PK,.Mabesau (22/5).Semangat kebangkitan nasional tidak pernah memudar, namun justru semakin menunjukkan urgensinya bagi kehidupan berbangsa. Padahal semangatitu sudah tercetus sejak 109 tahun yang lalu, ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo, namun sampai sekarang tetap semangat ampuh menyatukan dan menyemangati gerak sebagai bangsa. Demikian sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-109 yang dibacakan Irjenau Marsda TNI Umar Sugeng Haryono di Lapangan Apel Mabesau, Senin (22/5).
Dikatakan, betapa tak mudah para pendahulu merajut angan ke-Indonesiaan saat itu, ketika infrastuktur transportasi dan komunikasi masih terbatas, ketika sumber daya insani yang teguh dengan pemikiran ke-Indonesiaan masih dapat dihitung dengan jari, ketika acuan untuk memperkokoh kesamaan suku bangsa dan adat masih belum mengakar kuat, ketika semuanya itu berada dalam konteks ketakutan akan kekejaman kolonialis yang siaga memberangus setiap pemikiran yang memantik hasrat lepas dari belenggu penjajahan.
“Persoalan pemerataan merupakan masalah semua bangsa,bahkan negara-negara majupun berkutat dengan isu kesenjangan yang sama, bahkan mencatat indeks yang lebih tinggi, lebih senjang dibanding Indonesia”, ungkapnya.
Untuk mewujudkan pemerataan yang berkeadilan sosial adalah penghormatan terhadap cita-cita para leluhur pendiri bangsa menginginkan tidak ada jurang yang membatasi penyebaran kesejahteraan bagi seluruh penduduk Indonesia, sehingga kebangkitan nasional akan berarti jika tidak ada suatu anak bangsapun yang tercecer dari gerbong kebangkitan tersebut.
Menurutnya, satu abad sejak organisasi Boedi Oetomo digagas telah memunculkan dimensi baru dalam lanskap sosial budaya seluruh umat manusia. Perubahan besar telah terjadi dalam satu kata “digitalisasi” adalah kata yang tepat. Berkah digitalisasi yang paling nyata terjadi di setiap sektor terkait dengan dipangkasnya waktu perizinan.
Posting Komentar