuk maju tetapi hal-hal yang buruk juga harus kita filterisasi, selanjutnya terkait dengan bibit pertanian Muhammad Nas menegaskan akan segera dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian dn masalah Bulog dirinya siap mengawal penjualan panen petani kepada Bulog.
Acara cukup dinamis dan lancer hingga berakhir pada pukul 22.30 Wib yang ditutup dengan do’a oleh KH Nur Hidayat. (sis24)
Posting Komentar