PORTAL-KOMANDO.COM,.-TOLIKARA,.Revolusi
Budaya sedang di kembangkan Bupati Tolikara Usman G.wanimbo,SE,M.Si,
Honai (rumah adat) tradisional dari kayu dan beratap rumput ilalang,
sekarang sudah mulai dikembangkan honai modern terbuat dari baja ringan
dan beratap seng yang di bangun dalam program rumah sosial di seluruh
daerah Tolikara.
“Honai tradisional memang bisa di muat banyak orang,karena di dalam rumah honai itu tidak ada kamar - kamar. Satu keluarga besar cukup dengan Satu honai laki laki (disebut kunume) dan satu honai perempuan (disebut home),kamar mandinya terpisah jauh dengan honai.
Di honai ini mereka tinggal,karena di daerah pegunungan
tengah Papua kedinginan mencapai 15 - 20 derajat celcius, maka rumah
honai di desain tertutup rapat papan bangunan hingga atap ilalang
tertutup rapat tanpa ventilasi.
Sementara penghangat lainnya, dibikinlah perapian di tengah tengah (di sebut tuguh api). Di situlah keluarga itu tidur melingkar dengan kaki dekat api, dengan alas rumput ilalang kering. Satu honai bisa muat 10-15 orang. Dapur memang sendiri, mereka biasa buat gubug tersendiri.
Bayangkan, ada asap yang timbul dari perapian dan di ruangan tertutup. makanya tak heran penyakit ISPA (Inveksi saluran pernafasan akut) dekat sekali dengan masyarakat pegunungan Papua” ujar Bupati Tolikara Usman g. Wanimbo,SE,M.Si saat meninjau pembangunan rumah honai dan pembangunan kantor pemerintahan terpadu di Igari Distrik Igari Karubaga Tolikara belum lama ini selasa,01/02/2016.
Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo,menjelaskan Honai modern ini rangkanya terbuat dari baja ringan dan atap serta dindingnya dari seng,ada ventilasi dan alasanya dari kayu,ada jarak dari tanah.
Di dalam di di desain ruang keluarga dan satu ruang tidur, tempat masak serta kamar mandi. Tentu sangat ideal bagi masyarakat pengunungan tengah papua khususnya masyarakat Tolikara bisa hidup sehat.
Dikatakannya hal yang sama juga di terapkan untuk pembangunan semua kantor pemerintahan. Model pembangunan kantor pemerintahan di kembangkan bernuansa lokal yaitu atap bangunan harus berbentuk rumah honai.
Pembangunan honai modern ini ternyata mendapat pujian dari seluruh masyarakat Tolikara.Tokoh masyarakat Tolikara Kiwe Yikwa mengaku Honai ini dipuji karena kuat, tidak mudah terbakar. Maklum setiap Pilkada bupati, di beberapa Kabupaten di pegunungan sering terjadi konflik antar pendukung. Selain ada Korban nyawa, juga honai-honai bisa terbakar.
“Kami senang dengan pembangunan rumah honai modern ini yang sangat ideal bagi kami. Hanya saja honai modern ini kurang luas karena fungsi sosialnya hilang,keluarga besar tidak bisa tertampung. Kami minta kedepan pembangunan rumah honai ini size nya diperbesar”kata Kiwe Yikwa.(Derwes y).
“Honai tradisional memang bisa di muat banyak orang,karena di dalam rumah honai itu tidak ada kamar - kamar. Satu keluarga besar cukup dengan Satu honai laki laki (disebut kunume) dan satu honai perempuan (disebut home),kamar mandinya terpisah jauh dengan honai.
Di honai ini mereka tinggal,karena di daerah pegunungan
tengah Papua kedinginan mencapai 15 - 20 derajat celcius, maka rumah
honai di desain tertutup rapat papan bangunan hingga atap ilalang
tertutup rapat tanpa ventilasi. Sementara penghangat lainnya, dibikinlah perapian di tengah tengah (di sebut tuguh api). Di situlah keluarga itu tidur melingkar dengan kaki dekat api, dengan alas rumput ilalang kering. Satu honai bisa muat 10-15 orang. Dapur memang sendiri, mereka biasa buat gubug tersendiri.
Bayangkan, ada asap yang timbul dari perapian dan di ruangan tertutup. makanya tak heran penyakit ISPA (Inveksi saluran pernafasan akut) dekat sekali dengan masyarakat pegunungan Papua” ujar Bupati Tolikara Usman g. Wanimbo,SE,M.Si saat meninjau pembangunan rumah honai dan pembangunan kantor pemerintahan terpadu di Igari Distrik Igari Karubaga Tolikara belum lama ini selasa,01/02/2016.
Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo,menjelaskan Honai modern ini rangkanya terbuat dari baja ringan dan atap serta dindingnya dari seng,ada ventilasi dan alasanya dari kayu,ada jarak dari tanah.
Di dalam di di desain ruang keluarga dan satu ruang tidur, tempat masak serta kamar mandi. Tentu sangat ideal bagi masyarakat pengunungan tengah papua khususnya masyarakat Tolikara bisa hidup sehat.
Dikatakannya hal yang sama juga di terapkan untuk pembangunan semua kantor pemerintahan. Model pembangunan kantor pemerintahan di kembangkan bernuansa lokal yaitu atap bangunan harus berbentuk rumah honai.
Pembangunan honai modern ini ternyata mendapat pujian dari seluruh masyarakat Tolikara.Tokoh masyarakat Tolikara Kiwe Yikwa mengaku Honai ini dipuji karena kuat, tidak mudah terbakar. Maklum setiap Pilkada bupati, di beberapa Kabupaten di pegunungan sering terjadi konflik antar pendukung. Selain ada Korban nyawa, juga honai-honai bisa terbakar.
“Kami senang dengan pembangunan rumah honai modern ini yang sangat ideal bagi kami. Hanya saja honai modern ini kurang luas karena fungsi sosialnya hilang,keluarga besar tidak bisa tertampung. Kami minta kedepan pembangunan rumah honai ini size nya diperbesar”kata Kiwe Yikwa.(Derwes y).

Posting Komentar